Tampil Energik di Usia Tua, Penyair Senior Ibramsyah Amandit Baca Puisi Nikmat Tuhan Mana yang Kau Dustakan

0

DI TENGAH usia yang tak muda lagi, penyair senior Kalimantan Selatan Ibramsyah Amandit tetap energik saat tampil di panggung utama Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) XX-2023 di Banjarmasin.

PENYAIR peraih penghargaan dari Balai Bahasa Provinsi Kalsel ini membawakan puisi dan sajak-sajak sufistik di atas panggung utama ASKS XX-2023 di kawasan Menara Pandang, Jalan Piere Tendean, Banjarmasin, Sabtu (28/10/2023) malam.

Syair dibingkai dalam puisi berjudul Nikmat Tuhan Mana yang Kau Dustakan dibawakan Ibramsyah Amandit dengan penghayatan penuh. Lewat intonasi tinggi rendah, suguhan sang penyair yang kini menginjak usia 78 tahun itu memukau para penonton yang terinspirasi dari ayat suci Alquran terutama surah Ar Rahman.

Pembacan puisi ini dipadukan dengan iringan musik gitar akuistik menjadikan syair-syair itu seakan meresap ke dalam sanubari.

Candra Hasan, seniman musik asal Banjarbaru mengakui perpaduan pembacaan puisi dikolaborasi dengan iringan musik jauh lebih bermakna, karena pesan-pesan yang ingin disampaikan para penyair bisa mengena kepada para penikmat sastra.

BACA : Dihadiri 250 Seniman, Banjarmasin Sebagai Tuan Rumah Ingin ASKS XXX-2023 Menjadi Terbesar

“Puisi pun menjadi indah untuk didengarkan bahkan bisa tersampaikan maksud dan pesan dari puisi tersebut,” komentar Candra Hasan.

Bahkan, Candra Hasan berkolaborasi dengan penyair kawakan Ali Syamsudin Arsi serta Arsyad Indradi dan Trisia Candra dalam penampilannya di atas panggung ASKS XX-2023 di Banjarmasin.

Dalam pesannya, Ibramsyah Amandit mengingatkan ajang ASKS yang digelar tiap tahun harus bisa membuka wawasan para sastrawan, penyair hingga budayawan akan pesan-pesan moral yang disampaikan.

Penampilan penyair senior Kalsel, Ibramsyah Amandit saat membacakan puisi karyanya di panggung ASKS XX di Siring Menara Pandang, Banjarmasin. (Foto Sirajuddin)

———-

“Bagi kami para penyair yang sudah tua ini tentu berharap generasi penerus di Kalsel bisa melahirkan karya sastra yang berkualitas. Terutama, di sekolah-sekolah agar diajarkan sastra, karena tanpa itu maka dunia sastra akan hilang ditelan bumi,” ucap Ibramsyah Amandit.

BACA JUGA: Aruh Sastra Kalimantan Selatan XX, Akan Menjadi Yang Termahal Dalam Sejarah Penyelenggaraan

Usai Ibramsyah Amandit, giliran penyair asal Martapura, Kabupaten Banjar, Abdurrahman El Husaini. Dalam ajang r ASKS XX-2023 yang mengusung tema Sastra Sungai ke Sungai Sastra di Kota Banjarmasin justru Abdurrahman El Husaini mengetengahkan syair berjudul Seribu Sungai, Seribu Duka.

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin (DK-BJM) Hajriansyah mengakui dalam pertunjukan pembacan puisi, syair dan lainnya dalam rangkaian ASKS XX pada 27-29 Oktober 2023 menyuguhkan ratusan para pegiat seni, sastrawan, penyair hingga budayawan dari 13 kabupaten/kota di Kalsel.

BACA JUGA : Aruh Sastra Kalsel 1 (2004) dan D. Zawawi Imron

“ASKS merupakan ajang silaturahmi antar seniman sastra se-Kalsel. Sebagai tuan rumah ASKS XX-2023, berbagai lomba digelar seperti pembacaan puisi, madihin dan lainnya diikuti ratusan peserta, hingga seminar menghadirkan berbagai narasumber nasional dari Surabaya, Bandung Sumatera, Bali, Nusa Tengara Timur (NTT) serta daerah lainnya,” kata Hajriansyah kepada jejakrekam.com, Sabtu (28/10/2023) malam.

Hajriansyah berharap perhelatan ASKS XX bisa berjalan lancar hingga penutupan dan menghasilkan rekomendasi dan karya-karya sastra  bagi pelaksanaan ASKS berikutnya.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.