Di bawah Permukaan Air Laut, Tata Kembali Kota Banjarmasin Harus ke Habitat Dasar

0

PENGEMBANGAN Kota Banjarmasin sebaiknya ditata kembali ke ‘habitat dasar’nya atau jati diri khasnya Kota Sungai dan Kota Rawa. Mengingat Kota Banjarmasin awalnya adalah kota yang berdiri di atas rawa pasang surut dengan dibelah dan dikelilingi oleh banyaknya sungai.

JADI PEMBANGUNAN kotanya mestilah mengikuti jati diri lingkungan aslinya. Pola yang digunakan saat ini dengan banyak merubah kondisi geografis asli (rawa) menjadi daratan (terurug) dasarnya telah membuat masalah bagi keseimbangan lingkungan Kota Banjarmasin,” ujar mantan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Kalsel Subhan Syarief, Kamis (10/3/2022).

Menurutnya, dahulu Banjarmasin lebih imun dan mudah menyesuaikan diri ketika air pasang sehingga tak banyak membuat masalah. “Ini karena area resapan dan sungai-sungai mulai yang besar, menengah, kecil, dan semua saling terkoneksi dengan baik sampai ujungnya terhubung ke laut,” tambah jebolan Doktor Universitas Sultan Agung Semarang ini.

BACA: Bukan Venesia Dari Timur, Ini Analisis Ahli Konstruksi Soal Normalisasi Sungai Veteran!

Sekarang area resapan, jelasnya, bahkan sungai sudah banyak yang mati dan tergerus oleh pembangunan infrastruktur bermodel mengurug (rawa / sungai diubah jadi daratan). “Bangunan tak lagi ramah lingkungan, model panggung tak lagi digunakan, semua habis terurug,” paparnya.

Akibatnya, sambung mantan Ketua Ikatan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (Intakindo) Kalsel ini, air kesulitan untuk mengalir dan ditarik ke arah sungai besar dengan ujungnya ke laut. “Masalah semakin kompleks ketika kemudian akibat dari pengaruh pemanasan global yang menyebabkan muka air laut menaik, memaksa air sungai pun turut menaik,” katanya.

BACA JUGA : Berbiaya Rp 1 Triliun, BWS Kalimantan III Golkan Proyek Tangkal Banjir Banjarmasin, Ini Daftarnya!

Kondisi Kota Banjarmasin yang sudah berada minus di bawah air laut dari tahun ke tahun semakin bertambah minusnya. “Ini karena area resapan menipis, sungai semakin menyempit, dangkal bahkan banyak yang mati. Kondisi semakin parah menerpa ketika musim hujan dan air laut pasang berbarengan datangnya,” tutur mantan Ketua Inkindo Kalsel ini.

Air hujan pun tak bisa turun ke sungai, sambungnya, atau ke area resapan karena sudah tertahan oleh menariknya permukaan air sungai. Akibatnya banyak lah daerah yang menjadi tergenang yang berhari hari baru bisa airnya surut. “Dengan dasar ini maka problem Kota Banjarmasin ke depan adalah akan banyak berkutat dalam persoalan dampak kenaikan air pasang dan air hujan. Jadi Kota Banjarmasin mesti memfokuskan kepada penanggulangan terhadap kondisi ini,” ucap alumni Institut Teknologi Negeri (ITN) Malang ini.

BACA: Venesia dari Timur Hanya Pengalihan Isu Ibukota? Pakar Kota : Sungai Banjarmasin Sudah Lama Sakit

Pengerukan dan pelebaran sungai, menormalisasi dan optimalisasi sungai yang mati, buntu dan dangkal sudah menjadi kewajiban yang sedini mungkin mulai dilaksanakan. “Tentu termasuk memperbanyak area area resapan, polder, membuat kanalisasi dengan ujungnya dipasang pintu air. Termasuk pengunaan sistem pompanisasi,” tambahnya lagi.

Kemudian dalam membangun  bangunan dan infrastruktur kota mesti bermodel panggung. “Ketinggian lantai bangunan sebaiknya diatur minimal mencapai 2 meteran dari muka air pasang/tertinggi saat ini. Jadi secara prinsip ketimbang menghayal terlalu muluk menjadi kan Kota Banjarmasin seperti Venesia maka sebaiknya gunakan sumber dana yang ada untuk menata Kota Banjarmasin menjadi kota yang bebas atau aman dari air limpahan atau air pasang yang dipastikan setiap tahun akan semakin menaik,” ucap arsitek ternama ini.

BACA JUGA : Rencana Penanganan Banjir Difokuskan di Sungai Veteran

Lebih baik sekarang, sebut Subhan Syarief, mencari format dan dukungan dana untuk mengamankan Kota Banjarmasin dari kemungkinan serbuan air menaik dari hilir dan juga limpahan air dari daerah hulu.

“Lebih baik mendahulukan hal keamanan dan kenyamanan menghuni kota dibandingkan hal keindahan tampilan fisik yang ternyata tak mampu memberikan keamanan dan kenyamanan para penghuni Kota. “Ya, wabil khusus dari ancaman tergenang/banjir yang pasti setiap tahun akan semakin menguat,” imbuh Subhan. (jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Afdi Achmad

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.