Langganan Kena Banjir Rob, Kawasan Kubah Habib Basirih Kembali Terendam

0

KAWASAN Kubah Habib Basirih (Habib Hamid bin Abbas Bahasyim) di Jalan Keramat RT 13, Kelurahan Basirih, Banjarmasin Barat menjadi langganan banjir rob.

IRONISNYA, kawasan itu merupakan destinasi wisata religi andalan Banjarmasin. Para peziarah pun mendatangi kawasan Kubah Habib Basirih dari berbagai daerah, tak hanya warga Banjarmasin.

Untuk akses menuju ke kawasan Kubah Habib Basirih bisa ditempuh melalui jalur Sungai Basirih, anak Sungai Barito. Sedangkan jalur darat bisa melintas Jalan Gubernur Subardjo (Lingkar Selatan), Jalan Trisakti Komplek Lumba-Lumba.

Dari pantauan jejakrekam.com, Kamis (6/1/2022) malam, debit air akibat luapan Sungai Basirih kini merendam area Kubah Habib Basirih. Ketinggian air ditaksir sekitar 10 centimeter. Kejadian ini seperti mengulang pada pertengahan November 2021 lalu, ketika para peziarah tak bisa memasuki kawasan Kubah Habib Basirih akibat dihadang banjir rob.

“Tiap malam Jumat, biasanya banyak penziarah datang untuk berziarah ke Kubah Habib Basirih. Namun, malam ini, debit rob lebih tinggi dibanding malam biasanya,” kata Syamsuni, warga Basirih kepada jejakrekam.com, Kamis (6/1/2022) malam.

BACA : Siaga Banjir Rob Susulan, BPBD Banjarmasin Dapat Jatah Dana Tambahan Rp 500 Juta

Syamsuni menyebut hampir saban malam saat fenomena rob terjadi akibat tarikan bulan hidup selalu melanda kawasan Kubah Habib Basirih. Akibatnya, para penziarah terpaksa nekat menerobos air yang sudah memasuki pelataran hingga bagian dalam kubah ulama kharismatik Banjarmasin itu.

“Naiknya air tiap malam mulai pukul 21.00 Wita (jam 9 malam) sampai ke darat. Sepertinya ini pengaruh dari kenaikan air Sungai Martapura dan Sungai Barito hingga memasuki Sungai Basirih,” kata Syamsuni.

BACA JUGA : Atasi Banjir Jangka Panjang, Pakar Kota ULM Saran Banjarmasin Hidupkan Kembali Konsep Kanalisasi

Anggota Komisi III DPRD Banjarmasin, Arufah Arief mengakui fenomena banjir rob yang melanda Banjarmasin, akibat kurang diperhatikan fungsi sungai yang ada di kota..

“Padahal, dalam Perda RTRW Banjarmasin tahun 2021-2024 Nomor 6 Tahun 2021 sudah disusun masterplan (rencana induk) penanganan banjir. Bahkan, dalam perda itu juga mengadopsi beberapa daerah yang maju dalam pengentasan masalah banjir,” kata Arufah Arief, dalam Refleksi Akhir Tahun 2021 gelaran jejakrekam.com, Sabtu (1/1/2022).

BACA JUGA : Sorot Problema Kota, 5 Wakil Rakyat DPRD Banjarmasin Helat Refleksi Akhir Tahun 2021

Menurut dia, saat ini, jumlah sungai yang masih berfungsi di Banjarmasin tercatat hanya 120 sungai. Untuk itu, Arufah mengatakan pemerintah kota sudah sepatutnya memprioritaskan untuk pengerukan sungai-sungai yang dangkal.

“Ya, bisa dimulai dengan sungai yang menjadi kewenangan Pemkot Banjarmasin. Untuk sungai besar dan sedang yang melibatkan kabupaten lain, bisa meminta Pemprov Kalsel maupun Balai Wilayah Sungai Kalimantan III,” tegas Ketua Fraksi Bintang Restorasi Pembangunan DPRD Banjarmasin ini.

BACA JUGA : Banjir Rob Landa Banjarmasin, Balai Kota Terendam, Di Kubah Basirih Ketinggian Air Sudah Sepaha Orang Dewasa

Senada itu, Sekretaris Fraksi PKS DPRD Banjarmasin Hendra mengatakan dalam penanganan bencana khususnya banjir dan rob, BPBD bisa bekerjasama dengan BMKG. Apalagi, Banjarmasin juga sudah punya program Smart City yang harusnya bisa memberi informasi cerdas bagi masyarakat khususnya dalam potensi bencana dan penanggulanganya.

“Informasi strategis harus dipublikasikan ke publik, seperti ancaman banjir rob sehingga warga bisa segera mengantisipasinya. Ya, istilahnya Pemkot Banjarmasin sudah harus punya sistem peringatan dini secara real-time berbasis web. Bisa juga informasi itu lewat SMS berantai dan platform media sosial lainnya,” pungkas Hendra.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.