Enam Titik Wilayah Banjir Bandang Terparah, Cerita Perjuangan Relawan di Pegunungan Meratus

0

CERITA relawan perempuan asal Kapuas, Wella Ranggani mengisahkan tentang duka pasca banjir bandang di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Ada enam titik yang terdampak paling parah di kawasan pegunungan Meratus, yaitu Desa Hantakan, Desa Bulayak, Desa Batu Tunggal, Desa Alat (RT 1-5), Desa Wake (Desa Baru) dan Desa Arangani.

“KABUPATEN Hulu Sungai Tengah adalah salah satu wilayah yang terdampak besar saat terjadinya banjir bandang pada 14 Januari 2021 lalu. Ada enam titik desa yang paling parah, yaitu banyak rumah dan bangunan warga yang rusak bahkan ikut hanyut terbawa arus deras banjir bandang saat malam itu,” ucap Wella Ranggani kepada jejakrekam.com, Senin (15/3/2021) malam.

Menurut cerita warga, Wella menuturkan kejadian banjir bandang itu bermula ketika hujan deras yang terus menerus tidak berhenti dalam kurun waktu tiga hari tiga malam.

“Puncaknya pada malam itu, tiba-tiba air sungai mendadak naik. Padahal kondisi saat itu kebanyakan warga tengah terlelap tidur, sebab sudah hampir larut malam yaitu sekitar pukul 11 malam dini hari,” ujarnya.

Saat ada warga yang menyadari air naik ke perkampungan, Wella menuturkan, semua yang tertidur langsung dibangunkan secara tiba-tiba. Dengan kejadian itu, Wella melanjutkan, warga pun bergotong-gotong mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dalam kondisi hujan deras, menjelang subuh hari.

“Tanpa disangka-sangka banjir bandang pun melanda pemukiman warga, menyapu habis rumah-rumah, bangunan, pepohonan, jembatan dan sebagainya, yang berlangsung sekitar 3-4 jam lamanya,” ucap mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir, UIN Antasari.

BACA : Banjir Bandang Terjang Kawasan Wisata Meratus HST, Banyak Lanting Hanyut Dibawa Arus Sungai

Setelah pagi hari, kata Wella, warga mulai turun dari tempat pengungsian untuk melihat kondisi rumah mereka yang sebagian rusak tanpa tersisa sekalipun.

“Sungguh, betapa kagetnya mereka ketika melihat kondisi tempat tinggal dan sekeliling mereka, barang-barang, perabotan rumah, pohon-pohon serta lumpur berserakan di mana-mana. Bahkan ada yang kehilangan rumah beserta harta benda, yang sedikitpun tak bersisa.”

Sejak 15 Januari 2021, Wella menjadi bagian relawan dari tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan. Ia bersama rekan lainnya langsung mendirikan posko unit kabupaten Hulu Sungai Tengah. Beberapa program langsung dijalankan, katanya, seperti membantu membuat akses jalan dari desa ke desa lainnya.

“Demikian karena terhalangnya, banyak pohon-pohon tumbang, aspal dan jalanan yang runtuh, serta giat pembuatan air bersih dibantu oleh warga setempat,” cerita Wella.

BACA JUGA : Menang di Mahkamah Agung, Walhi Ingatkan Perjuangan #SaveMeratus Masih Panjang

Adapun program lainnya, yaitu pendistribusian, assesment, kemitraan, dapur umum serta Trauma Healing (khusus anak-anak). Wilayah yang dibantu oleh tim relawan,  Wella menyebutkan adalah Desa Datar Ajab, Desa Arangani, Desa Alat, Desa Hantakan, desa Bulayak, Desa Niwa’ang, Desa Patikalain, Desa Papagaran, Desa Haruyan, Desa Wake, Desa Batu Tunggal dan Jalan Hevia, Barabai Darat.

“Desa Datar Ajab, termasuk bagian kawasan yang cukup terjal dan tinggi di atas perbukitan yang merupakan bagian dari Pegunungan Meratus,” ujar Wella.

Ia menyampaikan, demi memudahkannya akses jalan dari program-program tersebut maka tim relawan dibagi atas beberapa kelompok sesuai program yang disusun. “Aktivitas tim relawan biasanya dimulai dengan breefing di pagi hari sekitar pukul 08.30 hingga 09.00 Wita di Posko ACT Unit Kabupaten HST di pusat Kota Barabai, dan setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan masing-masing tim di lapangan.”

Lanjut Wella, terkait barang-barang yang didistribusikan ialah berupa sembako, Higen Kid (sabun, handuk, sikat gigi dan pasta gigi, detergen), serta makanan bayi, pakaian layak pakai, selimut, kelambu, tandon air dan keperluan-keperluan lainnya.

BACA JUGA : Suara Masa Silam dari Puncak Meratus

Untuk dapur umum, ia bersama tim mendirikan posko dapur umum di 4 titik, yaitu satu Dapur Umum Pusat yang terletak di desa Hantakan, dan kemudian tiga Dapur Umum Mandiri di desa Bulayak, desa Alat RT 05 dan Desa Alat Seberang, RT 04.

“Maksud Dapur Umum Pusat (DUP) adalah dapur umum yang dijadikan tempat untuk menyuplai makanan masak yang siap didistribusikan ke desa lainnya. Sedangkan Dapur Umum Mandiri, maksudnya adalah dapur umum yang hanya diperuntukkan warga setempat,” bebernya.

Sementara kegiatan atau rutinitas di DUP ketika menjalankan tugasnya sehari-hari, Wella bercerita, saat pagi hari tim DUP akan pergi ke pasar untuk belanja bahan-bahan makanan yang akan dimasak pada hari itu dan kemudian, para relawan kembali ke posko untuk ikut breefing seluruh relawan lalu berangkat menuju dapur umum secara bersama-sama dari posko yang terletak di Kota Barabai.

“Tim relawan DUP memencar di 4 titik dapur umum untuk membantu warga setempat memasak hingga selesai. Biasanya makanan siap di santap warga pada waktu makan siang yakni jam 12.30 sampai 14.00 Wita.”

Setelah warga setempat selesai makan dan berbenah, ia menambahkan, tim relawan DU pun kembali berkumpul di Dapur Umum Pusat untuk melanjutkan pendistribusian nasi bungkus beserta nasi kotak ke desa lainnya seperti Desa Arangani, Desa Wake (Desa Baru), Desa Batu Tunggal, Desa Papagaran, Desa Patikalain, Komplek Hevia (Barabai Kota) dan sebagainya.

BACA JUGA : FTK Berdedikasi UIN Antasari, Dari Save Meratus Hingga Doa Tolak Bala

Wella bersama rekan relawan lainnya, berjuang melintasi perbukitan dan akses jalan yang rusak di wilayah terpencil dari Pegunungan Meratus. Selama sebulan, ia bersama warga lainnya mendirikan posko dan membangun penginapan yang sederhana terbuat dari terpal dan bambu-bambu.

“Satu bulan lebih berada di sini melihat langsung kondisi warga pasca bencana, berinteraksi setiap hari membuat saya memperoleh banyak pelajaran berharga tentang kehidupan hingga cerita-cerita humanis yang begitu mengharukan,” pungkas Wella.(jejakrekam)

Pencarian populer:wella ranggani
Penulis Rahim
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.