Dari Musik Panting dan Bagandut, Seniman dan Budayawan Tapin Ibnu Mas’ud Tutup Usia

0

INNALILAHI wa innalihi rojiun. Tokoh seniman dan budayawan Kabupaten Tapin, Ibnu Mas’ud berpulang ke Rahmatullah pada Rabu (29/12/2021) siang pukul 13.00 Wita, dalam usia 61 tahun.

RASA duka cita pun dirasakan kolega almarhum yang selama ini dikenal giat untuk membangkitkan dan melestarikan budaya Bumi Ruhui Rahayu, julukan Kabupaten Tapin. Seniman Banjar asal Tapin, Khairiadi Asa mengungkap rasa duka dan kehilangan atas sosok Ibnu Mas’ud.

“Almarhum Ibnu Mas’ud bin Darul Mas’ud merupakan seorang legendaris, seniman dan budayawan Tapin,” ucap Khairiadi Asa kepada jejakrekam.com, Rabu (29/12/2021).

Meski saat ini tak lagi bersua, namun Khairiadi Asa mengaku sering berjumpa dengan Ibnu Ma’sud di platform media sosial, khususnya facebook membahas soal kebudayaan, kesenian dan lainnya yang ada di Kalimantan Selatan, khususnya Kabupaten Tapin.

“Dalam setiap komentarnya, almarhum selalu menggunakan bahasa yang santun dan inspiratif. Semoga beliau husnul khatimah, mendapat rahmat dan maghfirah dari Allah SWT. Lahul faatihah,” kata mantan anggota KPU Kabupaten Barito Kuala (Batola).

BACA : Haruskah Gandut Dihapus dari Local Wisdom Urang Banjar?

Menurut Khairiadi Asa, perkenalan dirinya dengan sosok Ibnu Mas’ud itu diawali saat pernah satu grup dalam musik panting Tapin Bastari. “Beliau adalah kawan sekaligus guru. Pada 1984, sama-sama ikutsama ikut pelatihan pelatih (ToT) musik panting di Rantau,” kata wartawan senior ini.

Menurut dia, pada 1985, saat itu musik panting Tapin diundang ke Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dalam rangka ulang tahun Partai Golkar se-Kalsel. “Saat itu, kami sama-sama berangkat dan tampil di malam hari. Luar biasa sambutan penonton saat itu,” cerita Khairiadi Asa.

BACA JUGA : Sejuta Rasa Musik Panting, Mengangkat Kultur Banjar Menjadi Penting

Menurut dia, salah satu lagu yang dibawakan yang diiringi alunan musik panting adalah ciptaan Bupati Tapin H Ahmad Makkie, saat itu.

“Lagunya berjudul Sirang Pitu yang merupakan ciptaan H Ahmad Makkie. Bupati Tapin ketika itu adalah orangtua Ahmad Yani Makkie (kini Kepala Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru) dan Abdul Haris Makkie (mantan Sekdaprov Kalsel),” tutur Khairiadi.

Di mata Khairiadi, sosok Ibnu Mas’ud merupakan seniman luar biasa, di era Ahmad Riadiy (Kai Karatun) yang aktif di dunai kesenian ketika itu menjadi seorang penari.

“Rupanya pertemuan kami pada 20 November 2021 lalu adalah yang terakhir. Saat itu, kami ikut menyosialisasikan Perda Budaya Banua dan Kearifan Lokal di Rantau, Kabupaten Tapin,” tutur Khairiadi.

BACA JUGA : Tari Topeng dan Kuda Gipang Dulu, Musik Panting Menyusul

Atraksi tari Gandut dari sebuah sanggar asal Kabupaten Tapin, beberapa waktu lalu. (Foto Blog Kulo)

Dalam diskusi itu, Khairiadi mengatakan dirinya bersama Ibnu Mas’ud sempat membahas seni tradisi Bagandut yang kian memudar di Kabupaten Tapin. Bahkan, Bagandut kini telah masuk dalam daftar warisan tak benda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Dikutip dari Blog Kulo, Bagandut adalah tari tradisional Kalsel yang berkembang di Pabaungan, Pandahan, Parigi, Tatakan, Margasari hingga Rantau, ibukota Kabupaten Tapin.  Bagandut itu berasal dari kata “Gandut’ yang merupakan istilah untuk menyebut penari perempuan.

Dalam praktiknya, Bagandut terdiri dari empat jenis tarian yakni Gandut MangandanganGandut Mandung-mandungGandut Manunggul dan Gandut Karuncungan. Setiap jenis memiliki pakem atau aturan baku tersendiri, misalnya lagu dan gerak. Lagu diluar pakem biasanya dibedakan dengan sebutan bajapinan.

BACA JUGA : Bunyi Banjar: Catatan Etnomusikologi Musik Banjar

Seorang Gandut juga diyakini memiliki ilmu pemikat hati penonton yang dikehendakinya. Oleh karena itu, di masa lalu tidak sedikit Gandut yang kemudian diperistri oleh para bangsawan dan pejabat pemerintahan. Permaisuri Sultan Adam yang bernama Nyai Ratu Komalasari merupakan mantan Gandut yang terkenal.

“Ternyata pada hari Rabu (29/12/2021) sekitar pukul 13.00 Wita, mendapat kabar jika almarhum telah berpulang ke Rahmatullah. Banyak jasa beliau terhadap kemajuan seni dan budaya Banua. Semoga segala amal baik beliau menjadi amal jariyah, dan mendapat tempat terbaik disisi-Nya. Amin Ya Robbal ‘Alamin,” pungkas Khairiadi.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/12/29/dari-musik-panting-dan-bagandut-seniman-dan-budayawan-tapin-ibnu-masud-tutup-usia/
Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.