Pekan Ketiga Oktober ULM Sudah Gelar PTM Terbatas, Rektor : Lebih Efektif Didik Mahasiswa

0

HAMPIR setahun atau lebih dari dua semester, aktivitas perkuliahan yang awalnya tatap muka diubah menjadi pembelajaran secara online atau daring. Ini yang dirasakan mahasiswa maupun dosen di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) baik kampus di Banjarbaru maupun di Banjarmasin.

TERNYATA, ada kabar baik dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menerbitkan izin untuk perkuliahan tatap muka (PTM) terbatas sejak pekan ketiga Oktober 2021 lalu.

Surat edaran itu diteken Direktur Jenderal  Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Kemendikbud Ristek  Prof Nizam. Dalam SE bernomor 4 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2021, diatur soal pola pembelajaran di kampus.

Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Sutarto Hadi mengungkapkan dalam SE Dirjen Diktiristek tersebut menegaskan aturan PTM terbatas yang telah diberlakukan pada pekan ketiga di kampus tertua di Kalimantan itu.

“Ada beberapa peraturan yang harus diikuti mahasiswa sebelum mengikuti PTM terbatas.Yakni, mereka harus sudah divaksin untuk dosis pertama dan kedua. Berikutnya, surat izin dari orangtua,” kata Sutarto Hadi kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Rabu (3/11/2021).

BACA : Kegalauan Kuliah di Masa New Normal: Harapan vs Pesimisme

Untuk mencapai target vaksinasi massal sebelum mengikuti PTM terbatas, Sutarto mengakui selama ini ULM bayak dibantu TNI/Polri, Dinas Kesehatan dan Otoratis Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan.

Berdasar SE Dirjen Diktiristek Kemendikbud Ristek, guru besar pendidikan matematika ini mengatakan pihak rektorat selanjutnya menginstruksikan kepada para dekan fakultas untuk mengatur sistem perkuliahan terbatas.

“Saat ini, untuk sementara di masing-masing fakultas ada pengaturan peserta kuliah hanya 50 persen dulu. Metode masuk kuliah ke kampus pun diatur bergiliran,” kata Sutarto.

Rektor Universits Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Sutarto Hadi. (Foto Asyikin)

Caranya, beber dia, pada pekan ini digelar kuliah tatap muka di ruang kuliah, berikutnya pada minggu berikutnya dilaksanakan kuliah secara daring. “Urusan teknisnya, kami serahkan ke masing-masing fakultas yang mengaturnya. Ya, diatur sebaik mungkin,” kata Sutarto.

BACA JUGA : Rektor UIN Antasari dan ULM Jamin Tak Ada DO Mahasiswa di Masa Pandemi

Sebagai pendidik yang pernah mengajar di berbagai SMA hingga guru besar di FKIP ULM, Sutarto paham betul metode belajar mengajar terbaik adalah model tatap muka antara guru/dosen dengan siswa/mahasiswa.

“Model tatap muka itu sangat berpengaruh bagi kualitas pendidikan peserta didik. Ya, model pembelajaran atau perkuliahan tatap muka itu banyak keuntungannya, jauh lebih efektif karena para dosen bisa mengontrol mahasiswanya,” kata doktor teknologi dan ilmu pendidikan Universiteit Twente, Belanda ini.

Bandingkan, papar Sutarto, dengan model pembelajaran online atau daring, justru para dosen tidak bisa mengetahui secara persis apakah benar mahasiswa itu hadir atau tidak untuk menyimak materi perkuliahan.

“Bahkan, model pembelajaran daring itu juga menimbulkan kerugian bagi para mahasiswa. Sebab, mereka untuk kuliah harus bayar, sementara untuk mencari atau mendapat ilmu justru tidak dapat karena tak masuk kuliah. Yang dirugikan ya tetap mahasiswanya,” ucap pria peraih dua gelar S2 dari UGM Yogyakarta dan Universiteit Twente, Belanda ini.

BACA JUGA : Demi Kuliah Daring, Mahasiswi Uniska Rela ke Hutan dan Tempuh Jarak Puluhan Kilometer

Untuk itu, dengan dimulainya perkuliahan tatap muka di kampus usai lama dengan model daring, Sutarto pun menggugah kesadaran para mahasiswa agar bisa meraih prestasi akademik.

Menurut Sutarto, prestasi pendidikan itu bukan hanya memberi nilai tambah bagi mahasiswa itu sendiri, namun juga keluarga besarnya yang selama ini mendukung studinya.

“Ijazah memang didapat mahasiswa ketika lulus dari perguruan tinggi. Tapi sayang jika tidak dibarengi dengan kompetensi keahlian dan wawasan karakter. Inilah yang menjadi hal penting dalam menggapai prestasi akademik itu,” pungkas Sutarto.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.