Tim Pengabdian Sosiologi ULM Kembangkan Taman Karamunting di Desa Barambai Kolam Kanan

0

DESA Barambai Kolam Kanan, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala (Batola) didorong untuk mengembangkan eco-tourism (ekowisata) dan educational tourism (pariwisata pendidikan).

HAL ini mengacu pada potensi pengelolaan lahan gambut untuk potensi wisata yang ditangkap Tim Pengabdian Masyarakat Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Arah pengembangan itu pun didiskusikan dalam temu Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Sosiologi ULM dipimpin Ismar Hadin dan Setia Budhi dengan Camat Barambai, Nurwahyudi serta Kepala Desa Barambai Kolam Kanan Edy Songkowo di Aula Kantor Desa Barambai Kolam Kanan, Sabtu (17/9/2022).

Beberapa desain pengelolaan lahan gambut untuk potensi wisata pun dirumuskan dalam musyarawah di Desa Barambai Kolam Kanan.

BACA : Usai Pulau Curiak dan Kanoko, Bupati Batola Hj Noormilyani Bidik Kembangkan Jejangkit Ecopark

Dalam paparan Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Sosiologi menyebut bahwa ekosistem rawa gambut adalah ekosistem yang selalu dianggap kurang memiliki nilai eksotika. Hal ini menjadi salah satu faktor meraih predikat lahan marginal.

“Selain dari aspek produksi ekonomi yang cenderung berbeda dengan lahan mineral yang dominan,” ucap Ismar Hamid.

Salah satu tumbuhan endemik dataran rendah yang tumbuh subur di Desa Barambai Kolam Kanan adalah karamunting. Yakni, jenis tumbuhan hidup di lahan yang memiliki tingkat kejenuhan air cukup tinggi.

BACA JUGA : Buka Akses ke Tapin-Batola, Ketua DPRD Kalsel Pastikan Proyek Poros Jalan Paminggir Berlanjut

Menurut Ismar Hadim, populasi tumbuhan karamunting banyak dijumpai di lahan rawat gambut. Walau tumbuhan mampu berbuah dan berbunga. Hanya saja, bunga yang dikeluarkan sedikit keindahan yang dapat dilihat pada ekosistem rawa gambut.

Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Sosiologi FISIP ULM menyarankan agar kawasan itu bisa diberima Taman Karamunting. Nilai filosofi eksotika yang terpancar di atas ekosistem rawa gambut.

“Eksotika adalah nilai fundamental yang diharapkan akan mekar hingga menghasilkan surplus value yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Barambai Kolam Kanan,” tutur Ismar Hamid.

BACA JUGA : Dekat dengan Masyarakat, Mahasiswa Prodi Sosiologi ULM Ikut KKN di Desa Pesisir Batola-Banjar

Masuk dari tim dalam perumusan desain tata kelola juga diakuri Camat Barambai Nurwahyudi. Ia mengungkapkan pengelolaan harus memperhatikan keadaan alam di desa.

“Saya menyambut baik program ini. Apalagi, program ini akan melibatkan banyak hal di dalamnya seperti sektor perikanan, pertanian, perkebunan dan kehutanan,” kata Nurwahyudi.

Kepala Desa Barambai Kolam Kanan Edy Songkowo berharap proyek percontohan (pilot project) yang ditawarkan tim bisa ditindaklanjuti dengan penyiapan dokumen sebagai dokumen desa.

BACA JUGA : Raih Suara Terbanyak, Setia Budhi Kembali Pimpin Prodi Sosiologi FISIP ULM

Ketua Prodi Sosiologi FISIP ULM Setia Budhi mengungkapkan dalam desain pengelolaan Taman Karamunting bisa mengusung pendekatan ekowisata dan parawisata pendidikan.

Dalam pengamatan Setia Budhi, ada empat area yang bisa dibuat dalam Taman Karamunting. Yakni, Conservation Area, Agroecology Area, Beje Area dan Rest Area.

“Area pengelolaan bisa menjadi laboratorum kegiatan penelitian mahasiswa, para dosen dan pemerintah daerah,” ucap doktor lulusan Universitas Kebangsaan Malaysia ini.

BACA JUGA : Prodi Sosiologi FISIP ULM Siap Terapkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka

Apalagi, para mahasiswa yang diajak dalam diskusi juga menyambut antusias untuk mencari pengalaman dan berbagi karya dengan masyarakat desa.

“Sebab, pariwisata dengan basis fundamental dalam kehidupan menjadi sebuah objek yang diminati oleh masyarakat untuk dikunjungi yang mencakup beragam kepentingan, baik itu dalam konteks mendapatkan kebahagiaan, pengalaman baru maupun pengetahuan baru,” tutur Setia Budhi.

Menurut dia, keuntungan material akan didapat daari pengelolaan objek wisata. Yakni, surplus value dari kemampuan dan konsistensi dalam menjaga sesuatu yang bersifat fundamental.

“Pengembangan atau inovasi dapat dilakukan selama tidak kontradiktif atau menghilangkan nilai-nilai fundamental,” paparnya.

BACA JUGA : 2 Mahasiswa Sosiologi FISIP ULM Magang di Greenpeace Indonesia

Masih menurut Setia Budhi, prinsip dasar pengelolaan pariwasata berkelanjutan adalah karena risiko kerugian sangat rendah, meski surplus value menurun akibat faktor seperti force majeure.

“Sebab, nilai fundamental akan tetap ada bagi kehidupan, baik ekonomi, sosial budaya, lingkungan dan lain-lain,” katanya.

Ditinjau dari analisis pentagonal aset, Tim Pengabdian Prodi Sosiologi FISIP ULM merekomendasikan setidaknya ada dua modal penting yang dimiliki Desa Barambai Kolam Kanan. Yaitu, modal alam dan modal sosial.

BACA JUGA : Dosen Sosiologi FISIP ULM-UPR Sepakat Bentuk Laboratorium Bersama

“Modal alam berupa adanya ekosistem gambut dengan kondisi masih alami, serta menjadi milik desa, dengan luas 8,30 hektare. Nilai fundamental yang terdapat pada ekosistem tersebut adalah fungsi ekologisnya. Ekosistem gambut merupakan ekosistem vital didasarkan pada biodiversity-nya,” beber Setia Budhi.

Berikutnya, pengembangan ekowisata merupakan salah satu upaya pemanfaatan sumberdaya lokal yang optimal. Kata Setia Budhi, sejalan dengan praktik ekowisata berbasis masyarakat, konsep pariwisata berbasis lingkungan dan masyarakat ini merupakan sebuah konsep pariwisata menekankan pada sisi mengelola pariwisata kolaboratif sumberdaya alam dengan sumberdaya budaya.(jejakrekam)

Penulis Akhmad Faisal
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.