Euforia Publik di Jembatan Sei Alalak, Jalan Adhyaksa-Cemara Raya Tetap Satu Arah

0

REKAYASA lalu lintas tak berubah seperti semula, dampak dibukanya Jembatan Sei Alalak terhitung sejak Minggu (26/9/2021), walau dengan akses terbatas untuk kendaraan roda empat dan dua pribadi.

UNTUK diketahui, rekayasa arus lalu lintas diberlakukan terhitung sejak  25 Februari 2019 lalu di kawasan Kayutangi bermuara di Jalan Brigjen H Hasan Basry, Banjarmasin akibat penggarapan megaproyek Jembatan Sei Alalak yang hampir menelan durasi waktu empat tahun itu.

Dari pantauan jejakrekam.com di lapangan, usai Jembatan Sei Alalak difungsikan, kondisi ruas Jalan Tembus Perumnas-Jalan Cemara Raya lebih lapang, bahkan tak terlihat lagi kemacetan parah yang saban hari terlihat. Utamanya saat memasuki kawasan Jembatan Sei Alalak II yang menghubungkan Jalan Cemara Ujung ke Handil Bakti.

“Memang, sekarang pengaruhnya justru ada di Jalan Tembus Perumnas dan Jalan Cemara Raya lebih lega. Tak ada lagi macet parah. Bahkan, para pedagang yang biasanya banyak berjualan mengeluhkan sepinya pembeli. Karena, semua sudah menuju ke Jembatan Sei Alalak yang baru,” ucap Ahmad, warga Kayutangi Ujung kepada jejakrekam.com, Selasa (28/9/2021).

BACA : Selama Dua Tahun, Ini Rekayasa Lalu Lintas Berlaku di Kayutangi dan Handil Bakti

Ahmad pun mengaku sekarang justru yang menikmati berkah dengan dibukanya Jembatan Sei Alalak adalah warga Handil Bakti. Terutama yang berada di kawasan Kebun Jeruk dan sekitarnya. Jika dulunya sepi, kini kembali ramai.

“Makanya, banyak yang sekarang memperbaiki toko atau kiosnya. Mungkin, sudah empat tahun merasakan dampak pembangunan Jembatan Sei Alalak. Sekarang justru giliran yang bermukim di kawasan Terminal Handil Bakti dan Jalan Cemara Ujung,” kata Ahmad, terkekeh.

Apakah Jembatan Sei Alalak telah dibuka segaris lurus rekayasa lalu lintas awal dikembalikan lagi? Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Banjarmasin, Slamet Bedjo memastikan walau Jembatan Sei Alalak telah difungsikan, namun hanya mengubah beberapa manajemen lalu lintas.

“Berdasar dokumen analisis dampak lalu lintas (andalalin) posisi Jembatan Sei Alalak sebenarnya hanya jaringan, tidak hanya Jalan Brigjen H Hasan Basry. Nah, dari dokumen andalalin itu, sebenarnya tidak ada perubahan lalu lintas yang terjadi di kawasan Kayutangi,” kata Slamet Bedjo.

BACA JUGA : Empat Tahun Bertahan Hidup, Kisah Bengkel Syahruji Terdampak Proyek Jembatan Sei Alalak

Ia menegaskan dari dokumen andalalin itu, status jalan satu arah tetap diberlakukan di Jalan Adhyaksa dan Jalan Cemara Raya. Selebihnya, kata Bedjo, seperti Jalan Cemara Ujung diberlakukan dua arah seperti awalnya sebelum adanya proyek penggantian Jembatan Sei Alalak.

Bedjo mengakui euforia masyarakat untuk melihat dan melintas Jembatan Sei Alalak sangat tinggi. Tak mengherankan, jika ada pengguna jalan atau pengendara yang rela bolak-balik ke jembatan itu.

“Ada yang dua hingga tiga kali putar balik di Jembatan Sei Alalak. Yang pasti, itu tak bisa dijadikan ukuran, nanti mungkin setelah sebulan akan kembali ke kondisi normal,” ucap Bedjo.

BACA JUGA : Jembatan ‘Basit’ Sei Alalak Kini Jadi Destinasi Wisata Perbatasan Kota

Nah, menurut dia, saat ini pihaknya bersama Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) Kota Banjarmasin tengah mengevaluasi dampak dari dibukanya Jembatan Sei Alalak dalam sebulan ke depan. Bedjo menyebut jika kondisinya baik, bukan harga mati untuk mengubah arus lalu lintas seperti tercantum dalam dokumen andalalin.

“Nah, untuk ruas Jalan Cemara Raya dan Adhyaksa tetap dipertahankan satu arah. Selanjutnya, untuk lampu lalu lintas (traffic light) yang ada di simpang empat Jalan Cemara Raya-Jalan Sultan Adam akan kita setting lagi. Tetapi, ada tiga fase, sedangkan ke arah Perumnas kembali dua arah. Sementara, untuk dari arah Tulip (Glow) juga tetap satu arah,” tandas Bedjo.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.