Udara Kian Tak Sehat Akibat Asap, Mulai Besok Sekolah di Banjarmasin Terapkan Belajar Online

0

KUALITAS udara tak sehat mendera Kota Banjarmasin dan sekitarnya berdampak bagi kesehatan warga. Walikota Ibnu Sina  menginstruksikan proses belajar mengajar jarak jauh secara daring atau online.

PEMBERLAKUKAN pembelajaran jarak jauh (PJJ) laiknya masa pandemi Covid-19 terhitung sejak Rabu (4/10/2023) dalam waktu sepekan, hingga nantinya dievaluasi kembali.

“Berdasarkan hasil rapat dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD Kota Banjarmasin menyikapi kondisi udara yang kian tak sehat akibat kabut asap, diputuskan untuk proses belajar online bagi siswa PAUD, TK, SD dan SMP di Banjarmasin efektif mulai besok (Rabu, 4 Oktober 2023),” kata Walikota Banjarmasin Ibnu Sina dalam keterangannya, Selasa (3/10/2023).

Ibnu Sina memastikan proses pembelajaran online ini diterapkan selama sepekan yang selanjutnya akan dievaluasi, apakah nanti berlanjut atau tidak sembari menunggu kondisi kualitas udara Kota Banjarmasin.

BACA : Udara Kian Tak Sehat, Pelajar SD-SMP di Banjarmasin Serentak Ikuti Shalat Istisqa

“Selama kabut asap (akibat kebakaran hutan dan lahan), banyak warga yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mengalami peningkatan. Selama pembelajaran online, tolong anak-anak dijaga agar tetap di rumah dan tidak berkeliaran di luar rumah,” ucap mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Rekomendasi PJJ bagi sekolah dari level PAUD, TK, SD dan SMP ini menyikapi tingginya polutan di Banjarmasin akibat kabut asap, sehingga kondisi udara tidak sehat.

Data terakhir menunjukkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berdasar Indikator Particulate Matter (PM) 2,5. Kondisi ini membuat Kota Banjarmasin masuk dalam kategori kualitas udara sangat tidak sehat, akibat kabut asap yang menyelimuti bekas ibukota Provinsi Kalsel berlangsung selama 3 bulan belakangan.

BACA JUGA : Terselimuti Asap, Banjarmasin Menjadi Salah Satu Wilayah Tertinggi Polusi Udara

Berdasar data terakhir yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Syamsudin Noor mencatat ada kurang lebih 591 titik panas yang tersebar di seluruh Kalimantan Selatan. Meskipun tidak memiliki titik panas yang banyak, Kota Banjarmasin masih terdampak oleh kabut asap akibat karhutla.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin, Tabiun Huda berdasar dari hasil kajian dampak dari kabut asap bagi kesehatan khususnya bagi anak-anak, hingga direkomendasikan agar sekolah menerapkan belajar online.

“Saat ini, angka pengidap ISPA di Kota Banjarmasin meningkat tajam sudah lebih dari 6.000 kasus,” ucap Tabiun Huda.

BACA JUGA : Tak Hanya Picu ISPA, Antisipasi Dampak Kabut Asap, Ini Tips Dari Dokter Spesialis Internis RSUD Ulin Banjarmasin

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Nuryadi menyebut ada 9 wilayah kelurahan paling terdampak kabut asap karhutla.

“Sembilan wilayah itu mencakup Kelurahan Sungai Andai, Kuin Utara, Tanjung Pagar, Pemurus Dalam, Basirih Selatan, Kelayan Timur, Pekauman, Sungai Lulut, dan Banua Anyar,” tutur Nuryadi.

Dia menjelaskan berdasar hasil pemantauan di lapangan, kondisi kabut asap cukup tebal sehingga dikeluarkan surat edaran untuk PJJ selama 4 hari terhitung pada 4-7 Oktober 2023.

BACA JUGA : Jangan Anggap Remeh, Inilah Bahaya Karhutla di Kalimantan Selatan

Dalam surat edaran bernomor 400.3.5.3/10264-PSMP/Dipendik/2023, Nuryadi menjelaskan PJJ ini diarahkan bagi seluruh satuan pendidikan d ibawah naungan Disdik Banjarmasin, mulai dari PAUD, TK, SD, dan SMP.

“Sekarang kami masih menunggu arahan, rekomendasi serta evaluasi selanjutnya dari Dinkes, maupun BPBD Kota Banjarmasin. Apabila kondisi asap terus berlangsung, mungkin PJJ akan diperpanjang,” tandas Nuryadi.(jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.