Masuki Gelombang ke-3 Covid-19, Wadir RSI Banjarmasin Usul PTM Dihentikan Sementara

0

PEMBELAJARAN tatap muka (PTM) di sekolah ditengarai memicu tingginya kasus harian Covid-19 di Banjarmasin. Hingga Jumat (4/2/2022), dilaporkan kasus aktif Covid-19 telah menembus 330 kasus.

WAKIL Direktur Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarmasin dr Meldy Muzada Elfa, Sp.PD FINASIM menyarankan agar PTM yang masih berlangsung di sekolah dari semua jenjang segera dihentikan.

“Kementerian Kesehatan (Kemkes) menyatakan saat ini Indonesia sudah mulai memasuki gelombang tiga virus corona (Covid-19). Kondisi ini ditandainya dengan mulai naiknya kasus Covid-19 harian di Indonesia dalam sepekan terakhir,” kata dokter spesialis penyakit dalam ini kepada jejakrekam.com, Jumat (4/2/2022).

BACA : PTM Kouta 50 Persen, Kepentingan Kesehatan dan Pendidikan Cukup Seimbang

Bahkan, Meldy mengutip pernyataan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia disumbang oleh kontribusi dari sifat penularan varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron.

“Saran saya sebaiknya PTM  dihentikan sementara. Setidaknya sampai pertengahan Maret mendatang. Ini demi menghindari terjadinya klaster di sekolah,” kata dokter spesialis penyakit dalam lulusan UGM Yogyakarta ini.

Diakui Meldy, dari analisis beberapa pakar menyatakan bahwa varian Omicron cenderung lebih ringan untuk gejala kesakitan dibanding varian Delta.

BACA JUGA : PTM Ditiadakan, Kini Siswa SMPN 19 Banjarmasin Ikuti Pembelajaran Jarak Jauh

“Namun, berdasar laporan yang disampaikan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) Amerika Serikat bahwa kasus harian Omicron lebih tinggi daripada Delta. Rata-rata orang terpapar Omicron masuk rumah sakit lebih tinggi 1,8 kali dibanding Delta,” ucap Meldy.

Dokter muda yang juga praktik di RSUD Ulin Banjarmasin mengungkapkan gejala yang sering diderita penderita Covid-19 adalah mengalami nyeri tenggorakan yang sangat mengganggu.

“Sedangkan, untuk anak yang terinfeksi akan memengaruhi makan, minum dan aktivitasnya yang berakibat daya tahan tubuh makin turun,” urainya.

BACA JUGA : Antisipasi Omicron, Disdikbud Kalsel Masih Berlakukan PTM Terbatas di SMA Sederajat

Masih menurut Meldy, seandainya PTM tetap dilaksanakan di sekolah, disarankan agar proses skrining betul-betul dilaksanakan, khususnya kepada peserta didik. Terutama, mengukur suhu tubuh, cuci tangan dengan air dan sabun, memakai masker dan pelindung wajah. “Saat ini, penerapan protokol kesehatan (prokes) mulai kendor di sekolah,” ucapnya.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Kalsel ini juga menyarankan agar pembatasan jam tatap muka diberlakukan, termasuk volume siswa dalam ruangan. “Pembagian shift belajar, swab antigen berkala perlu dilaksanakan. Tentu hal ini memerlukan biaya dan tenaga ekstra,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.