Stok Sapi di Banjarmasin Berkurang Akibat PMK, Harga Tembus Rp 15-75 Juta per Ekor

0

STOK hewan kurban yang akan dipotong pada perayaan Idul Adha 1443 H di Banjarmasin, mulai berkurang di Rumah Potong Hewan (RPH) Banjarmasin.

SAAT ini, di RPH Banjarmasin, Jalan Tembus Mantuil, Basirih Selatan telah tersedia 230 ekor sapi yang didatangkan dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Sebagian besar sapi-sapi ini dari Bima dan Kupang baru diterima pada Senin (27/6/2022) lalu. Stok sapi ini didatangkan karena ketersediaan sapi utuk hewan kurban di Banjarmasin masih terbatas akibat merebaknya virus penyakit mulut dan kaki (PMK),” ucap Kepala UPT RPH Banjarmasin, Agus Siswandi kepada awak media, Kamis (30/6/2022).

Untuk saat ini, ditegaskan Agus, pengiriman sapi asal Jawa Timur yang biasanya mendominasi sementara waktu disetop. Karena, Jawa Timur termasuk daerah endemi PMK.

BACA : Antisipasi PMK, Bupati H Sukamta Cegah Sapi Luar Masuk Ke Tanah Laut

“Dibandingkan tahun lalu, stok tahun ini agak kurang. Karena, sapi-sapi dari Jawa Timur juga tidak boleh mengirim ke sini. Mungkin turunnya sekitar 20 persen dari yang dulu,” beber Agus.

Dia memastikan untuk sapi-sapi yang baru didatangkan dari dua wilayah itu, langsung dicek kesehatan.  Hal ini guna mengetahui ada tidaknya gejala PMK maupun penyakit lainnya. H

“Hal lainnya yang kami lakukan dengan cara mengisolasi sapi di kandang terpisah terlebih dahulu. Kemudian, sapi akan diberikan antibiotik dan vitamin-vitamin. Setelah itu, baru lah sapi ditimbang beratnya,” kata Agus.

BACA JUGA : Pintu Gerbang IKN, Kalsel Jadi Lumbung Ternak Sapi

Menurut dia, ada ruang penampungan yang menjadi isolasi sapi-sapi tersebut. Karena RPH Banjarmasin belum memiliki vaksin PMK, maka sapi-sapi itu terpaksa hanya diberi antibiotic dan vitamin. “Setelah dari penampungan itu, dilakukan penimbangan, baru masuk ke kandang,” ucapnya.

Agus mengakui jika sapi-sapi tak diberi vaksin PMK, karena Banjarmasin bukan daerah pembibit sapi. Sehingga, tak ada kegiatan vaksinasi bagi sapi-sapi tersebut.

“Soal alasannya lebih detail bisa ditanyakan ke Pemprov Kalsel. Sebab, di RPH Banjarmasin sifatnya sekadar menampung, bukan peternakan. Tapi alasan yang saya tahu, mungkin itu,” terangnya.

BACA JUGA : Bisnis Domba dan Sapi di Kalsel Sangat Menjanjikan, ISMI Kalsel Beri Pelatihan

Masih menurut Agus, untuk harga sapi jelang Hari Raya Idul Adha mengalami kenaikan. Sedikitnya ada dua penyebab. Yakni, adanya virus PMK yang menyerang hewan ternak serta kenaikan harga daerah pemasok seperti Bima dan Kupang.

“Mendekati Hari Raya Kurban, harga sapi agak mahal. Naiknya kira-kira Rp 70 ribu-75 ribu per kilogram daging. Jadi, jika dikalikan 200 kilogram berarti harga mencapai sekitar Rp 15 juta per ekor,” beber Agus.

Menurut dia, serangan virus MPK juga memicu kenaikan harga di daerah pemasok yang selama ini mendatangkan sapi-sapi ke Banjarmasin.

BACA JUGA : Menjelang Hari Raya Kurban, Stok Sapi dan Kambing Terbatas

Kondisi ini juga diakui Rasidi Ahmad. Pedagang sapi di UPT RPH Banjarmasin mengungkapkan tahun ini stok sapi yang dimilikinya terus berkurang akibat mewabahnya virus PMK.

“Saya hanya bisa memenuhi stok permintaan untuk pelanggan saja.  Kami utamakan pelanggan, baru masyarakat lainnya. Kita lihat nanti ke depan,” kata Rasidi.

Dia mencontohkan harga sapi saat ini berkisar Rp 15 juta dan Rp 75 juta per ekor, tergantung jenis dan berat sapi.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2022/06/30/stok-sapi-di-banjarmasin-berkurang-akibat-pmk-harga-tembus-rp-15-75-juta-per-ekor/,https://jejakrekam com/tag/rph-banjarmasin/
Penulis Ummu Hani
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.