Terpaksa Duduk di Warung, Siswa SMPN 6 Banjarmasin Simak Pelajaran Secara Online dari Guru

0

PENERAPAN pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau sekolah online dampak kabut asap yang mendera wilayah Kota Banjarmasin, dirasakan belum optimal.

MESKI tak turun ke sekolah sejak Rabu (4/10/2023), para siswa memanfaatkan ponsel pintar atau gadget sebagai sarana belajar dari materi yang disampaikan oleh para guru. Seperti Muhammad Alfi Muttaqin, siswa SMPN 6 Banjarmasin memilih duduk di warung sembari mendengarkan paparan materi Pelajaran oleh guru melalui handhponenya.

“Memang, belajar online atau pembelajaran jarak jauh tidak efektif dibanding dengan belajar di kelas, karena bisa langsung bertatap muka dengan guru,” kata siswa kelas 7G SMPN 6 Banjarmasin ini kepada jejakrekam.com, Kamis (5/10/2023).

Menurut dia, belajar secara online ini sangat bergantung dengan kualitas internet dari penyedia layanan atau kuota yang dimiliki. “Lagi pula, kami tidak bisa bertanya secara langsung kepada guru ketika tidak paham dengan materi pelajaran. Hari ini, kami mendapat pengajaran matematika dari guru,” kata Alfi Muttaqin.

BACA : Udara Kian Tak Sehat Akibat Asap, Mulai Besok Sekolah di Banjarmasin Terapkan Belajar Online

Dia berharap proses belajar online ini tidak berlangsung lama, hingga nantinya kualitas udara di Banjarmasin kian membaik. “Sudah cukup kami rasakan waktu pandemi Covid-19 lalu. Semoga belajar online ini tidak lama, karena materi pembelajaran sangat singkat oleh guru,” kata Alfi.

Berdasar pantauan jejakrekam.com di SMPN 4 Banjarmasin, Jalan Teluk Tiram Darat RT 08, gara-gara penerapan PJJ, suasana sekolah tampak lengang. Yang terlihat hanya para guru dan tenaga kependidikan yang turun ke sekolah. Kelas yang biasanya ramai dengan para murid, terlihat lengang.

BACA JUGA : Berbahaya bagi Kesehatan, Kabut Asap Karhutla Bikin Kondisi Udara Banjarmasin Terpapar PM2.5

Kepala SMPN 4 Banjarmasin Ahmad Riyadi mengakui penerapan PJJ seperti masa pandemi Covid-19 bukan hal yang baru bagi para guru. “Mereka sudah terbiasa. Jadi, ketika diputuskan oleh Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin diberlakukan PJJ, secara teknis sudah siap dilaksanakan,” kata Riyadi.

Menurut dia, jika nanti diputuskan kembali belajar offline atau proses pembelajaran di kelas, kemungkinan masuk sekolah akan diundur agak siang.

“Kalau biasanya masuk ke sekolah pada pukul 07.30 Wita, kemungkinan kalau nanti diputuskan tidak lagi PJJ, maka turun ke sekolah mulai pukul 08.30 Wita dan pulangnya pukul 13.00 Wita. Sebab, pagi hari memang kabut asapnya tebal, jadi kalau agak siangan lebih mendingan,” kata Riyadi.

BACA JUGA : Kabut Asap Kian Pekat, BPBD Banjarmasin Usul Naikkan Status Jadi Tanggap Darurat

Dia mengakui proses PJJ memang kurang optimal untuk penyampaian materi ajar dari para guru kepada peserta anak didik. “Semoga pemberlakuan PJJ tidak lama. Pekan depan sudah bisa masuk sekolah lagi seperti biasa,” imbuh Riyadi.

Terpisah, orangtua murid, H Subhan mengaku khawatir dengan kondisi kabut asap dampak dari karhutla bagi kesehatan anaknya.

“Kalau belajar online memang agak susah pengawasan oleh orangtua. Apalagi, belajar online itu menambah biaya pengeluaran untuk beli kuota internet. Jelas, tidak optimal dibandingkan belajar di kelas seperti biasa,” kata Subhan.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.