Digarap Tiga Bulan Lebih, Film Nyai Undang Siap Dinikmati Penonton

0

LEBIH dari tiga bulan digarap, akhirnya film kolosal Nyai Undang telah selesai. Kini, film yang mengisahkan keberadaan situs bersejarah sebuah kerajaan yang hilang bernama Kuta Bataguh di Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah tinggal proses finishing untuk siap ditonton.

DALAM tradisi tutur masyarakat Dayak Ngaju, Nyai Undang merupakan seorang ratu jelita yang memimpin Kuta Bataguh. Bahkan, dalam buku The Lost City; Menelusuri Jejak Nyai Undang dari Kuta Bataguh dalam Memori Suku Dayak Ngaju, ditulis Herry Porda N.P, M.Z. Arifin Anis dan Mansyur, sejarawan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) mengungkap tradisi lisan soal keberadaan sang ratu.

Tradisi lisan yang dikenal di masyarakat Dayak Ngaju adalah Tetek Tatum diurai dalam buku setelah 140 halaman itu, dibeber soal hasil pelacakan dari berbagai sumber dan artefak serta hubungannya dengan kerajaan tempo dulu seperti Kerajaan Banjar, Kerajaan Kotawaringin  di Tanah Kalimantan serta Tiongkok. Termasuk, hasil riset dari ilmuwan Eropa.

Nah, kisah heroik ini pun diangkat menjadi film kolosal oleh Pemkab Kapuas dengan menggandeng rumah produksi film dari Banjarmasin, Kreasi Anak Banua. Terhitung, sejak November hingga Desember 2020, proses syuting telah dilakoni. Hingga pada pertengahan Februari 2021, dianggap rampung.

BACA : Syuting Pertama Dimulai, Film Nyai Undang Ditarget Tayang pada HUT Kabupaten Kapuas

Rumah Produksi KAB yang juga sukses meluncurkan film Mafia Banjar ini telah merampungkan karyanya bersama Pemkab Kapuas serta melibatkan sanggar dan putra-putri kabupaten yang sangat dekat dengan Banjarmasin itu.

“Ya, tinggal finishing saja, maka film Nyai Undang yang sudah menelan waktu tiga bulan lebih penggarapannya, sudah bisa ditayangkan. Makanya, kami ujicoba dulu, jika ada beberapa yang masih perlu disempurnakan,” ucap Ichal Iloenx, design graphic and art KAB kepada jejakrekam.com, Sabtu (6/3/2021).

BACA JUGA : Casting Kedua Pemain Film Nyai Undang Dibuka Lagi

Menurut Ichal, dibandingkan dengan film Mafia Banjar yang mendapat sambutan hangat dari warga Banjarmasin dan Kapuas, film Nyai Undang terbilang kolosal dan penuh tantangan karena melibatkan banyak orang. Bahkan, garapan pun berdasar kajian ilmiah, salah satunya bersumber dari buku The Lost City.

“Memang di tengah masih pandemi Corona, tentu penggarapan film ini berbeda di masa normal. Makanya, setelah selesai semua proses film Nyai Undang ini, kami akan serahkan ke pihak Pemkab Kapuas. Apakah nanti pada 23 Maret 2021 bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Kapuas akan digelar nonton bareng. Yang pasti, kami bersyukur karena film ini bernilai sejarah kuat bagi masyarakat Kalimantan, khususnya Dayak Ngaju,” papar Ichal.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.