Ada Gejala Covid-19, Demonstran Tolak UU Ciptaker di Banjarmasin Diminta Langsung Tes Swab

DI TENGAH kondisi Kota Banjarmasin yang perlahan mulai pulih, ancaman gelombang kedua penyebaran virus Corona (Covid-19) masih menghantui ibukota Kalsel.

PASCA aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (15/10/2020) kemarin, ribuan demonstran khususnya yang memiliki gejala Covid-19 diingatkan untuk melakukan tes swab ke fasilitas kesehatan terdekat.

Bukan tanpa alasan. Menurut Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, Machli Riyadi, dalam kerumunan jumlah massa sebanyak itu rentan ada terjadinya penularan virus Corona.

“Kita mengimbau, dengan kesadaran kepada mahasiswa yang demo kemarin itu sesegara ya melaporkan diri begitu ada gejala,” ujar Machli kepada awak media di Banjarmasin, Jumat (16/10/2020).

BACA : Target Meleset, Kelurahan Zona Merah Covid-19 di Banjarmasin Bertambah

Gejala yang dimaksud, beber Machli, misalnya seperti meriang, batuk dan pilek, sakit tenggorokan, serta hilangnya indra penciuman yang merujuk pada indikasi terinfeksi virus corona.

“Langsung diswab di puskesmas terdekat, tidak perlu rapid lagi. Karena prosesnya terlalu panjang,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin ini.

Masih kata Machli, bila nantinya mereka yang dinyatakan positif berdasarkan hasil tes usap tersebut, tentunya harus langsung menjalani penanganan lebih lanjut dari tenaga medis, minimal isolasi mandiri.

BACA JUGA : Kapolda Kalsel Tak Sepakat Demo Omnibus Law karena Pertimbangan Covid-19

Seperti diketahui, ribuan demonstran tolak Undang-Undang Cipta Kerja kembali berdatangan memadati ruas Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, mengepung gedung DPRD Kalsel, Kamis (15/10/2020) kemarin siang.

Sempat diguyur hujan, aksi yang dikomandoi oleh BEM se-Kalsel tersebut hampir bisa dikatakan sulit untuk menerapkan protokol kesehatan. Utamanya dalam menjaga jarak. Sebab, ruang yang sempit tak sepadan dengan jumlah massa yang mencapai ribuan.(jejakrekam)