Angkat Dongeng Banjar, Lima Utusan Kecamatan di Banjarmasin Bersaing di FL2SN 2021

0

UTUSAN lima kecamatan bersaing dalam cabang lomba dongeng yang dihelat Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin. Lomba ini digeber dalam rangkaian Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) SD 2021 di SDN Inti Sungai Miai 11, Kamis (25/2/2021).

SETIAP sekolah diwakili satu siswa yang memenangkan lomba ingkat kecamatan. Lima peserta lomba dongeng yang tampil, yakni Keyra Ameera Shafa (Banjarmasin Utara), Kiara Fazea (Banjarmasin Barat), Nur Amira Khairina (Banjarmasin Tengah), Putri Aina Salsabila (Banjarmasin Selatan) dan Muhammad Rayhan Firdaus (Banjarmasin Timur).

Juri dongeng Samsuni Sarman, mengapresiasi kelima peserta yang memiliki bakat mendongeng. Namun, Samsuni menilai banyak hal yang perlu diasah lagi dalam urusan teknik mendongeng, seperti dialog, vokal, alur cerita dan blocking panggung.

“Sebagai mewakili kecamatan, peserta sudah mulai memiliki pemahaman yang kuat tentang mendongeng. Walau masih ada sedikit bentuk narasi atau bercerita (bertutur). Karakter tokoh dongeng sudah mulai tampak seperti dalam dialog, vokal, maupun alur cerita,” ucap Samsuni kepada jejakrekam.com, usai kegiatan FLS2N 2021.

BACA : Peringati Hari Dongeng, Dispersip Datangkan Kak Dimas

Samsuni membeberkan, hasil juara mendongeng dimenangkan oleh Nur Amira Khairani perwakilan SDN Pasar Lama 3 (juara pertama), Kiara Fazea perwakilan SDN Belitung Selatan 5 (juara kedua) dan Keyra Ameera Shafa (juara ketiga).

Secara keseluruhan, kata Samsuni, kelima peserta tersebut sangat baik dan memukau penonton, “Namun, setting cerita masih monoton dan lemah dalam blocking panggung,” jelasnya.

Ia berpesan agar peserta diperkuat lagi dalam mengasah teknik mendongeng, serta perbanyak referensi dongeng lokalitas budaya Banjar.

Sementara, juri dongeng lainnya, Aan Setiawan menilai sebaiknya peserta dongeng ketika di atas panggung adalah bagaimana pesan dari cerita kepada penonton tersampaikan. Ia menyebut peserta harus menguasai teknik dalam mengolah vokal, intonasi, ekspresi dan penghayatan (menjiwai), sebagaimana menjadi tokoh satu ke lainnya.

“Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, dongeng adalah medium terindah dalam tradisi lisan nusantara,” ucap seniman asal Martapura itu.

BACA JUGA : Cut Mini dan Kak Bimo Mendongeng di Perpustakaan Pal Anam

Aan berpesan agar siswanya tidak tekstual dalam mendongeng, supaya tidak terasa kekakuan saat memanggung, “Ada upaya improvisasi dalam mendongeng agar pesan yang disampaikan ke penonton juga merasakan cerita tersebut.”

Bagi peserta yang menang bersaing mewakili ke tingkat Provinsi Kalsel, Aan berharap agar pembimbing lebih ekstra dalam membina, serta jeli melihat kekurangan peserta untuk diperkuat lagi dalam mendongengnya.

“Peserta yang kalah, jangan patah semangat. Terus belajar lagi, namun bagi yang menang harus lebih menguasai teknik mendongeng supaya dapat bersaing dengan peserta kabupaten/kota untuk mewakili di Provinsi Kalsel,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.