Empat Tahun Bertahan Hidup, Kisah Bengkel Syahruji Terdampak Proyek Jembatan Sei Alalak

0

SEJAK digarap 23 November 2018, proyek penggantian Jembatan Sei Alalak bernilai Rp 278,4 miliar lebih itu, berdampak langsung kepada masyarakat sekitarnya. Tak hanya soal kemacetan, tapi juga soal penghidupan.

UNTUK diketahui, proyek yang digarap konsorsium PT Wijaya Karya-PT Pandji Bangun Persada dikucurkan dana selama empat tahun berturut-turut (multiyear) bersumber dari Surat Berharga Syariah Negara (SBN).

Tahun 2018, Kementerian PUPR melalui Satker PJN Wilayah I Kalsel mengucurkan dana Rp 38 miliar, tahun 2019 Rp 137,5 miliar lebih, tahun 2020 Rp 51 miliar lebih dan terakhir tahun 202 segede Rp 51,8 miliar lebih.

Totalnya Rp 278.400.521.000 atau Rp 278,4 miliar lebih dengan masa pelaksanaan 1.021 hari kalender. Sedangkan, masa pemeliharaan yang menjadi tanggungjawab PT Wijaya Karya-PT Pandji dipatok 730 hari atau 2 tahun.

Nah, terhitung 15 September 2021, provisional hand over (PHO) atau serah terima proyek jembatan struktur cable stayed dengan panjang 130 meter,  struktur pileslab 295 meter serta panjang oprit jembatan sepanjang 425 meter, panjang efektif 850 meter itu telah dilakukan kontraktor kepada empunya proyek. Rencananya, akan diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

BACA : Peresmian Jembatan Sei Alalak 1 Belum Ada Kepastian, DPRD Kalsel Desak Terbuka ke Publik

“Sebenarnya, kami memang bangga punya Jembatan Sei Alalak yang bagus. Tapi, bagi kami yang terdampak langsung dengan proyek empat tahun, meminta kapan kepastian jembatan ini diresmikan dan dibuka bagi publik,” ucap H Syahruji, pemilik Berkat Hidayat Motor di Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti kepada jejakrekam.com, Kamis (16/9/2021).

Menurut dia, gara-gara akses Jembatan Sei Alalak lama ditutup dan kini dibongkar, praktis pendapatan bengkelnya anjlok hingga 80 persen.

Syahruji menyebut gara-gara terjadi perubahan arus lalu lintas, kawasan bengkelnya pun seakan menjadi terisolir. Sehingga, para pelanggan pun harus memutar jauh untuk sampai ke bengkelnya.

“Banyak kios dan toko yang dulunya ramai, tutup total. Untung saya masih bisa bertahan, karena ada pelanggan setia ke bengkel kami,” ucap Syahruji.

BACA JUGA : Tinggal Satu Persen, Paman Birin Ungkap Presiden Jokowi Bakal Resmikan Jembatan Sei Alalak

Ia mencontohkan SBPU yang ada di Jalan Trans Kalimantan, dekat proyek Jembatan Sei Alalak juga mengalami penurunan penjualan. “Jadi, hanya para pelangsir saja yang membeli. Berharap pengguna jalan, mana mungkin, karena aksesnya jalan ditutup,” bebernya.

Dengan cepatnya Jembatan Sei Alalak dibuka, Syahruji mengatakan maka secara berangsur-angsur pendapatan bengkel serta masyarakat sekitar bisa pulih.

Ia ingat betul, saat proyek jembatan laying (flyover) Gatot Subroto beberapa waktu lalu, banyak pertokoan yang bangkrut atau gulung tikar.

“Kabar terakhir, peresmian Jembatan Sei Alalak ini pada akhir bulan ini. Semoga saja benar, dan tidak molor lagi,” imbuh Syahruji.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.