Menakar Urgensi Pembangunan Tugu Nol Kilometer bagi Kesejahteraan Banua

0

Oleh : Dr H Subhan Syarief MT

DIDESAIN dalam proyek tahun jamak (multiyear), pembangunan Tugu Nol Kilometer di kawasan Gubernuran Kalimantan Selatan, Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin diprediksi menelan dana Rp 160 miliar lebih, kembali dilanjutkan usai sempat tertunda.

TUGU yang diklaim layaknya Monumen Nasional (Monas) di Jakarta ini sebagai ikon Banua telah dimulai pembangunannya bertepatan dengan Hari Jadi Provinsi Kalsel ke-72 oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang akrab dipanggil Paman Birin, hingga tuntas pada 2024.

Nah, kalau diukur dari postur APBD tergambar dalam KUA-PPAS APBD tahun 2003 yang disampaikan Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar diproyeksi sebesar Rp 6.425.631.889.568 atau hampir Rp 6,5 triliun.

BACA : Jadi Ikon Kalsel Laiknya Monas, Pembangunan Tugu Nol Kilometer Telan Dana Rp 160 Miliar

Dari pernyataan Sekdaprov, jelas digambarkan jika KUA-PPAS 2023 seperti terekam di media masssa dimaksudkan mewujudkan amanat rakyat melalui sinergitas pihak eksekutif dan legislatif untuk memberikan pelayanan secara umum dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini demi tercapainya tujuan bernegara dalam batas otonomi daerah yang dimiliki dengan tetap berpedoman sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ada catatan penting yang patut disampaikan dari pernyataan Sekdaprov Kalsel itu bahwa satu tujuan utama yang harus dicapai dari pengunaan dana anggaran tersebut adalah Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

BACA JUGA : Biaya Proyek Pembangunan Tugu Nol Kilometer Rp300 Miliar Direvisi

Nah, bila hal ini dikaitkan dengan pembangunan Tugu Nol Kilometer tersebut telah perlu didalaminya lagi. Apakah memang ada korelasi kuat bahwa dampak membangun Tugu Nol Kilometer, maka hasilnya akan dapat langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lantas bisa dibandingkan atau dikomparasikan dengan membangun infrastruktur pendidikan, kesehatan, pertanian. Termasuk, penanggulangan bencana akibat dampak kerusakan lingkungan.

Mengutip pernyataan Gubernur Kalsel seperti terekam di media massa bahwa pada 2023 bahwa tema pembangunan Banua adalah penguatan daya saing sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan perekonomian berkelanjutan.

BACA JUGA : Tugu Nol Kilometer Kalsel Terganjal RTRW Banjarmasin

Tema itu berkelindan dengan isu-isuisu strategis pembangunan, antara lain meningkatkan SDM yang unggul dan berdaya saing, optimalisasi sektor industri, UMKM, pertanian dan pariwisata, memperkuat infrastruktur, meningkatkan tata kelola pemerintahan yang fokus pada pelayanan publik. Termasuk, meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup serta mewujudkan Kalsel sebagai gerbang ibukota negara (IKN) dan pendukung food estate.

Dari pernyataan Paman Birin bahwa fokus pembangunan Kalsel tahun 2023 diarahkan untuk kesehatan, pendidikan dan keterampilan. Kemudian, UMKM dan ketenagakerjaan, investasi hilirisasi industri, pertanian dan pariwisata, serta meminimalisir bencana alam seperti banjir dan kebakaran hutan dan lahan. Termasuk pula, mawas diri terhadap pandemi Covid-19 yang belum dinyatakan berakhir.

BACA JUGA : Telan Dana Miliaran Rupiah, Taman Nol Kilometer Hiasi Gubernuran Lama

Dari uraian Gubernur Kalsel itu pada dasarnya bisa diketahui dan disimpulkan kemana seharusnya fokus utama pengunaan dana APBD Kalsel. Tentu muncul pertanyaan apakah pembangunan Tugu Nol Kilometer sudah dikaji atau diperhitungkan secara akurat dengan dampaknya. Yakni, penguatan daya saing SDM untuk meningkatkan perekonomian berkelanjutan.

