Bukan Sekadar Fabel, Ini Para Juara Mendongeng FLS2N 2022 Tingkat SD se-Banjarmasin

0

DINAS Pendidikan Kota Banjarmasin menggelar cabang lomba mendongeng tingkat jenjang sekolah dasar (SD) se-Kota Banjarmasin dalam Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) 2022 di SDN SN Kuripan 2 Banjarmasin.

KOORDINATOR lomba dongeng, Samsuni Sarman memberikan pengarahan kepada pendamping atau pelatih siswa agar memahami aspek dari nilai-nilai pendongeng tersebut.

Ada 10 peserta dari tiap pendamping siswa yang mengikuti technical meeting (MT). Dalam pengarahan, Samsuni menegaskan agar siswa tidak mengarah ke arah cabang seni fabel. Sebab, kerap sekadar bercerita saja tanpa nilai mendongeng.

“Siswa atau peserta lomba harus mampu membedakan tokoh karakrer satu sama lain untuk ditampilkan ke panggung. Jangan sampai ke arah fabel atau cuma bercerita saja. Apalagi, ceritanya itu nyata maka tidak bernilai dongeng,” ujar sastrawan Samsuni Sarman kepada jejakrekam.com, Kamis (17/2/2022).

BACA : Unjuk Kebolehan, 110 Siswa SD Berlaga dalam FLS2N Tingkat Banjarmasin

Kekuatan dongeng, dikatakan Samsuni adalah imaji yang digambarkannya dalam bentuk lisan, serta atribut-atribut yang diperagakannya tersebut. Menurutnya, kemampuan peserta dalam mengimajinasikan sesuatu sangat mudah jika diarahkan atau bimbingan secara tepat.

“Anak itu sudah memiliki imajinya sendiri, maka bagaimana menumbuhkan itu dalam bentuk seni mendongeng,” ujarnya.

Penampilan Juara 2: Keyra Ameera Shafa dalam FLS2N Tingkat Kota Banjarmasin di SDN SN Kuripan 2 Banjarmasin. (Foto Rahim Arza)

Misalnya, sebut Samsuni, kerajaan yang tak mungkin nyata di kehidupan sehari-hari maka disebutkan dalam bentuk dongeng, yaitu kerajaan monyet, kerajaan pisang dan sebagainya.

“Tahun kemarin, ada menyebutkan Kerajaan Banjar dan semacamnya, padahal kerajaan itu nyata adanya maka nilai dongeng sangat jauh,” ungkapnya.

BACA JUGA : Angkat Dongeng Banjar, Lima Utusan Kecamatan di Banjarmasin Bersaing di FL2SN 2021

Samsuni berharap peserta yang telah menjuarai dongeng tingkat SD pada FLS2N tahun ini dapat meningkatkan kemampuan, serta mempertajam unsur tokoh yang ditampilkannya.

“Bagi yang juara, pertajam lagi unsur tokoh dongeng menjadi karakter yang bisa dijadikan idola pendengarnya. Sementara, bagi yang belum juara maka temukan kekuatan dongeng yang disampaikan, sehingga membentuk karakter idola,” tutur pria kelahiran 1960 itu.

Adapun juri lomba dongeng, Aan Setiawan menjelaskan ketiga juara yang meraih piala FLS2N adalah peserta terbaik dari 10 pendongeng cilik. Mereka adalah M Dhiki Syafi’i (juara 1), Keyra Ameera Shafa (juara 2) dan M Rayhan Firdaus (juara 3).

“Mereka semua luar biasa, dan sangat kita apresiasi para peserta lomba mendongeng. Kepada para juara, terus ditingkatkan beberapa hal yang masih lemah. Seperti tempo dari tokoh satu ke tokoh lain, antar adegan, sehingga terlihat karakter setiap tokoh yang diperankan,” ucap Aan.

BACA JUGA : Harumkan Kalsel di Level Nasional, Smalie Pacu Prestasi Siswa di Tengah Pandemi

Aan melihat ada penggunaan atribut atau media yang digunakan oleh para peserta juga sangat menarik, bahkan luar biasa memberikan penampilannya secara baik. “Mereka mampu memaksimalkan media menjadi jembatan cerita dan bisa menambahkan pesan budaya,” katanya.

Kepada adik-adik yang belum juara, dikatakan Aan, sudah berusaha secara baik dan maksimal. Hanya saja, perlu ada peningkatan lagi dalam mengasah kemampuan dirinya.

“Sebenarnya, kalian juara di hati kami. Keberanian kalian berbicara di jeda pasca reda hujan dan membuktikan kalian bisa lebih baik lagi. Eksplorasi talenta dalam mendongeng, terus dilatih, seperti vokal, ekspresi, dan interaksi. Tak harus menunggu ada lomba, terus melatih diri dan temukan karakter kalian. Belajarlah dengan guru atau kakak pelatih yang kompeten dibidangnya,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.