Koreksi Biaya Jembatan Sei Alalak, Walikota Ibnu Sina : Yang Benar Rp 318 Miliar

0

DIGARAP hampir empat tahun dan menelan dana total Rp 278 miliar lebih. Dana itu bersumber dari ‘utang’ bernama Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tahun anggaran 2018-2021.

RINCIANNYA dana untuk mengganti jembatan lawas yang awalnya model bally dikucurkan bertahap tiap tahun atau lazim disebut multiyear (tahun jamak.

Megaproyek ini pun digarap konsorsium PT Wijaya Karya (Wika) dengan PT Pandji Bangun Persada, diteken kontraknya pada 23 November 2018 dengan durasi 1.021 hari kalender.

Berbiaya jumbo dan megah. Tiap tahun pun dikucurkan dana untuk megaroyek ini. Diawali pada 2018 digelontorkan dana Rp 38 miliar. Berlanjut pada 2019 disetor Rp 137.576.434.000 dan tahun 2020 Rp 51.009.554.000. Terakhir pada 2021, disuntik lagi dana segede Rp 51.814.533.000. Total jenderal dikalkulasi mencapai Rp 278.400.521.000 atau Rp 278 miliar lebih.

Ternyata Walikota Banjarmasin Ibnu Sina punya hitungan sendiri soal biaya jembatan bentang utama 850 meter dengan model cable-stayed dan struktur jembatan lengkung dan pertama di Indonesia itu.

BACA : Jembatan Sei Alalak Dibuka, DPRD Banjarmasin Minta PJU Kayutangi Segera Dibenahi

“Sebenarnya, biaya Jembatan Sei Alalak itu bukan Rp 278 miliar lebih, karena komponen dana pembebasan lahan untuk proyek sebesar Rp 40 miliar. Jadi, kalau dihitung Rp 318 miliar, ini yang saya koreksi,” kata Walikota Ibnu Sina kepada awak media, usai mengikuti peresmian Jembatan Sei Alalak oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (21/10/2021).

Ia pun bersyukur karena begitu dinyatakan selesai pada pertengahan September 2021, Jembatan Sei Alalak itu tak kunjung dibuka untuk lalu lintas publik. Hingga polemik rombongan moge dan kata kunci ‘Ading Basit’, memancing reaksi publik di Banua.

“Atas nama warga Banjarmasin, saya ucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi yang telah meresmikan Jembatan Sei Alalak. Karena sebelumnya masalah jembatan ini memang viral di media sosial,” beber Ibnu Sina.

BACA JUGA : Tahan Gempa dan Bertahan 100 Tahun, Jembatan Sei Alalak Diresmikan Jokowi

Mantan anggota DPRD Kalsel ini bangga karena fungsi Jembatan Sei Alalak adalah penghubung dua daerah; Banjarmasin-Barito Kuala namun juga dua provinsi; Kalimantan Selatan-Kalimantan Tengah

“Pak Presiden tadi tanya ke Ibu Bupati Batola (Hj Noormiliyani), ada apa dengan sebelah (Handil Bakti, Batola). Dijawab Bu Bupati, adalah sumber pangan (pertanian) bagi kita,” kata Ibnu, menirukan pernyataan Presiden Jokowi.

Nah, beber dia, dengan adanya media penghubung jembatan bernilai ratusan miliar itu, Ibnu hakkul yakin Banjarmasin sebagai kota perdagangan akan ditopang Batola dengan keunggulannya sebagai lumbung padi nasional.

“Jembatan Sei Alalak ini bisa menggerakkan roda perekonomian Kalsel. Makanya, kita harus jaga dan merawatnya, karena menjadi kebanggaan bersama,” tuturnya.

BACA JUGA : Jembatan Sei Alalak Resmi Ditutup, Kemacetan pun Landa Kayutangi dan Handil Bakti

Demi menjaga keindahan kawasan Jembatan Sei Alalak yang mulai tumbuh kafe-kafe, Ibnu pun memastikan zona yang menjadi yuridiksi Banjarmasin segera dibidik menjadi kawasan wisata.

“Kami berencana akan membebaskan lahan yang berada di sebelah Jembatan Sei Alalak atau bagian bawah. Semoga nanti bisa menjadi destinasi wisata baru bagi Kalsel,” kata mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini.(jejakrekam)

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2021/10/22/koreksi-biaya-jembatan-sei-alalak-walikota-ibnu-sina-yang-benar-rp-318-miliar/
Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.