Kalsel Kembali Berduka, Maestro Seniman Bapandung Banjar Abdussukur MH Tutup Usia

0

DUNIA kesenian Kalimantan Selatan berduka. Banua kehilangan sosok yang dikenal sebagai pelestari kesenian tradisi Bapandung, Abdussukur MH.

SENIMAN sekaligus budayawan kawakan ini tutup usia pada 56 tahun pada Rabu (6/4/2022) di RS Bhayangkara Banjarmasin. Selain dikenal sebagai seniman tradisi Bapandung, Abdussukur juga pemain Mamanda dengan peran sebagai Hadam yang kocak dan lucu itu. Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (6/4/2022) siang, pukul 12.45 Wita.

Sebelumnya, kabar duka itu datang dari sang muridnya, Putri Permata Kumala selaku Komite Tari Dewan Kesenian Banjarmasin membagikan kabar lewat grup.

Innalillahi wa innailaihi roji’un. Om Sukur Lawang, meninggal dunia di RS Bhayangkara pada jam 12.45 Wita, dan mudahan sidin dilimpahkan rahmat oleh Allah Ta’ala. Aamiien yaa Allah yaa Robbal’aalamiien,” ucap Putri ketika di RS, disiarkannya kepada jejakrekam.com, Rabu (6/4/2022).

BACA : DPRD Kalsel Harapkan Pengembangan dan Pelestarian Budaya Asli Banua di Anjungan TMII

Berdasar informasi yang dibagikan oleh keluarga mendiang bahwa shalat jenazah akan dilaksanalan pada ba’da Shalat Ashar di Masjid Al-Jihad Banjarmasin, Rabu 5 Ramadhan 1443 H/6 April 2022 M. Bertempat di ruang induk Masjid Al-Jihad, Jalan Cempaka Besar, Banjarmasin.

Jenazah almarhum Abdussukur, sang Maestro Bapandung itu akan dimakamkan di Alkah Keluarga, Jl A. Yani Kilometer 29, Guntung Damar, Landasan Ulin, Banjarbaru.

Atraksi maestor Bapandung, Abdussukur MH dalam sebuah pageleran seni di Taman Budaya Provinsi Kalsel. (Foto Istimewa)

Mengulik tentang kesenian teater tradisi Banjar, Bapandung merupakan sastra lisan Banjar bercerita yang biasanya diadakan sebagai hiburan. Akar kata dari Banjar Arkais yaitu ‘Pandung’ artinya menirukan tingkah laku. Bapandung adalah salah satu seni teater tradisional dari Kalimantan Selatan yang hampir punah.

BACA JUGA : Dari Musik Panting dan Bagandut, Seniman dan Budayawan Tapin Ibnu Mas’ud Tutup Usia

Bapandung berkembang dalam masyarakat suku Banjar Hulu di Kabupaten Barito Kuala. Seni ini mulai di pertunjukan oleh seorang petani di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, pada awal tahun 1960-an.

Maestro seni tradisonal Banjar, almarhum Bachtiar Sanderta pernah memanggil Abdussukur untuk sebuah misi mengangkat kesenian yang nyaris punah pada tahun 1995.

Lantas, almarhum Abdussukur berupaya kembali menghidupkan itu sebagai pelestari sastra lisan yang kini mulai ditinggalkan masyarakat Banjar, dan semangat itu terbukti gelak tawa para penonton cukup pecah saat penampilannya di atas panggung Gedung Balairung Sari, Taman Budaya Kalimantan Selatan, pada Jumat malam (21/7/2017).

BACA JUGA : Maestro Seniman Banjar Fadli Zour, Pencipta Lagu Pambatangan Tutup Usia

Berkat geliat keseniannya itu, Abdussukur pernah diundang ke beberapa perhelatan seni budaya di Surakarta, Palu, dan Medan. Seniman muda yang pernah terlibat bergaul adalah Muhammad Budi Zakia Sani. Dia mengaku kedekatannya dengan almarhum Abdussukur MH cukup erat semasa berkesenian di Taman Budaya Kalimantan Selatan.

Staf Muda Walikota Banjarmasin Bidang Pendidikan, Seni dan Kebudayaan itu menyampaikan. “Beliau itu seorang seniman yang cukup panjang masa baktinya terhadap kesenian tradisi Banjar. Kita ketahui yang menonjol adalah kesenian Bapandung, sekarang mulai langka,”

Dalam dunia kesenian, kata Zaki, termasuk seorang praktisi serta pelestari Bapandung yang giat mengajarkan ilmunya kepada generasi muda saat ini. Beberapa kali kesempatan, menurut Zaki, almarhum selalu menyempatkan diri untuk berhadiri dalam memberikan ilmu kesenian Bapandung di acara workshop.

BACA JUGA : Agar Tak Punah, Regenerasi Seniman Lamut Harus Digeber Serius

“Selain itu, beliau juga aktif di Sanggar Lawang Banjarmasin, dan terlibat di grub Mamanda, yang kerap ditampilkan oleh UPTD Taman Budaya maupun Teater Banjarmasin, dan juga dari grup Kasumba Entertainment,” beber Zaki.

Zaki berkata mengingat sosoknya penuh karakter seni,  keahlian almarhum Abdussukur memainkan karakter yang jenaka dengan perannya sebagai Hadam.

Secara pribadi, Zaki mengatakan sosok Abdussukur memiliki karakter yang lucu dan sangat humoris dengan kesehariannya itu. “Sehingga bagi saya secara pribadi merupakan sebagai sahabat yang paling dekat dengan beliau. Karena sosoknya sangat humble sekali, kerap bergaul saat di lingkungan Taman Budaya,” ucap Zaki.

BACA JUGA : Seniman Madihin Kawakan Banjar Jhon Tralala Tutup Usia, Doa Bela Sungkawa Menggema

Kata Zaki lagi, memang sosoknya tidak ada jarak dengan anak muda, baik itu di sanggar bahkan sekeliling di taman budaya pun sangat mengenali pegiat seni Bapandung tersebut.

“Saya turut berduka cita atas meninggalnya pelestari Bapandung, Kak Abdussukur. Mewakili dari para seniman, kami mengucapkan dan memohon doa kepada masyarakat Banjar,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.