Bekali Keterampilan, Dinsos Balangan Seleksi 67 Peserta Remaja Desa Ikut PSBR

0

DINAS Sosial (Dinsos) Kabupaten Balangan tengah menyeleksi pendidikan dan pelatihan dalam rangka pemberdayaan remaja di Aula UPT Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan, Paringin.

KEPALA Seksi Rehabilitasi Sosial Dinsos Balangan, Husairi menyampaikan tujuan dari kegiatan itu demi menunjang kemampuan remaja desa. Mereka akan ditempatkan selama 6 bulan di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Budi Satria milik Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Kalimantan Selatan di Banjarbaru.

“Selama enam bulan, panti remaja itu konsepnya persis di pondok pesantren. Mulai pagi sampai sore itu mereka pada berkutat dengan jurusan masing-masing, lalu selesai itu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (ekskul),” ucap Husairi kepada jejakrekam.com, Rabu (17/11/2021).

Kegiatan ekskul, menurut Husairi sebagai peminatan para remaja yang dibina secara kontinyu. Selain itu, mereka juga mendapat pembentukan pribadi.

“Kala setengah enam, mereka melaksanakan ishoma dan mengikuti keagamaan secara penuh. Ketika Maghrib, mereka dikonsentrasikan di tempat ibadah. Dari sinilah pembentukan moralnya,” ujar Husairi.

BACA : Tingkatkan Kualitas, Petani Karet Balangan Bentuk UPPB

Kata Husairi, kisaran usia memasuki 15-19 tahun untuk kategori remaja sesuai Undang-Undang (UU) berlaku, dan jika lebih dari maka dianggap dewasa.

“Rekrutmen hari ini, selektornya langsung dari panti bina remaja. Kita sebagai fasilitator saja,” ucapnya.

Selama setahun terdapat dua kali seleksi PSBR dijalankan Dinsos Balangan. Husairi bilang keberangkatan peserta yang lolos nanti pada Januari-Juni dan rekrutmen kedua pada Juli-Desember.

“Sampai angkatan kemarin, kita diberi amanah kuota peserta lebih banyak dari daerah lain. Yaitu lima orang dari Kabupaten Balangan,” ungkapnya.

Husairi menyampaikan terkait setiap 13 kabupaten/kota di Kalsel, PSBR menyeleksi hingga lolos cuma 80 peserta dalam membina remajanya.

“Hari ini, ada 67 peserta mengikuti seleksi. Artinya ini kita sampaikan kepada pihak panti, inilah bentuk care (peduli) kepada anak-anak desa,” tutur Husairi penuh semangat.

BACA JUGA : DPRD Balangan Memfasilitasi Penyelesaian Sengketa Tanah Antara Warga dan PT Balangan Coal

Husairi menyatakan lembaga PSBR sangat memberi perhatikan serius dalam membina anak remaja daerah yang tidak memiliki kemampuan dalam keterampilan. Dengan begitu, dari segi anggaran yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

“Pihak PSBR sangat jor-joran dalam menunjang pembinaan remaja ini, mulai dari segi makan tiga kali sehari hingga fasilitas mandi pun diberi,” ujarnya.

Selama magang di jurusan yang digeluti, Husairi memastikan setelah lulus mereka pulang membawa perangkat alat jurusannya masing-masing.

“Sesuai PSBR menginformasikan ke kita [Dinsos Balangan] bahwa terhitung dianggarkan sebanyak Rp 45 juta per anakn. Dari provinsi itu meminta ke daerah, memang inginnya itu care (peduli) ke anak-anak desa,” ungkap Husairi.

Sesuai tupoksi yang dilakukan Dinsos Balangan, Husairi menjelaskan 3P yaitu pengantaran, pemantauan dan penjemputan. Lalu pihaknya memberikan uang saku Rp 100 ribu per anak.

“Setelah mereka pulang ke desanya, lalu membuka pekerjaan. Dinsos Balangan melakukan home visit (kunjungan) ke tempat-tempat mereka,” jelasnya.

BACA JUGA : Dukung Tercapainya Herd Immunity, BIN Gelar Vaksinasi Massal di Balangan

Setahun kepulangan, Husairi menegaskan pihak Dinsos Balangan melakukan stimulan kepada anak yang telah membuka pekerjaannya tersebut. Yaitu, memberi alat tambahan kepada mereka yang tengah membuka usaha secara mandiri.

“Sesuai arahan dari panti menyerahkan ke Dinsos Balangan. Kita melakukan pemantauan itu per siklus, apakah berkembang atau tidak,” ujarnya.

BACA JUGA : Anggrek Bulan Balangan Memiliki Potensi untuk Dikembangkan

Selama dua tahun belakangan, menurut Husairi, jursu anak-anak remaja yang dibina setelah pulang ke desanya, secara tidak langsung survive (bertahan hidup) selama pandemi 2020-2021 ini.

“Adanya keterampilan yang didapat itu, mereka bisa bertahan hidup selama pandemi. Memakai kemampuan itulah, jika mereka tidak punya lahan gatah (karet) misalnya, maka mereka keluar mencari peluang kerja yang bisa menghidupinya,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Rahim Arza
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.