Jadi Kukuyaan Urang

0

Oleh : Noorhalis Majid

DISEBABKAN pernah melakukan perbuatan yang dianggap salah, bila ada hal serupa atau kemungkinan berpotensi terjadi kejadian yang sama, maka hal yang pernah dianggap salah tersebut akan diungkit kembali sebagai peringatan. Dijadikan pembelajaran agar tidak terulang, itulah yang dimaksud jadi kukuyaan urang.

JADI bahan cerita banyak orang, begitu arti harfiahnya. Cerita tentu ada yang baik dan ada pula yang buruk. Cerita baik akan jadi contoh baik untuk ditiru. Cerita buruk, jadi pembelajaran dan peringatan agar jangan dilakukan. Sering kali cerita buruk lebih lama bertahan dan tersebar luas. Sebagaimana informasi atau berita, kabar buruk lebih suka dibaca ketimbang kabar baik.

Padahal kabar buruk berpengaruh negatif – menggerogoti daya tahan tubuh. Sementara kabar baik akan memotivasi – membuat diri lebih bersemangat. Entah kenapa kabar buruk lebih banyak dibaca dan diminati, sedangkan kabar baik dianggap normal, biasa – tidak istimewa.

BACA : Kuliner Banjar; Refleksi di Ujung Lidah, Warisan yang Tak Boleh Luntur

Sekalipun peristiwanya sudah lama, namun karena diulang-ulang dan terus diceritakan, seperti baru saja terjadi. Setiap ada kesempatan, baik di rumah, di warung, di berbagai kesempatan berkumpul, cerita itu selalu menjadi topik utama.

Diulas dalam berbagai perspektif dan sudut pandang. Antara fakta dan gosip sudah bercamur menjadi satu, sulit dipisahkan. Sedikit saja ada keterkaitan, cerita kembali muncul, seakan tidak pernah bosan untuk terus diulang.

BACA JUGA : Teranyar ‘Dijamak Jibril’, Dokumentasikan Paribasa Banjar Berisi Nasihat dalam Tiga Buku

Hidup, tidak boleh salah. Kalau salah, segera perbaiki dan jangan diulang, begitu nasehat sering disampaikan. Karena bisa saja hukuman atas satu perbuatan yang dianggap salah, dapat lebih berat dari kesalahan itu sendiri. Kesalahan sekadar mencuri ayam atau sendal, saat menjadi berita dan kisah yang tersebar luas, hukumannya menjadi jauh lebih besar. Menceritakan berulang-ulang satu kesalahan yang telah dilakukan, bagian dari hukuman atas kesalahan itu.

BACA JUGA : Lama Vakum, Dewan Kesenian Banjarmasin Kembali Gelar Ajang Musyawarah Seniman

Ungkapan ini memberikan pelajaran, berhati-hatilah dalam menjalani hidup – jangan sampai salah, jangan suka membuat kesalahan yang tidak perlu. Buat dan ukir cerita hidup yang baik-baik saja, agar menjadi pelajaran bagi yang lainnya. Kalau yang muncul hanya cerita buruk, dan cerita itu sangat memalukan, bisa jadi kukuyaan urang.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Staf Senior Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyaraktan (LK3) Banjarmasin

Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.