Jika dikaji lebih dalam lagi, dengan membangun Tugu Nol Kilometer yang akan menelan biaya, bagaimana dampaknya? Apakah mampu atau terkait dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Kalsel. Kemudian, peningkatan produksi pertanian termasuk tentu kesejahteraan petani, meningkatkan usaha di sektor industri atau UMKM, meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan juga hal penanggulangan bencana. Jelas, dampak kerusakan lingkungan dan tentu terkhusus bencana banjir yang rutin mendera Kalsel.

BACA JUGA : Tugu Nol Pal Setinggi 99 Meter Diselimuti Tulisan Lam Jalalah

Tentu dari premis dari keduanya akan sulit untuk mengaitkan pembangunan Tugu Nol Kilometer dari fokus utama dari tujuan pembangunan Kalsel seperti yang dikehendaki Gubernur Kalsel.

Jika ternyata tujuan membangun Tugu Nol Kilometer untuk membangkitkan sektor pariwisata. Maka, hal itu masih perlu untuk dianalisis mendalam asas manfaat yang didapat. Ini Mengingat jangka waktu pembangunan yang cukup panjang (lebih dari satu tahun) dan biaya juga besar, dengan total yang mencapai Rp 160 miliar tersebut.

BACA JUGA : DPRD dan Pemprov Kalsel Sepakati KUA PPAS 2023

Kemudian, bila pembangunan Tugu Nol Kilometer itu juga dikoneksikan dengan kondisi saat ini, di mana sektor ekonomi yang lagi tak stabil memang dikhawatirkan bisa saja ujungnya biaya akan membengkak. Padahal proyek besar ini bila dilihat secara mendalam dasarnya bukanlah masuk dalam kategori kelompok program yang mendesak dan urgen seperti yang disampaikan oleh Gubernur Kalsel. Atau dengan kata lain tak terkait langsung dengan fokus pembangunan Kalsel di tahun 2023.

Di sisi lain, bila dampak pembangunan Tugu Nol Kilometer ini dikaitkan untuk menumbuhkan perekonomian, tentu saja tidak terlalu banyak memberikan dampak langsung. Apalagi bila dikaitkan dengan hal meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

BACA JUGA : Pemprov Kalsel Sampaikan KUA dan PPAS 2023 ke DPRD Kalsel

Beda, bila misalkan dana tersebut digunakan untuk membangun infrastruktur pertanian, atau untuk membangkitkan UMKM. Jelas, dampaknya pasti sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Atau, kemudian bila dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur pendidikan ataupun kesehatan, maka tentu dengan dana yang Rp 160 miliar bisa digunakan untuk membangun pasar, membangun sekolah ataupun membangun puskesmas dan rumah sakit.

Barang tentu, dampaknya akan lebih langsung di terima oleh masyarakat. Ini artinya apa yang menjadi target Gubernur Kalsel untuk penguatan daya saing SDM guna meningkatkan ekonomi berkelanjutan. Kemudian, apa yang dinyatakan Sekdaprov Kalsel berkelindan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan bisa lebih cepat terwujud.

BACA JUGA : Paman Birin Tegaskan Visi Misi Kalsel

Jadi, bisa disimpulkan bahwa membangun Tugu Nol Kilometer memang akan dapat meningkatkan ‘kridebilitas Banua’  atau kebanggaan bagi Kalsel. Hanya saja, tetapi bila melihat aspek urgensi dan juga kondisi saat ini apalagi pasca Covid-19 yang berpengaruh terhadap kondisi ekonomi nasional dan dunia internasional.

Atas premis-premis itu, sebaiknya pembangunan Tugu Nol Kilometer itu di pertimbangkan lagi. Hal ini mengingat masih banyakprogram lain yang mendesak dan lebih penting sehingga memerlukan dukungan dana APBD.(jejakrekam)

Penulis adalah Mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Kalsel

Arsitek di Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalsel

Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.