Rumah Arsitek Belanda Van der Pijl Akhirnya Dirobohkan, Pro-Kontra Soal Cagar Budaya Mengemuka

2

RUMAH kuno bergaya indis yang pernah jadi saksi sejarah Kota Banjarbaru akhirnya dirobohkan. Kediaman arsitek Belanda perancang Banjarbaru, Van der Pijl di Jalan A Yani Km 35, Loktabat, tampak beberapa bangunan telah bolong.

POSTINGAN foto teranyar kondisi rumah ‘sang pendiri’ Banjarbaru itu diunggah wartawan senior, Budi ‘Dayak’ Kurniawan di akun facebooknya, Senin (19/9/2022). Tampak atap bangunan rumah itu sudah dicopot, begitu pula dinding rumah sudah bolong-bolong.

Staf pribadi Walikota Banjarbaru, Khairil Anwar pun mengakui posisi pemerintah kota cukup dilematis jika hendak mencagarbudayakan rumah Van der Pijl.

“Jika hendak masuk cagar budaya, rumah itu bisa diserahkan pihak keluarga ke Pemkot Banjarbaru. Biar pemerintah kota yang akan merawatnya, nah soal ganti rugi bisa dibicarakan dengan wajar,” ucap Khairil Anwar kepada jejakrekam.com, Senin (19/9/2022).

BACA : Mau Dirobohkan, Rumah Bersejarah Van Der Pijl, Pendiri Banjarbaru Harus Diselamatkan

Dari informasi dihimpun Khairil Anwar, justru rumah Van der Pijl sudah dijual pemilik ke pihak lain kabarnya seharga Rp 10 miliar. Oleh pembeli, kabarnya sertifikat kepemilikan rumah dan lahan digadaikan ke bank senilai Rp 14 miliar.

“Informasi yang kami dapat, karena ada permasalahan keuangan, kredit macet, rumah itu akhirnya disita bank. Kabar terbaru, pembeli terakhir sepertinya berani membeli dari lelang bank sekitar Rp 14 miliar. Luas lahan rumah Van der Pijl hanya 1.000 meter persegi,” ungkap mantan wartawan ini.

BACA JUGA : Konsep Kota Taman Banjarmasin Thomas Karsten dan Banjarbaru ala Van der Pijl

Dia membandingkan kediaman Gubernur Kalteng pertama Tjilik Riwut di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin telah dibeli Bank Mandiri, hingga kini menjadi Mandiri University Banjarmasin Campus.

Dari pengamatan Khairil, sebelumnya rumah Van der Pijl juga sempat jadi objek sengketa gugat menggugat ketika tergadai di bank. Dengan naiknya harga tanah di Banjarbaru, Khairil memprediksi lahan di jalan utama itu bisa menembus angka Rp 20 miliar.

“Jadi pertanyaan adalah kenapa pembeli berani mengganti nilai rumah seharga Rp 14 miliar dan Rp 20 miliar itu? Kabar terakhir yang didapat rumah itu tidak dibongkar, hanya direvonasi,” tutur Manager Persebaru Banjarbaru.

BACA JUGA : Hargai Jasa Bapak Pembangunan, Pemkot Banjarbaru Dirikan Baliho Biografi Van Der Pijl

Soal penyelamatan aset bersejarah sang arsitek Kota Banjarbaru juga memancing reaksi warganet. Dalam facebook jejakrekam.com, seperti Nur Hidayati membandingkan kondisi Kota Bandung, Jawa Barat yang justru memelihara rumah-rumah lawas warisan kolonial Belanda.

Kodnisi rumah Van der Pijl di Loktabat Banjarbaru, sebelum seluruh bagian rumahnya dirobohkan. (Foto FB Budi Dayak Kurniawan)

“Di Kalimantan Selatan ini aneh, banyak bangunan sejarahnya malah dimusnahkan dan memprihatinkan,” kata Nur Hidayati.

BACA JUGA : Teruskan Cita-Cita Pendahulu, Aditya-Wartono Berziarah ke Makam Van Der Pijl dan Nadjmi Adhani

Aktivis Kalsel, Sumarko juga menilai sangat dungu jika aset yang bernilai sejarah dan bagian dari sejarah Banjarbaru justru dihancurkan. “Kenapa tidak belajar dengan bangsa lain yang melestarikan nilai-nilai sejarahnya,” kata Bung Marko, sapaan akrabnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Didi G Sanusi
2 Komentar
  1. Dheni berkata

    Selalu beranggapan bahwa model lama selalu tidak bagus adalah awal mula penghancuran peninggalan sejarah

  2. budiman suhenda berkata

    lupa jas merah…jangan sekali kali melupakan sejarah ingetnya jas ujan aja

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.