Dugaan Covid ke Depan

0

Oleh : IBG Dharma Putra

MENURUNNYA kasus Covid? Memang tidak linier dengan kinerja penanggulangan Covid dan hal tersebut dapat diakibatkan oleh banyak faktor.

PERTAMA, sudah terjadi kekebalan kelompok (herd immunity) karena banyak yang sudah terinfeksi secara alamiah tapi orang tanpa gejala (OTG). Ini yang dikenal dengan istilah super imunitas.

Kedua, karena memang bio ritme Covid sedang rendah, mirip dengan virus rabies yang turun bio ritmenya di setiap bulan September. Kondisi menurunnya bio ritme sangat cocok untuk menggenjot vaksinasi seperti halnya vaksinasi rabies yang akan berhasil jika dilakukan di bulan September.

Ketiga, penyebab lain yang belum diketahui, sehingga memerlukan penelitian lebih lanjut. Artinya penyebab pastinya harus dicari karena Covid merupakan penyakit baru dan masih banyak hal yang belum diketahui menyakut penyakit uang diakibatkannya. Dan, selama belum atau tidak diketahui pasti, maka kewaspadaan  dengan kepatuhan prokes di masyarakat harus tetap diupayakan.

BACA : Banjarmasin Kejar Target Herd Immunity di November, Ini Catatan dari IDI Kalsel

Jika penyebab yang pertama yang memang terjadi maka kemungkinan timbul gelombang baru setahun lagi jika boster tidak segera diberikan. Dugaan ini dikemukakan karena antigenicity Covid sangat rendah dan antibodi yang ditimbulkannya sedikit dan tidak bertahan lama. Dengan boster diperkirakan hanya akan bertahan selama setahun. Sehingga menjelang setahun, harus diberikan kembali jika ingin tetap mempunyai kekebalan.

Jika penyebab kedua yang benar, dan itu berarti bio ritme virus sedang buruk, maka saat ini meupakan saat yang paling tepat untuk melakukan serbuan vaksin sampai target yang ditetapkan bisa dicapai.

BACA JUGA : Berdamai dengan Covid-19 Lewat Skenario Herd Immunity?

Sedangkan mutan baru dikhawatirkan ada jika situasi penularan tidak terkendali. Kondisi positivity rate di atas lima persen dan lebih lebih 10 persen akan menjadi dasar adanya kekhawatiran terjadinya mutasi. Jika tidak begitu, kejadian mutasi sangat kecil kemungkinan terjadinya.

Saya menduga data yang ada tak mendukung terjadinya mutasi sehingga pengawasan ketat pada pendatang akan menjadi pilihan strategis untuk menangkal mutan, karena dipastikan mutan berasal dari luar daerah. Mudahan datanya tidak under reported.(jejakrekam)

Penulis adalah Epidemiolog

Direktur RSJD Sambang Lihum Banjarmasin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.