Ketika Lukisan Mengajarkan untuk Berpikir, Membedah Buku Estetika Sufistik Amang Rahman

0

BUKU karya Hajriansyah berjudul Estetika Sufistik Amang Rahman dibedah di Kampung Buku (Kambuk) Banjarmasin. Buku yang diterbitkan Gading Yogyakarta berisi 204 halaman pada 2023 ini bisa jadi referensi bagi penikmat buku beraliran tasawuf.

SOSOK Amang Rahman yang jadi objek riset penulis merupakan seorang pelukis taat beribadah di Surabaya, Jawa Timur. Dalam karya lukisnya, Amang Rahman dalam sebutan bahasa Banjar berarti Paman Rahman melukis sesosok wanita dengan latar belakang bulan merah yang menjadi sampul atau cover buku.

“Simbol bulan merah di belakang sosok wanita ini bisa ditafsirkan sebagai simbol kesempurnaan. Objek wanita yang dilukis oleh Amang Rahman sebagai bentuk penghargaan terhadap kaum hawa yang melambangkan ibu yang penuh kasih sayang dan kelembutan,” ucap penulis buku, Hajriansyah kepada jejakrekam.com, Jumat (23/6/2023).

Menurut Hajriansyah, buku yang ditulis merupakan hasil penelitian tesis saat menimba ilmu di UIN (IAIN) Antasari Banjarmasin pada 2014-2017, di jurusan Akhlak Tawasuf Fakultas Ushuluddin.

BACA : Dari Kafe ke Kafe, Cerita Para Pelukis Kampung Buku Banjarmasin dan Grup Musik Ugahari

“Amang Rahman sangat mencintai ibunya, begitupula istrinya yang merupakan ibu dari anak-anaknya. Dalam karya lukisannya, Amang Rahman selalu menonjolkan estetika sufistik atau maknanya selalu mengarah kepada Tuhan (Allah SWT),” papar Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin ini.

Hajriansyah yang menggeluti sufistik ini mengungkapkan bahwa dalam estetika sufi tidak hanya mengembangkan imajinasi intuitif namun juga pengetahuan rasional.

“Keduanya dapat saling menguatkan, dalam berpikir (ta’aqquli) maupun mengalami dan merasakan (dzauqi). Keduanya, niscaya untuk direngkuh dan dikembangkan, objek seni maupun subjeknya dua hal yang saling melengkapi untuk dibaca dalam frame berpikir tentang  keindahan,” kata mahasiswa doktoral UIN Antasari Banjarmasin ini.

BACA JUGA : Mengenang Ajamuddin Tifani, Sosok Penyair Berjasa bagi Seniman Kalsel

Sebagai penanggap sekaligus pembanding, hadir; Muhammad Zainal Abidin yang merupakan peneliti dan penulis buku-buku beraliran tawasuf. Aliran filsafat yang berkembang dalam ajaran keislaman.

Begitupula, Arif Rahman juga memberi komentar dalam buku karya Hajriansyah. Arif Rahman yang juga penulis buku Madam Jarwa dan Tionghoa Banjar ini pun mengungkapkan telah membaca kubu tersebut sebagai sumber referensi yang baik untuk mendalami ilmu tasawuf.

Penulis buku Hajriansyah dengan buku karyanya berjudul: Estetika Sufisfik Amang Rahman. (Foto Dokumentasi Pribadi)

———

BACA JUGA : Selesaikan Studi Doktoral di UIN Antasari, Hajriansyah Teliti Seni Ukir Kaligrafi Banjar

Tanggapan dari koleganya lainnya yakni Sumasno Hadi, dosen program studi seni pertunjukan FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) itu membuat Hajriansyah mengaku senang. Dirinya akan mengevaluasi hasil karyanya lewat catatan tersendiri.

“Terutama dalam menghasilkan dan mengembangkan lagi pembacaan estetika sufistik terhadap karya seni baik seni rupa maupun sastra. Sebab, keduanya telah saya geluti, bukan hanya sebagai pengamat namun juga creator,” kata Hajriansyah yang sempat studi di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

BACA JUGA : Mengenang Maestro Seni Tradisi Balamut, Gusti Jamhar Akbar

“Harapannya bagi generasi milenial atau generasi sekarang bisa lebih mencintai hasil karya seni atau budaya karena banyak mengajarkan kita dalam memaknai hidup,” ucap Hajriansyah.

Buku karya Hajriansyah ini kini tersedia di Kambuk Banjarmasin dengan harga Rp 75 per eksemplar bagi para pegiat literasi dan penikmat buku-buku bermuatan ‘berat’.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.