Riset Lahan Basah Jadi Buku, PPJP ULM Hadirkan Ahli AS, Jepang dan Korea
PUSAT Pengelolaan Jurnal dan Penerbitan (PPJP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) menggeber seminar the 7th International Symposium On Wetlands Environmental Management di Golden Tulin, Banjarmasin.
KEPALA PPJP ULM, Prof Abdul Hadi menyampaikan terkait seminar ini berhubungan dengan riset lahan basah. Nantinya, bakal ditulis dalam bentuk buku.
“Kemarin, hari pertama kita telah mengadakan acara international forum on business and economy. Jadi, sesuai tema kita tentang pemulihan ekonomi pasca pandemi,” ucap Prof Abdul Hadi kepada jejakrekam.com, Senin (25/10/2021).
Hadi menyebut pihaknya mengumpulkan para ahli atau pembicara dari luar negeri. Yakni, dari Amerika Serikat, Korea dan Japan demi menyepakati terkait kondisi ekonomi pasca pandemi tersebut.
Menurutnya, pemulihan pasca pandemi sangatlah penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya berhubungan dengan lahan basah di dunia pertanian.
“Sesuai visi ULM, kegiatan ini agar menuju kampus yang unggul dan berdaya saing. Lewat penelitian ini, kebetulan Kalimantan Selatan yang merupakan topografinya adalah lahan basah, apalagi kebanyakan mereka adalah petani,” tutur alumnus Chiba University.
BACA : FH ULM Riset Status Hukum Kepemilikan Lahan Basah HSU
Hadi bilang, sesuai Tridharma Perguruan Tinggi, kampusnya berkewajiban dalam meneliti persoalan lingkungan di masyarakat.
“Di ULM sendiri, ada program yaitu dosen wajib meneliti. Lewat kegiatan seminar ini, makalah-makalah yang dipresentasikan itu akan dibukukan,” ucap pria kelahiran 1968 itu.
Buku itu, diungkapkan Hadi, selain diterbitkan dalam bentuk cetak juga bakal di online-kan. Lewat website yang tersedia, semua orang dapat mengakses secara berbayar ke depan.
“Karena nantinya kita sudah berubah menjadi Badan Layanan Umum (BLU), mengelola keuangan secara mandiri maka hasil penelitian berupa artikel (jurnal) para dosen itu mendapatkan keuntungan,” katanya.
BACA JUGA : Khawatir Bahaya Besar, Peneliti ULM Dirikan Pusat Studi Lahan Gambut
Hadi membeberkan, sekitar 8-15 halaman setiap penulis akan menjabarkan hasil risetnya. Bahkan, ditaksir setebal 200-300 halaman per buku. Lewat website book, ia mengupayakan agar hasil riset tersebut dapat dibaca banyak orang.
“Sejak 2016, jurnal-jurnal ULM sudah berjalan. Terbaru ini, selain cetak kita upayakan dalam bentuk website buku,” ujarnya.
BACA JUGA : Tangkap Potensi Kalsel, ULM Didorong Unggul di Bidang Lahan Basah
Walau berbayar, Hadi menyampaikan terkait buku hasil karya penelitian itu dapat diakses secara murah, tentunya setengah dari harga buku.
“Misalkan di penerbit komersial seharga Rp 200 ribu, maka di tempat kita bisa Rp 100 ribu. Kita pasarkan lewat marketplace,” tandasnya.(jejakrekam)