Jangan Jadi Penonton, IKN di Kaltim Harus Dimanfaatkan Maksimal oleh Kalsel

0

REKTOR Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr Sutarto Hadi mengingatkan agar warga Kalimantan, tak boleh termarginalkan, ketika ibukota negara (IKN) baru hadir di Penajam-Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur.

“POSISI Kalimantan Selatan persis berbatasan dengan Kalimantan Timur. Utamanya, Kabupaten Tabalong, makanya kita tak boleh kalah ketika IKN ada di Kalimantan Timur,” ucap Sutarto Hadi kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Rabu (3/11/2021).

Dia memprediksi keberadaan IKN di provinsi tetangga itu akan mendatangkan banyak investor, terutama dari luar negeri seperti Eropa, Amerika, Tiongkok, Malaysia dan lainnya.

Sebagai negara besar, Sutarto melihat Indonesia akan banyak dilirik. Dampaknya, warga Kalimantan terkhusus Kaltim dan Kalsel tak boleh termarginalkan atau hanyua jadi penonton seperti yang dialami warga Betawi di DKI Jakarta.

“Sekarang siapa yang menguasai Jakarta, bukan orang Betawi kan? Malah orang-orang Betawi sekarang terpinggirkan,” kata Sutarto.

BACA : Jadi Daerah Penyangga IKN, Tabalong Punya Lahan 3.000 Hektare untuk Kawasan Industri

Guru besar pendidikan matematika ini menyarankan agar penyediana sumber daya manusia (SDM) menjadi keniscayaan. Tak kalah penting lagi adalah mengamankan sumber-sumber perekonomian yang akan menjadi kebutuhan IKN nanti.

“Sebagai IKN, tentu kebutuhan pangan, sandang dan lainnya pasti besar. Apalagi, jumlah penduduk di IKN nanti bisa mencapai 2 juta sampai 3 juta orang” paparnya.

Peluang semacam ini dinilai Sutarto bisa dimanfaatkan Kalsel sebagai daerah penyangga, bukan malah sebagai penonton saja.

Posisi Kalsel khususnya Kabupaten Tabalong yang berbatasan langsung dengan Kaltim sangat strategis. Menurut Sutarto, sebagai pintu masuk, tentu mobilitas orang-orang Banjar pergi lewat darat pasti melewati Tabalong sebelum ke IKN.

“Ini kesempatan besar untuk menyiapkan segala macam infrastruktur. Utamanya, infrastruktur industri. Sebab, Tabalong akan kecipratan banyak pendatang terkhususnya para pekerja ketika nanti dijadikan kawasan industri di sana,” kata doktor jebolan Universiteit Twente, Belanda ini.

BACA JUGA : Persiapan Pembentukan SDGs Center Kalsel, Sebuah Kesiapan dalam Menyambut IKN

Dengan waktunya cukup mepet, Sutarto berharap agar ada gerak cepat dari Pemprov Kalsel dan Pemkab Tabalong dalam menyongsong hadirnya IKN di Kaltim. Sebab, pada 2024 nanti, ibukota negara dari Jakarta akan dipindah Presiden Joko Widodo sebelum berakhirnya periode kedua ke Kaltim.

“Kalau dihitung, tersisa tiga tahun lagi. Durasi waktu ini harus benar-benar bisa dimanfaatkan. Jika kita serius, maka Kalsel akan mendapat manfaat besar, bukan malah termarginalkan,” paparnya.

Sutarto mengingatkan jangan sampai ada kecemburuan atau konflik sosial, ketika orang asli Kalimantan tidak mendapat manfaat dengan keberadaan IKN di Kaltim.

Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Prof Dr Sutarto Hadi. (Foto Twitter Istana Negara)

Menurut dia, ketika orang luar Kalimantan berhasil di tempat itu, tidak perlu disalahkan ketika penduduk asli Pulau Borneo tidak menyiapkan diri. Mengenai pembangunan kawasan peruntukan industri (KPI) di Tabalong dinilai Sutarto sangat penting. Ini karena, akan mengundang para investor.

BACA JUGA : Jadi Penyangga IKN, Pemkab Tanbu Tawarkan Kerja Sama ke Penajam Paser Utara

Di samping itu, beber Sutarto, harga pasar lahan pun akan menjadi tinggi ketika IKN sudah dipindah ke Kaltim. Lonjakan harga lahan bisa mencapai 1.000 persen.

“Dulunya, misalkan harga lahan itu hanya Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu per meter, sekarang sudah mencapai Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Ini kenaikan yang luar biasa,” ucapnya.

Apalagi, menurut Sutarto, kebutuhan lahan untuk areal industri sangat luas, bisa mencapai ribuan hektare. Ia pun menilai langkah cepat Bupati Tabalong Anang Syakhfiani untuk menyiapkan kawasan peruntukan industri di Desa Saradang,  Kecamatan Haruai, sudah sangat tepat.

BACA JUGA : Dampak Budaya Pemindahan Ibukota Negara

“Kalau bisa segera dibebaskan, sehingga para investor itu memiliki kepastian hukum. Sebab, jika mereka telah menanamkan investasi untuk menggunakan lahan itu, harus jelas apakah berdurasi 100 atau 200 tahun,” kata Sutarto.

Ia hakkul yakin dengan datangnya investasi ke Kalsel, maka bisa berimbas pada kesejahteraan masyarakat. Seperti membuka lapangan kerja, perekonomian daerah berputar serta menciptakan industri pendukung lainnya seperti perhotelan, restoran, dan lainnya. umnya , orang dari kabupaten lain bisa kesana nih.

“Dugaan saya, ketika nanti IKN sudah resmi pindah ke Kaltim. Maka, orang Banjar akan pergi ke Tabalong. Untuk itu, saya tekankan agar orang Banjar harus jadi pemain, bukan penonton karena keberadaan IKN memang memiliki daya ungkit positif bagi daerah,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.