Dokter Spesialis Penyakit Dalam Minim, Banjarmasin Sudah ‘Zona Hitam’ Covid-19

0

SUDAH lebih dari tiga bulan pandemi Covid-19, terus membayangi Provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan, kurva kasus penderita virus berbahaya asal Wuhan ini, terus melonjak dari hari ke hari.

BERDASAR data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel per Selasa (30/6/2020), jumlah orang terkonfirmasi positif mengidap virus Corona sudah mencapai angka 3.148 kasus.

Dari jumlah itu, hampir separuhnya disumbang oleh Kota Banjarmasin. Tercatat sebanyak 1.380 kasus Covid-19. Rinciannya, ada 1.060 pasien masih dirawat, sebanyak 201 orang dinyatakan sembuh berbarengan dengan angka kematian 119 yang bisa dibilang cukup tinggi.

Menyikapi hal itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Kalsel, dr H Abimanyu Sp.PD KGEH, FINASIM mengaku prihatin dengan kondisi saat ini.

Apalagi, dari data GTPP pusat, tingkat kasus kematian Kota Banjarmasin berada di peringkat kedua tertinggi di Indonesia, dengan angka 9,4. Data tersebut diambil berdasar perbandingan kasus kematian per 100.000 penduduk.

BACA : Covid-19 Permasalahan Kita Bersama : Tingginya Angka Kasus dan Kematian Pasien

“Kita prihatin karena penularan pasien Covid-19 di Kalsel itu masih cukup tinggi. Kemudian, Banjarmasin menjadi tertinggi kedua setelah Surabaya, sampai angkanya 9,4 per 100 ribu penduduk,” ungkap mantan Direktur RSUD Ulin Banjarmasin ini kepada awak media, Rabu (1/7/2020).

Selain itu, beber dia, Banjarmasin juga menduduki posisi 4 tertinggi rasio kasus positif Covid-19 per 100.000 penduduk di Indonesia dengan angka 94,6. Berada di bawah Jakarta Pusat, Jayapura dan Surabaya. Ini membuat Banjarmasin berada di zona hitam kasus Covid-19.

BACA JUGA : Tiga Kelurahan Terbanyak Kasus Kematian, Makam Khusus Disiapkan Mampu Tampung Ratusan Jenazah Korban Covid-19

Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lambung Mangkurat ini menyebut, kondisi tersebut membuat sejumlah tenaga medis di Banua menjadi kewalahan. Apalagi, saat ini dari data PAPDI Kalsel, jumlah dokter penyakit dalam di Kalsel sekitar 70 orang.

Pasalnya, jumlah penderita positif Covid-19 yang sangat tinggi tersebut jauh berbanding terbalik dengan jumlah tenaga kesehatan yang cukup minim.

dr H Abimanyu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Kalsel

Bahkan, kondisi tersebut membuat tenaga kesehatan satu demi satu bertumbangan. Mengutip dari data IDI Kalsel, sebanyak 35 dokter yang terpapar Covid-19 dan tiga diantaranya meninggal dunia.

“Saat ini pelayanan di rumah sakit rujukan khususnya tidak optimal karena jumlah pasien yang membludak,” ujar Abimanyu.

BACA JUGA : Prihatin, Kepala Dinkes Sebut Tingkat Kematian Covid-19 di Banjarmasin Tertinggi di Dunia

Ia menyarankan, pasien Covid-19 yang terindikasi bergejala ringan sebaiknya hanya dilakukan isolasi mandiri dengan pengawasan yang ketat oleh gugus tugas setempat.

“Kalau gejala ringan itu diisolasi mandiri saja, tetapi dengan pengawasan yang ketat. Supaya pelayanan di rumah sakit rujukan optimal, sehingga tidak ada yang menunggu lagi,” terang dia.

BACA JUGA : Pakar Kesehatan ULM Pertanyakan Tingkat Infeksi Covid-19 di Kalsel Terus Meninggi, Ada Apa?

Lebih jauh, dokter jebolan Universitas Airlangga ini meminta seluruh elemen masyarakat bersatu menekan laju penularan penyakit mematikan tersebut di hulunya.

“Seperti memperkuat di bagian kelurahan, kampung tangguh dan tracing tracking. Diiringi dengan disiplin masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan,” imbuhnya.(jejakrekam)

Pencarian populer:dr H abimanyu
Penulis M Syaiful Riki
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.