Mambantat Mangadalun, Dijamur Kada Karing, Dirandam Kada Bangai, Dibanam Kada Hangit

0

Oleh : Noorhalis Majid

TABIAT buruknya sudah melekat dan mandarah daging, tidak bisa lagi diperbaiki. Segala nasihat, petuah, bahkan sanksi hukuman dan berbagai tindakan, sudah tidak bisa mengubahnya.

BAHKAN, tidak membuatnya jera, selalu mengulang dan semakin menjadi-jadi. Itulah makna dari peribahasa (paribasa) Banjar mengenai mambantat mangadalun, dijamur kada karing, dirandam kada bangai, dibanam kada hangit.

Mengental keras membeku jadi satu, dijemur tidak kering, direndam tidak luntur, dibakar tidak bisa gosong, demikian arti harfiahnya. Segala hal dan cara dilakukan, tidak juga mampu mengubahnya – entah benda seperti apa yang dipinjam dalam ungkapan ini, sehingga apapun yang dilakukan terhadap benda tersebut, tidak mengubah apa-apa.

Banyak benda yang kalau dijemur akan kering, sedangkan ini tidak. Kalau direndam akan luntur – berubah bentuk dan warna, sementara ini tidak. Apalagi dibakar, akan gosong, habis jadi debu, sedangkan ini tidak.

BACA : Menyoal Etika dan Politisasi Bansos

Dipinjam menggambarkan seseorang yang tabiatnya sudah tidak bisa diubah walau dengan cara apapun. Kalau ada keyakinan bahwa setiap manusia pasti berubah seiring waktu dan perjalanan hidupnya. Makanya, ungkapan ini menolaknya, ternyata ada saja yang tidak bisa dan mau berubah diri. Dari dulu sampai tua, hingga ajal akan menjemput, tetap tabiatnya tidak berubah.

Contoh-contoh sederhana tentu juga sering dijumpai, misalnya ada yang bertabiat culas, licik, suka menipu – walau sudah sering dinasihati bahkan diberi sanksi dan hukuman, tetap juga terus melakukannya, dan menjadi tabiat yang melekat dari muda hingga usia tua.

BACA JUGA : Senator Kalsel Sepakat Hukuman Mati Koruptor Anggaran Penanganan Covid-19

Yang bisa dilakukan adalah memahami, mengerti, waspada agar tidak menjadi korban. Ungkapan ini memberikan nasihat sangat dalam, bahkan manusia bagaimana pun buruknya, mestinya bisa berubah, memperbaiki diri dari waktu ke waktu, tidak berhenti pada satu titik.

Terus berefleksi dan mengevaluasi diri, agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tidak menjadi manusia yang merugi – bahkan agama banyak memberikan nasihat dan peringatan tentang siapa manusia yang merugi itu.

BACA JUGA : Wajib Umumkan ke Publik, Eks Koruptor Boleh Mencalon Kepala Daerah

Rupanya, walau nasihat sudah sering didengar, ada saja yang enggan memperbaiki diri, membiarkan segala yang buruk melekat hingga ajal menjemput, mambantat mangadalun, dijamur kada karing, dirandam kada bangai, dibanam kada hangit.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Pembina Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) Banjarmasin

Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.