Hindari Kelompok Radikal dan Liberal, FKUB Kalsel Tawarkan Konsep Moderasi Beragama

0

INDONESIA adalah negara majemuk. Negara yang memilik keberagamaan suku, agama, ras dan budaya. Keberagaman itu diyakini merupakan kekuatan dari bangsa ini.

ISU itu diangkat dalam dialog kebangsaan dan keberagamaan bertemaPengarusutamaan Moderasi Beragama untuk Keutuhan Bangsa dihelat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Selatan.

Bekerjasama dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalsel, dialog yang digelar di Hotel Rattan Inn Banjarmasin, Sabtu (11/12/2021) juga dihadiri banyak tokoh lintas agama.

Ketua FKUB Kalsel, Ilham Masykuri Hamdie mengatakan saat ini dinamika ekspresi keberagamaan di era demokrasi terkadang berpotensi memunculkan ketegangan dan konflik antar masyarakat, antar umat beragama atau bahkan internal umat beragama.

“Tentu dibutuhkan moderasi beragama dalam menjaga keharmonisan bangsa. Selama ini, ada dua tarikan yang terjadi di Indonesia. Satu tarikan bersifat ekstrem radikal dan di sisi lain ada tarikan liberal,” kata Ilham Masykuri.

BACA : Kembali Jabat Kepala Kanwil Kemenag Kalsel, Tambrin Bawa Misi Moderasi Beragama

Menurut dia, kalangan ektrem radikal memahami agama secara ketat untuk tafsirnya sendiri. Bahkan, ada pula kalangan yang melemah-lemahkan, mereka itu disebut kelompok liberal.

“Ide dasar dari moderasi beragama yang kita bicarakan adalah mencoba untuk meletakkan kita pada posisi tengah. Dalam bahasa Islam itu dikenal istilah wasathiyah dan moderat. Artinya, beragama secara moderat bukan ke kanan atau ke kiri,” papar dosen Fakultas Syariah UIN Antasari ini.

Menurut Ilham, jika terlalu ketat memahami agama, maka akan muncul tindakan suka menyalahkan orang lain. Inilah yang sekarang dinamakan kelompok radikal.

BACA JUGA : Jabat Rektor Periode Kedua, Ini Misi Prof Mujiburrahman Bikin UIN Antasari Unggul dan Berakhlak

Sebaliknya, magister filsafat Islam IAIN (UIN) Antasari ini mengatakan jika terlalu lemah ini menyepelekan agama, malah menimbulkan masalah. “Untuk itu, kita harus berada di tengah-tengah. Dengan adanya sikap moderasi beragama bagi setiap pemeluk agama di Indonesia, maka kecenderungan konflik dan kekerasan bisa berkurang,” papar Ilham.

Akademisi tawasuf ini mengungkapkan gol dari konsep moderasi beragama ditegaskan Ilham adalah terciptanya kerukunan antar umat beragama.

“Hal ini ditandai tiga hal. Yakni, adanya toleransi satu dengan yang lain. Adanya kesetaraan antar umat beragama yang hidup di Indonesia, sehingga muncul kerjasama antar umat beragama untuk bersama membangun dan memelihara bangsa,” imbuh Ilham.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.