Mencari Sosok Pemimpin Ideal

0

Oleh: IBG Dharma Putra

TOREHAN sejarah Indonesia bercerita tentang Soekarno yang akrab dipanggil Bung Karno bersama Mohammad Hatta, disandera para pemuda pejuang dimotori Soekarni ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 untuk dimintai sepakat merdeka.

PERUNDINGAN alot yang bisa dibuat sederhana dengan membaca saja proklamasi. Apa sih susahnya menulis serta membacanya sehingga harus memohon-mohon pada Bung Karno.

Salah satu jawaban yang ada di benak saya adalah karena para pemuda tahu jati diri si Bung Besar dan menyimpulkan untuk merdeka. Masyarakat Indonesia memerlukannya, walau di saat sama, si Bung tak memerlukan apapun dari masyarakat.

Kondisi pemimpin seperti itu menurut saya merupakan kriteria pemimpin ideal, pribadi yang tak berkepentingan dengan masyarakat tapi masyarakat memerlukannya.

Bung Karno di era tersebut, didekati oleh berbagai kepentingan yang bisa membuat hidupnya tentram serta nyaman. Bung Karno tidak memerlukan masyarakat tapi si Bung diperlukan masyarakat karena dalam hidup sudah menyerap berbagai aspirasi bangsa dan sudah mampu memahaminya. Dialah pemimpin ideal di era itu.

BACA : Kritik Santun Dan Diksi Vulgar

Torehan sejarah dunia bercerita, ada banyak pejuang demokrasi, setelah berhasil merebut kuasa, akan menjadi pemimpin otoriter. Kuasa kekuasaan, mampu mengubah karakter serta membuat mabuk penguasa, seperti air garam, semakin diminum semakin haus dan awalnya pejuang tulus bagi rakyatnya, dikemudiannya tidak lagi seperti dulu.

Dengan begitu, pemimpin ideal bukan hanya dipilih tetapi juga wajib diawasi, dibantu dan diadvokasi agar ajeg pada dedikasinya, tetap mendengar aspirasi, tidak mabok kekuasaan dan berubah tidak ideal lagi. Kekuasaan adalah godaan terbesar bagi manusia karena tahta bisa mengumpulkan harta dan wanita.

BACA JUGA : Teladan Kepemimpinan Rasulullah; Refleksi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Torehan sejarah pun akan bercerita tentang pemilihan presiden di Indonesia dan jika nanti, salah satu nama berhasil duduk di kursi serta menjadi presiden berkuasa, akankah mereka pemimpin impian dan tetap begitu sampai akhir masa jabatannya, tidak mabuk yang ingin bertahan di sana, semata-mata demi kuasa dan kekuasaan.

Kriteria pemimpin impian harus ditetapkan dini dan semua mereka ditera setidaknya bisa mendekati kriteria yang secara prinsip, tidak memerlukan masyarakat tetapi diperlukan oleh masyarakatnya. Seorang yang memegang kunci penyelesaian masalah zaman ini, yang bisa mewujudkan harmoni antara demokrasi dengan pembangunan ekonomi.

BACA JUGA : Profesionalisme, Kepemimpinan dan Integritas Dilema dalam Pusaran Kekuasaan

Pembangunan ekonomi memerlukan tangan besi bahkan terkadang terasa meminggirkan demokrasi dan berakibat munculnya oligarki, maraknya korupsi,  melebarnya kesenjangan ekonomi dan ujung akhirnya memicu revolusi. Rumus jitu perlu dicari dan tarik ulur kebijakan pembangunan wajib dilakukan agar ekomoni maju tetapi potensi revolusi tak perlu ada lagi.

Moderasi kebijakan oleh pemimpin yang sabar, tak meledak serta mumpuni dan sudah biasa berdemokrasi penuh tolerasi, meramu aspirasi dan partisipasi dalam keseimbangan, terasa menjadi kebutuhan saat ini. Pemimpin yang bisa merasakan derita masyarakat bahkan pernah mengalaminya di perjalanan hidupnya juga terasa diperlukan.

BACA JUGA : Sumpah Pemuda dan Keberagamaan Kita

Pemimpin ideal itulah yang harus dicari dan sebagai calon presiden, setidaknya mendekati yang seperti itu. Kita tak perlu menawan serta memaksanya, cukup memilihnya di bilik suara tanpa harus menyalahkan calon lain supaya semua berjalan ceria. Pertimbangkan dengan hati dan akal sehat, gerarkan nurani diiringi doa bagi negeri ini.(jejakrekam)

Penulis adalah Ketua Ikatan Konsultan Kesehatan (Ikkesindo) Kalsel

Mantan Direktur RSJD Sambang Lihum

Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.