Sambangi Posko Desa Liyu, Tim Pakar Covid-19 ULM Minta Diterapkan Sapa Mingguan

0

KEHADIRAN Kampung Tangguh Banua (KTB) yang kini mulai menyebar di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan didukung penuh pengamat kebijakan FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Dr Taufik Arbain.

SAAT mengunjungi Posko Desa Liyu, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, dosen muda yang juga anggota Tim Pakar Percepatan Penanganan Covid-19 Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menilai pelibatan elemen masyarakat desa dan kota dalam penanggulangan wabah Corona ini sangat tepat.

“Kehadiran KTB sebagai respon dari pemerintah daerah baik Pemprov Kalsel serta pemkab dan pemkot se-Kalsel bersama institusi Polri dan TNI akan melahirkan dinamisasi kebijakan,” ucap Taufik Arbain kepada jejakrekam.com, Sabtu (15/8/2020).

BACA : Ada Tujuh KTB, Kapolda : Masyarakat Balangan patuh Terhadap Protokol Kesehatan

Menurut dia, kebijakan yang melibatkan partisipasi publik akan lebih mengena, ketimbang hanya sekadar imbauan untuk menaati protokol kesehatan.

“Bagaimana pun, langkah untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini tak cukup hanya imbauan atau kampanye cuci tangan, pakai masker, social distancing, dan langkah-langkah prosedur antisipasinya. Namun, harus menjadi tanggungjawab bersama dengan basis kemasyarakatan atau gotong royong,” papar doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

BACA JUGA : Adopsi dari Jawa Timur, Kampung Tangguh Banua Tangkal Corona Menyebar di Kalsel

Menurut Taufik, saat ini, ketika implikasi Covid-19 memasuki kecemasan psikologis, kecemasan ekonomi karena minimnya pendapatan, dan kesibukan orang tua dalam mendampingi anak sekolah via daring, maka lewat KTB bisa mendorong semangat dan jiwa tangguh rakyat Indonesia dalam menghadapi semua itu.

Bagi dia, kekuatan utama dari kehadiran kebijakan KTB akan menguatkan modal sosial di tengah masyarakat terkait kepercayaan (trust), rasa memiliki, rasa tanggungjawab bersama, kegotongroyongan dan sebagainya.

“Saya kira ini pesan utama kebijakan dari jajaran Polri khususnya Polda Kalsel dalam mendukung kebijakan Pemprov Kalsel dan pemkab dan pemkot dalam membangun KTB,” cetusnya.

BACA JUGA : Tim Pakar ULM Sarankan Kebijakan Publik yang Dinamis Tangani Covid-19 di Kalsel

Menurut Taufik lagi, eksistensi KTB harus mendapat perhatian, terutama sapa mingguan dari pemerintah terhadap masyarakat yang menjadi relawan di kampung tangguh ini. Tujuannya, agar semangat mereka tidak kendor dalam menjaga dan menjalankan kegiatan relawan di kampung tangguh ini.

“Dengan sapa mingguan ini tidak sekadar melihat perkembangan aktivitas, juga terjadi dialog apa seharusnya dan masalah apa yang dihadapi mereka. Sebab KTB sebenarnya memiliki fungsi ganda, tidak sekadar soal penanggulangan Covid-19, tetapi juga bagian dari kamtibmas,” paparnya.

Utamanya, menurut Taufik, mendorong ke arah pemahaman kehidupan tatanan baru yang sebenarnya sebagaimana diharapkan pemerintah. Lebih dari itu menguatkan modal sosial masyarakat.

“Dengan sapa mingguan dari petugas yang berwenang baik bentukan Polda Kalsel maupun pemerintah daerah, maka kegiatan KTB akan lebih terarah, terukur dan jelas,” pungkas Taufik.(jejakrekam)

Penulis Gian
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.