PLN Siap Pasok Listrik Hijau Dukung Industri EV Kembangkan Pabrik di Indonesia

0

PT Perusahaan Listik Negara (PLN)  punya kapasitas pembangkit EBT sebesar 29 GW di 2030 yang siap memasok kebutuhan listrik ramah lingkungan bagi produsen kendaraan listrik.

SAAT ini tengah trend di Indonesia soal listrik hijau yang dibutuhkan produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang membangun pabrik di Indonesia. Pabrik setrum pelat merah ini memiliki pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT) dengan kapasitas terpasang mencapai 9 gigawatt (GW). Kapasitasnya bakal meningkat hingga 29 GW pada 2030.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan dengan daya terpasang tersebut mampu memenuhi kebutuhan listrik industri hijau. Hal ini juga selaras dengan rencana pemerintah dalam mengembangkan kawasan industri hijau di sejumlah wilayah di tanah air.

BACA : Meriahkan Sidang Transisi Energi G20, Kementerian ESDM dan PT PLN Gelar Parade Motor Listrik

“Saat ini, semua industri bergerak pada energi berbasis ramah lingkungan. Melalui Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) hijau yang dicanangkan pada tahun 2021,  PLN siap mendukung industri di Kawasan Industri Hijau melalui pembangkit EBT,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Rabu (6/4/2022).

Pada tahun ini, PLN bakal menambah kapasitas terpasang pembangkit EBT sebesar 228 MW. Pembangkit ramah lingkungan tersebut terdiri dari PLTP sebesar 45 MW,  PLTA dan PLTM 178 MW serta pembangkit listrik tenaga bioenergi 5 MW. 

Selain dari sisi pasokan, Darmawan juga menjelaskan dalam mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia, PLN juga membuka peluang kerja sama dalam carbon trading melalui Renewable Energy Certificate (REC).

BACA JUGA : PLN UIP Kalbagtim Lanjutkan Pengamanan Aset Melalui Sertifikasi

“REC menjadi instrumen paling penting dalam menurunkan emisi. Kerja sama ini merupakan bukti nyata bahwa sektor industri mengambil peran luar biasa dalam transisi energi terbarukan,” ujar Darmawan.

Melalui REC, merupakan bukti PLN mewujudkan kerja sama pemenuhan tenaga listrik dari pembangkit berbasis EBT. Darmawan menjelaskan, kontrak pembelian REC dengan durasi kerja sama 1-5 tahun ini juga bakal memberi dampak positif bagi industri.

“Pelanggan memperoleh opsi pengadaan untuk pemenuhan target 100 persen penggunaan EBT yang transparan dan diakui secara internasional dan tanpa mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur,” kata Darmawan.

BACA JUGA : PT PLN UIP Kalbagtim Fokuskan Pembangunan Gardu Induk Tarjun Di Kotabaru

Tidak hanya itu, industri juga membuktikan eksistensinya dalam berkontribusi mengurangi emisi karbon dengan menggunakan energi yang berasal dari pembangkit EBT di Indonesia. Kontrak pembelian REC juga memberikan dampak bagi pemerintah yang tengah mendorong transisi energi menuju karbon netral 2060.

Diharapkan, masifnya kontrak pembelian REC dapat mendorong pertumbuhan pasar nasional energi terbarukan sehingga dapat mempercepat pencapaian target bauran energi.

“Kami sangat terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang ingin berkontribusi dalam penggunaan energi hijau dengan memanfaatkan REC ini,” papar Darmawan.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Riyadi
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.