Dubes RI-Sri Lanka Promosikan Pemasaran Motor Listrik dan Alumunium

0

DUTA BESAR (Dubes) RI Dewi Gustina Tobing mempromosikan pemasaran motor listrik dan alumunium di Sri Lanka. Mengemuka saat Dubes Dewi Tobing bertemu one-on-one dengan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa di kantor Perdana Menteri Sri Lanka, hadir pula Menteri Luar Negeri Sri Lanka Prof Gamini Lakshman Peiris.

HERU Prayitno Minister Counsellor KBRI Kolombo mengungkapkan, topik bahasan pada pembicaraan Dubes RI dan Perdana Menteri Sri Lanka mencakup peningkatan kerja sama ekonomi ke dua negara termasuk di bidang perdagangan, investasi dan pariwisata. “Potensi kerja sama ekonomi Indonesia dan Sri Lanka saat ini pemasaran motor listrik Indonesia. Sri Lanka sedang gencar menggaungkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi serta ekonomi ramah lingkungan yang berkelanjutan,” ungkap Dubes Dewi Tobing.

Potensi lainnya bidang alumunium. Terlihat 202, impor Sri Lanka untuk aluminium mencapai sekitar US$ 427 juta. “Produk alumunium Indonesia saat ini sudah mulai dilirik pasar Sri Lanka dan memiliki potensi yang cukup kuat menjadi salah satu sumber peningkatan ekspor Indonesia ke Sri Lanka,” sebut Dubes Dewi.

Sri Lanka juga ingin menjadi bagian kerja sama yang saling menguntungkan. Selain sebagai pasar, ke depannya kerja sama dikembangkan dalam bentuk kemitraan maupun joint venture. Dari kerja sama tersebut, dapat didorong peningkatan ekspor Indonesia dalam bentuk intermediate goods atau semi-finished products untuk kebutuhan produksi industri Sri Lanka.  “Indonesia dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki Sri Lanka sebagai sebagai perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Selatan dan Tengah,” ucapnya.

BACA: Siap Lepas Jabatan Jubir Presiden, Fadjroel Rachman Dicalonkan Jadi Dubes RI

Dubes Dewi Tobing mengaku kesiapan Indonesia untuk peningkatan kerja sama di bidang komoditi perkebunan termasuk dalam pemenuhan kebutuhan minyak nabati. “Indonesia siap berdiskusi saling berbagi pengetahuan dan pengalaman bagi pengembangan pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan,” katanya.

Data perdagangan RI-Sri Lanka hingga November 2021 tercatat sebesar USD 411 juta. Nilai ekspor Indonesia pada periode tersebut mencapai USD 364 juta dan nilai ekspor Sri Lanka mencapai USD 47,7 juta. Angka tersebut belum mencerminkan potensi sebenarnya dari potensi yang dapat dikembangkan kedua negara. “Untuk itu, menjadi penting untuk menindaklanjuti rencana perundingan Preferential Tariff Agreement antara kedua Negara,” bebernya.

Hal lain yang mengemuka pada pembicaraan adalah komitmen memperkuat kerja sama bilateral terutama dengan memanfaatkan momentum peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Sri Lanka. Untuk itu, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa memberikan dukungan secara penuh untuk perkuatan kerja sama bilateral kedua negara. “Selain membahas hubungan bilateral, juga ditekankan pentingnya penguatan kerja sama regional untuk memperkuat peran kedua Negara,” imbuhnya. (jejakrekam)

Penulis ril/afdi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.