BALANCAT pulang! Begitu celetukan warga saat nekat menerobos banjir rob yang melanda Banjarmasin hampir dalam sepekan ini.
HAL ini dirasakan sejumlah warga Banjarmasin, terutama untuk kawasan terendam air pasang yang datang pada malam hingga berlangsung dini hari.
“Gara-gara terus terendam, kaki balancat pulang. Kalau sebulan saja, bisa parah lancatnya. Mau tak mau, kalau pergi ke luar rumah, harus menerobos ‘calap’ (banjir),” kata Syahrudin, warga Alalak Utara, Banjarmasin Utara.
Wakil Direktur (Wadir) Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarmasin, dr H Meldy Muzada Elfa SpPD Finasim mengakui akibat lama terendam rob, maka akan muncul berbagai masalah kesehatan.
“Penyakit yang diwaspadai itu adalah penyakit kulit dan pencernaan. Akibat kontak dengan air atau basah terus menerus menyebabkan kulit di area kaki terkena kutu air. Ya, kalau orang Banjar menyebutnya balancat,” kata Meldy Muzada Elfa kepada jejakrekam.com, Jumat (10/12/2021) malam.
BACA : Akibat Banjir Rob, Ular Sanca Masuk Pekarangan Rumah Warga Pekapuran Laut
Apalagi, menurut Meldy, jika ada bagian tubuh yagn mengalami luka, maka bisa terjadi infeksi akibat bersentuhan dengan air. Bahkan, memicu tumbuh subur jamur pada kulit.
“Mencegahnya tentu pertama adalah menghindari sedapat mungkin kontak dengan air terlalu lama. Jika pun ingin menerobos banjir, usahakan menggunakan sepatu bot untuk melindungi bagian kaki agar tak terkena air,” kata dokter spesialis penyakit dalam lulusan UGM Yogyakarta.
Meldy juga menyarankan bagi orang yang punya sensitivitas kulit atau rentan terkena kutu air dan penyakit kulit lainnya, sebaiknya usai terendam banjir untuk bagian kaki dikeringkan dengan handuk.
“Tujuannya agar kaki tidak terlalu lama basah, karena akan mempercepat terjadi luka maupun infeksi pada kulit,” kata dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.
BACA JUGA : Hadapi Fenomena Banjir Rob Ancam Banjarmasin, Habib Fathur Minta Warga Waspada
Dokter Meldy yang juga berpraktik di RSUD Ulin Banjarmasin mengatakan penyakit pencernaan juga rentan saat banjir rob. Terutama, paling sering adalah diare dan muntah-muntah.
“Sebab, air banjir yang sudah terkontiminasi sangat mudah memicu diare dan muntah-muntah. Apalagi, jika terkonsumsi air banjir yang tidak steril. Mungkin saja air banjir mengandung banyak mikroba yang membahayakan tubuh,” urai Meldy.
Ia menyarankan agar saat banjir atau rob yang tengah melanda Kalsel, terkhusus di Banjarmasin, warga tak boleh sembarangan makan. Apalagi, jika ada makanan langsung dikonsumsi tanpa dimasak atau dipanasi dulu.
“Misalkan, ada nasi pembagian dari bantuan, misalkan mencuci tangan dengan air banjir yang kotor, jelas banyak bakteri yang masuk melalui tangan,” ucapnya.
BACA JUGA : Hampir Seluruh Kecamatan Diserbu Air, BPBD Banjarmasin Sebut Banjir Rob Akibat La-Nina
Meldy juga menyarankan agar tidak menggunakan alat makan saat banjir, terutama yang dicuci dengan air banjir. Jika tak hati-hati, Meldy mengatakan ketika makanan itu masuk ke dalam perut sangat memungkinkan terjadi infeksi di bagian pencernaan yang mengakibatkan diare dan muntah-muntah.
“Saya sarankan jika mendapat pembagian nasi di daerah banjir, baik para relawan maupun warga tetap mencuci tangan dengan air bersih atau air mineral. Begitu pula, untuk air minum harus berasal dari air steril atau mineral, misalkan,” tutur Ketua Pemuda Muhammadiyah Kalsel ini.
BACA JUGA : Jabat Sekda Banjarmasin, Ikhsan Budiman Segera Koordinasikan SKPD Atasi Banjir Rob
Dalam situasi terendam banjir atau rob, Meldy mengatakan sebaiknya menggunakan peralatan yang sekali pakai, sehingga tidak perlu mencuci dengan air banjir. Apalagi, saat banjir, banyak sampah kotor dan berbahaya turut terbawa hanyut ke kawasan pemukiman warga, bisa membawa bibit penyakit.
“Nah, jika penyakit berlanjut saat banjir, usahakan berkonsultasi atau menghubungi petugas kesehatan setempat guna mendapat pengobatan. Apalagi, penyakit diare bisa memicu penyakit lainnya, karena memang sangat rentan saat kondisi banjir seperti sekarang,” imbuhnya.(jejakrekam)