Ketua Fraksi Golkar DPRD Banjarmasin Sukhrowardi : Industri Kreatif-Seniman Banjarmasin Harus Ditopang Anggaran Khusus

0

INDUSTRI kreatif seperti pembuatan film dan kebudayaan harus didukung Pemkot Banjarmasin melalui pengalokasian anggaran. Sebab, lewat media itu diyakini efektif untuk mempromosikan wajah Banjarmasin ke dunia, tak hanya skala nasional namun juga internasional.

HAL ini diungkap Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowardi, saat memberi sambutan dalam nonton bareng (nonbar) film Mafia Banjar 2 (Dendam) yang digarap Kreasi Anak Banua, dan disutradarai Fin Lee Neo di Open Space Café Borneo, Penginapan Syariah Borneo, Banjarmasin, Sabtu (17/10/2020) malam.

“Perkembangan dunia sinema atau perfilman di Banjarmasin cukup menggairahkan seperti sekarang. Tak hanya garapan Kreasi Anak Banua yang patut diapreasi. Ada beberapa talenta Banua yang harusnya mendapat perhatian penuh,” ucap Sukhrowardi kepada jejakrekam.com.

BACA : Sindir DPR, Seniman Kampus Gelar Pentas Teatrikal di Tengah Demo Omnibus Law Banjarmasin

Sebab, menurut dia, sesuai visi-misi Kota Banjarmasin yang mengarah ke kota perdagangan dan jasa, tentu sektor pariwisata harus didukung dengan lahirnya industri kreatif. “Kita harus belajar dari kota-kota besar yang menggiatkan industri kreatif seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan lainnya. Justru, kota-kota ini bisa membina para kreator dan senimannya menjelma menjadi industri kreatif yang mendorong pertumbuhan ekonomi kota,” tutur anggota Komisi III DPRD Kalsel ini.

Sukhrowardi menegaskan dirinya bersama eksponen angkatan 90 pun mendorong agar film-film karya anak Banua ini bisa menembus pasar sinema nasional. Terlebih lagi, dapat masuk ke beberapa festival film internasional.

“Tentu ini perlu garapan serius. Tapi, sekali lagi, butuh dukungan semua elemen, khususnya pemerintah kota. Jadi, film kreasi kalangan muda Banua ini mendapat tempat dan menjadi tuan rumah di kota ini,” cetus Sukhrowardi.

BACA JUGA : Dulang Sukses, Film Mafia Banjar 2 Harus Bisa Menembus Bioskop Nasional

Dia membandingkan ada beberapa penyanyi senior maupun junior asal Banjarmasin yang mengharumkan kota ini, justru tidak mendapat penghargaan yang layak. Akhirnya, mereka pun seperti anak ayam yang kehilangan induknya, berjalan sendiri tanpa dukungan pemerintah kota.

“Padahal, banyak even yang digelar di Kalsel, baik dilaksanakan pihak Pemprov Kalsel, apalagi pemerintah kota dan kabupaten,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, mantan aktivis 98 membeber ternyata tunjangan dan gaji para guru yang tercantum dalam APBD Kota Banjarmasin tahun anggaran 2020 sebesar Rp 92 miliar, belum dibayar. “Tapi, ironisnya, justru kabarnya dibagikan saat jelang pilkada. Ini ada apa?” tuturnya.

BACA JUGA : Kota Cinema Mall Siap Ramaikan Bisnis Perfilman di Banjarmasin

Tak hanya itu, Sukhrowardi pun mengeritik anggaran untuk para seniman pun seakan diabaikan. Padahal, porsi anggaran sudah tersedia di APBD.

“Inilah yang membuat saya memprotes. Termasuk, panggung terbuka di depan Balai Kota di Jalan RE Martadinata itu, harusnya dimanfaatkan sebagai wahana untuk kreasi para seniman dan budayawan. Padahal, fasilitas itu dibangun bermiliar-miliar, tapi terkesan mubajir. Ini harus kita kritik, karena terkesan kuat pemerintah kota tidak berpihak kepada seni dan budaya, termasuk industri kreatif yang saya maksud,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.