Memiliki Banyak Warisan Budaya, Banjarmasin Bakal Jadi Tuan Rumah JKPI

0

JIKA tak ada aral, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Jaring Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Tahun 2024 nanti bakal dilaksanakan di Kota Banjarmasin.

PEMILIHAN kota berjuluk seribu sungai sebagai wadah pelaksanaan Rakernas tersebut bukan tanpa sebab. Selain dikenal sebagai kota tua yang dalam beberapa tahun ke depan berusia 5 abad, di Bumi Kayuh Baimbai juga diyakini banyak warisan budaya baik bersifat benda maupun tak benda.

“Kita tunjukkan bahwa Banjarmasin memiliki banyak warisan budaya dan banyak juga warisan pusakanya,” ucap Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman, saat kegiatan Rekernas JKPI di Kota Semarang, Jateng, Rabu (23/8/2023).

BACA : Jangan Lupakan Banjarmasin Sebagai Kota Sarat Sejarah Di Kalsel

Masih menurut Ikhsan, terpilihnya Banjarmasin sebagai tempat perhelatan JKPI merupakan keuntungan. Sebab, dengan dilaksanakannya Rakernas tersebut di maka secara tidak langsung menunjukan kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya masyarakat internasional bahwa, kota yang secara geografis berada 16 centimeter di bawah permukaan laut ini merupakan kota pusaka cikal bakal peradaban di Kalimantan.

Iksan Budiman yang kehadirannya dikegiatan tersebut mewakili Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina berharap, dengan digelarnya Rakernas JKPI Tahun 2024 nanti bisa mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Diharapkan nanti kegiatan ini bisa menjadi perhatian serius bagi masyarakat, sehingga pada akhirnya nanti akan memunculkan kembali Banjarmasin sebagai Kota Pusaka, sebagai pusat peradaban di wilayah Kalimantan, dan sebagai pusat jaringan kota perdagangan dan jasa, itu yang mungkin nantinya akan kita munculkan,” pungkasnya.

BACA JUGA :  Dari Benteng Tatas, Tata Kota Banjarmasin Digagas

Kegiatan Rakernas JKPI di Kota Semarang dipusatkan di di Grand Ballroom Bursomy, Kota Lama Semarang. JKPI merupakan sebuah jaringan antar kota dan kabupaten se-Indonesia yang memiliki tujuan menjaga kelestarian Benda Cagar Budaya (BCB) peninggalan sejarah di Indonesia.

Organisasi ini didirikan pada tanggal 25 Oktober 2008 lalu, di kota Solo. Lahirnya JKPI terkait erat dengan penyelenggaraan Konferensi dan Pameran Organisasi Kota Pusaka Eropa-Asia yang pada saat itu diselenggarakan di Kota Surakarta.

Pendirian JKPI tertuang dalam Deklarasi Surakarta di bidang pusaka (warisan budaya) yang dilangsungkan di joglo belakang rumah dinas Walikota Solo.

BACA LAGI :  Jadi Bandar, Umur Pasar Terapung Muara Kuin Setua Kesultanan Banjar

Para pendiri JKPI yakni 12 walikota (Solo, Sawahlunto, Banda Aceh, Ternate, Pangkal Pinang, Yogyakarta, Ambon, Salatiga, Bogor, Jakarta Utara, Bengkulu dan Baubau bersepakat mendeklarasikan organisasi ini.

Pada awal kelahirannya, JKPI hanya beranggotakan 12 kota se-Indonesia. Seiring perjalanan waktu dan diskusi resmi pada forum-forum prakongres, kongres, dan Rakernas akhirnya disepakati daerah yang berstatus kabupaten diperkenankan menjadi anggota JKPI sepanjang memenuhi kriteria dan berkomitmen dalam pelestarian pusaka (tangible and intangible heritage).

Rakaian kegiatan JKPI yang saat itu diikuti 73 kabupaten dan kota se Indonesia adalah, penyerahan estafet tongkat kepemimpinan dari dari Wali Kota Palembang, H Harnojoyo kepada Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu sebagai Ketua Presidium JKPI yang baru.(jejakrekam)

Penulis Prokom-banjarmasin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.