Laga Pemilu 2024, Pengamat Benua Institute Prediksi Hanya 9 Parpol yang Lolos PT 4 Persen

0

SEBANYAK 24 partai politik (parpol) dipastikan lolos ke tahapan verifikasi administrasi Pemilu 2024. Parpol ini  akan menjalani proses verifikasi administrasi pada 11 September 2022 dan hasilnya diumumkan pada 14 September 2022 nanti.

LOLOSNYA 24 parpol ini setelah berkas pendaftaran dinyatakan lengkap oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI  pada Selasa (16/8/2022).

Parpol yang lolos itu adalah PDI Perjuangan, Partau Persatuan Keadilan dan Persatuan (PKP), PKS, PBB, Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai NasDem, Partai Kebangkitan Nusantara, Partai Garuda, Partai Demokrat, Partai Gelombang Raya Indonesia (Gelora), Partai Hanura, Partai Gerindra, PKB, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), PAN, Partai Golkar, PPP, Partai  Rakyat Adil Makmur (Prima),  Partai Buruh, Partai Republiku Indonesia dan Partai Swara Rakyat Indonesia.

BACA : Usai Birin Dua Periode, Suksesi Kalsel 2024 Diprediksi Didominasi Wajah Lama dan Baru

Sementara, 16 parpol lainnya dinyatakan KPU tak lolos verifikasi adaministrasi atau gagal jadi kontestan Pemilu 2024 adalah  Partai Demokrasi Republik Indonesia, Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), Partai Beringin Karya (Berkarya), Partai Indonesia Bangkit Bersatu (IBU), Partai Karya Republik, Partai Pemersatu Bangsa, Partai Bhinneka Indonesia (PBI), Partai Pandu Bangsa, Partai Pergerakan Kebangkitan Desa (Perkasa), Partai  negeri Daulat Indonesi (Pandai), Partai Masymumi, Partai Damai Kasih Bangsa, Partai Kongres , Pratai Kedaulatan dan Partai Reformasi.

Direktur Benua Institute, Dr Muhammad Ramli memprediksi belajar dari pengalaman Pemilu 2019 lalu, hanya ada 9 parpol yang lolos ke parlemen (DPR RI) di Jakarta.

BACA JUGA : KPU Kalsel: Pendaftaran Parpol 1-14 Agustus 2022

“Arahnya pun sama, hanya 9 parpol yang bakal tembus parliamentary threshold 4 persen dan memiliki wakil rakyat di DPR RI seperti Pemilu 2019 lalu. Sedangkan, di ranah daerah, masih didominasi 9 parpol lawas, meski ada  parpol-parpol pendatang baru yang  sudah punya basis massa pendukung atau sudah lama menggarap massa,” tutur Muhammad kepada jejakrekam.com, Jumat (19/8/2022).

Direktur Benua Instute, Dr Muhammad (Ramli) Med. (Foto Dokumentasi Pribadi)

Dia mencontohkan seperti Partai Gelora yang dibidani eks tokoh-tokoh PKS seperti Anis Matta, Fahri Hamzah dan lainnya akan berbagi kue pemilih dengan PKS. Termasuk di Kalimantan Selatan.

BACA JUGA : Tingkatkan Mutu Kaderisasi Partai, Gubernur Kalsel Serahkan Rp 9 Miliar Untuk Parpol Kontestan Pemilu 2019

“Partai Gelora itu sudah lama bergerak saat menjadi ormas Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi). Terbukti, saat menjadi ormas, berhasil menarik para simpatisan atau pendukung PKS. Ini yang akan membuat Partai Gelora juga punya  basis massa jelas, termasuk di Banua,” tutur mantan komisioner KPU Provinsi Kalsel ini.

Masih menurut lulusan University Malaya Kuala Lumpur Malaysia ini, begitu pula dengan Partai Ummat yang dimotor tokoh PAN dan Muhammadiyah, Amien Rais akan bisa menggerus suara PAN.

BACA JUGA : Versi Survei DSI, Tergambar Elektabilitas Parpol 2024

“Harus diingat, Amien Rais adalah tokoh paling berpengaruh di PAN. Lewat Partai Ummat yang didirikannya justru akan menarik basis pendukung di PAN untuk memilih Partai Ummat. Sebab, ketokohan Amien Rais tak bisa dipandang sebelah mata, karena masih mengakar di PAN,” ucap mantan dosen STIH Sultan Adam ini.

Masih menurut Muhammad, pola memecah diri bak ‘amuba’ Partai Golkar dengan tokoh-tokohnya membentuk parpol baru seperti Partai Gerindra, NasDem dan lainnya sebenarnya ingin ditiru parpol lainnya. Hanya saja, Muhammad menilai justru hal itu tidak bisa kuat seperti parpol-parpol parlemen yang lolos beberapa kali pemilu.

BACA JUGA : Pemilu 2024, PPP Kalsel Bakal Rebut Kembali Kursi yang ‘Dipinjam’ Parpol Lain

“Ambil contoh Partai Perindo, butuh kerja  keras untuk bisa memenuhi target parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen yang kini 4 persen di Pemilu 2024. Agak sulit bagi parpol pendatang baru, termasuk parpol lawas seperti PPP misalkan. Ini karena, basis massa yang harus direbut harus berbagi dengan parpol lainnya. Sebab, ceruk suara  pemilih yang dilirik justru nyaris sama,” tutur  doktor  jebolan Universitas Negeri Jakarta ini.

BACA JUGA : Versi Survei LSI : Masih Tujuh Parpol di Atas Ambang Batas Parlemen 4 Persen

Muhammad menegaskan eksistensi Partai Masyumi seperti ingin mengulang pemilu lawas era Orde Lama, akan sulit di masa politik modern. Ini karena, Partai Masyumi tidak bisa lagi melahirkan tokoh-tokoh kaliber nasional seperti Mohammad Nasir, Prawoto Mangkusasmito dan lainnya.

“Faktanya di tahapan verifikasi administrasi, Partai Masyumi dinyatakan KPU RI sudah tak lolos. Klaim sebagai reinkarnasi Partai Masyumi selama ini juga diklaim oleh PBB. Jadi, parpol-parpol lawas yang dihidupkan lagi juga sulit menembus  fragmentasi parpol,” tutur Muhammad.

BACA JUGA : Versi Survei SMRC, Partai Perindo Bisa Salip Elektabilitas PPP dan PAN

Atas dasar itu, Muhammad pun mengambil premis  bahwa hanya 9 parpol yang lolos ambang batas parlemen di Pemilu 2024. Jika pun ada parpol pendatang baru, berpotensi hanya Partai Gelora dan Partai Ummat.

“Bahkan, ada potensi parpol-parpol baru ini bisa menggeser posisi parpol lama. Dengan catatan, karena dinamika politik Indonesia ini masih kental dengan politik transaksional,” imbuh advokat ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:PPP dan PAN gagal 2024
Penulis Iman Satria/Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.