Berbungkus Daun Pisang, Kue Apam Banjar Lebih Lezat Dinikmati Selagi Hangat

0

APAM Barabai masuk dalam warisan tak benda (WTB) Indonesia pada tahun 2012 dengan nomor registasi 2012002422 dalam kategori kemahiran dan keterampilan kerajinan tradisional.

NAMUN, pengananan tradisional bukan melulu asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan. Di Banjarmasin, misalkan, ada kue kukus tradisional sejenis yang terasa manis, gurih dan enak baik berwarna coklat maupun putih juga termasuk yang familiar di lidah.

Kue yang dibangun dari tepung beras ditambah pemanis dari gula aren plus tape ubi (singkong) sebagai bahan fermentasi mendapat tempat tersendiri bagi penikmatnya.

Salah satu kios yang menjajakan apam Banjar, begitu warga menyebutnya terletak di Jalan Gerilya, Kelurahan Tanjung Pagar, Banjarmasin Selatan, termasuk cukup laris.

BACA : Bedah Buku Pilanggur dan Satipis Apam Barabai, Upaya Melestarikan Bahasa Lokal

Ada tiga jenis kue apam yang dijual di kios sederhana di bahu jalan ini. Yakni, kue apam besar, kue apam putih dan kue apam berbentuk bintang.

“Kalau kami menyebutkan kue apam Banjar daun pisang. Jelas berbeda dengan kue apam Barabai, karena dibuat lebih tebal dalam wadah daun pisang,” ucap pembuat kue apam Banjar, Asri kepada jejakrekam.com, Rabu (6/7/2022).

BACA JUGA : Ternyata Paman Birin Senang Apam Hambuku

Dalam sehari, Asri mengaku membutuhkan sedikitnya 5 hingga 7 kilogram tepung beras, ditambah bahan-bahan lainnya seperti ragi singkong dan daun pisang.

“Sudah lama kami berjualan apam Banjar ini. Biasanya saat sore hari lebih laris, karena pembuatan kue ini dilakukan pada siang hari,” kata Asri.

BACA JUGA : Mengenal Kearifan Lokal, Membuat Kue Cincin Khas Kubah Basirih

Saban hari, Asri dibantu keluarga besar bisa menghasilkan ratusan kue apam Banjar yang siap dinikmati para pelanggannya. Harga yang ditawarkan cukup ramah di kantong. Untuk apam putih dan apam bintang dibanderol seharga Rp 1.000 per biji. Sedangkan, apam di atas daun pisang ukuran besar dijual seharga Rp 5.000 per biji.

Jika tengah laris manis, Asri bisa mendapat keuntungan cukup besar. Rata-rata omzet penjualan mencapai Rp 500 ribu per hari. “Kue apam Banjar ini jelas berbeda dengan apam Barabai. Dari bentuk dan ukurannya,” kata Asri.

BACA JUGA: Bermula Untuk Hidangan Acara Keluarga, Kue Ipau Kini Jadi Primadona Saat Puasa

Dari resep keluarga, pria kelahiran Kelayan ini meramunya menjadi kue basah yang enak dan legit. Apalagi, jika disantap dalam kondisi hangat jauh lebih lezat.

“Kebanyakan para pembeli dari kawasan sekitar. Namun, ada pula yang datang dari jauh untuk oleh-oleh saat berkunjung ke Banjarmasin,” beber Asri.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.