Bikin Penasaran, Warga Kalteng pun Berbondong-bondong Datang ke Jembatan Sei Alalak

0

SEBUTAN ‘Jembatan Basit’ yang viral di media sosial (medsos), benar-benar bikin warga penasaran untuk mendatangi Jembatan Sei Alalak. Mereka berkeinginan bisa menginjakkan kaki di atas jembatan bernilai ratusan miliar itu.

DALAM sepekan ini, warga dari berbagai daerah berdatangan ke jembatan penghubung Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi Banjarmasin dengan Jalan Trans Kalimantan, Handil Bakti, Barito Kuala (Batola).

Tak hanya pagi, siang dan sore, hingga malam hari bahkan sampai dini hari, ada saja yang datang ke Jembatan Sei Alalak. Untuk sekadar swafoto (selfie) maupun menikmati jalur pejalan kaki, menikmati permainan cahaya lampu warna-warni di tiang utama Jembatan Sei Alalak.

Tamu yang datang bukan saja dari Kalimantan Selatan, ternyata banyak pula warga Kalimantan Tengah berbondong-bondong ingin menyaksikan langsung jembatan model melengkung itu.

Adawiyah, misalkan. Warga Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah ini bersama rombongan sengaja datang ke Banjarmasin untuk bisa selfie bersama agar bisa diposting di medsos.

BACA : Jembatan ‘Basit’ Sei Alalak Kini Jadi Destinasi Wisata Perbatasan Kota

Mereka pun rela melompat pagar, karena jalur pejalan kaki sengaja ditutup pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalsel. Sebab, sebelumnya, jalur pejalan kaki ini digunakan para pengayuh sepeda untuk mondar-mandir, sehingga dianggap mengganggu hak pengunjung jembatan.

“Begitu mendengar ada namanya Jembatan Basit di Banjarmasin, kami jadi penasaran. Kebetulan lagi ada resepsi perkawinan keluarga di Pekapuran Raya, kami langsung singgah untuk bisa berfoto bersama,” ucap Adawiyah kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/10/2021).

Ia mengaku tahu ihwal ‘Jembatan Basit’ itu karena viralnya video ibu-ibu yang bisa melintas di jembatan, padahal belum diresmikan untuk dibuka. Sejak sore hingga menjelang malam, Adawiyah bersama teman-temannya rela menunggu untuk sekadar menikmati cahaya lampu warna-warni.

“Pada malam hari jauh lebih bagus pemandangan dibandingkan sore hari. Sayangnya, jalur pejalan kaki ini masih ditutup, terpaksa untuk masuk ke jalur ini lompat pagar atau menyelinap di sela pagar,” kata Adawiyah.

BACA JUGA : Mengenang Jasa Pejuang Kalimantan, Nama Aberani Sulaiman Layak di Jembatan Sei Alalak

Papan pengumuman larangan bagi truk dan angkutan roda enam melintas di Jembatan Sei Alalak dari arah Handil Bakti. (Foto Asyikin)

Dari pantauan jejakrekam.com, ternyata pada waktu sepi khususnya tengah malam, larangan bagi truk untuk melintas di atas Jembatan Sei Alalak, malah dilanggar. Beberapa truk kontainer dan angkutan besar nekat menerobos, karena tak ada penjagaan dari personel Dishub Banjarmasin, Batola atau dari pihak kepolisian. Padahal, jelas di oprit Jembatan Sei Alalak dipasang pengumuman pelarangan bagi angkutan bertonase melintas, karena hanya diizinkan untuk kendaraan pribadi dan angkutan orang.

BACA JUGA : Euforia Publik di Jembatan Sei Alalak, Jalan Adhyaksa-Cemara Raya Tetap Satu Arah

Sayangnya, jejakrekam.com, berusaha untuk mengkonfirmasi masalah, ponsel Humas BPJN Kalsel M Effendi belum aktif. Begitu aktif, dikirim pesan belum dibalas hingga berita ini ditayangkan.

Sementara itu, membludaknya pengunjung Jembatan Sei Alalak menjadi berkah tersendiri bagi H Syukri. Pemilik warung nasi kuning Kembar ini mengaku jika sebelumnya dibuka sejak pagi hingga malam, kini 24 jam.

“Omzet penjualan nasi kuning memang melonjak naik usai Jembatan Sei Alalak dibuka. Ya, di atas 50 persen dibanding sebelum jembatan ini dibuka untuk publik,” ucap H Syukri.

Demi memenuhi para pelanggan, H Syukri pun menambah deretan meja dan kursi untuk bisa menampung mereka. Satu saja yang dikesalkan H Syukri adalah ternyata ada beberapa  pengunjung itu datang hanya untuk sekadar minum teh atau kopi.

“Duduknya lama berjam-jam seperti di kafe saja. Tapi, hanya sekadar minum, bukan makan seperti orang kebanyakan,” katanya kesal.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.