Gas Melon Langka dan Mahal, Operasi Pasar di Banjarmasin Tersendat

0

DI tengah langka dan mahalnya harga gas LPG 3 kilogram di Banjarmasin membuat Pemerintah Kota belum bisa berbuat banyak.

OPERASI pasar dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin yang sebelumnya diharapkan menjawab keluhan warga pun, nyatanya tidak sesuai harapan.

Sebab, dari 8 titik yang diusulkan Disperdagin kepada Pertama untuk menggelar operasi pasar gas LPG 3 kilogram, sampai sekarang hanya terlaksana satu kelurahan saja. Yakni di Sungai Jingah.

Kabid Peningkatan Sarana dan Distrbusi Pasar (PSDP) Disperdagin Kota Banjarmasin, Ichrom Muftezar menjelaskan sudah dua kali melayangkan surat permohonan operasi pasar terhadap pihak Pertamina.

Surat yang pertama, pihaknya mengusulkan 8 titik kelurahan untuk menggelar operasi pasar. Namun, Pertamina mengamini hal tersebut dengan memberikan pasokan gas 3 kilogram sebanyak 9 titik operasi pasar.

“Surat yang kedua kita meminta delapan titik, namun sampai sekarang baru satu titik saja. Di Kelurahan Sungai Jingah,” jelasnya kepada jejakrekam.com, Kamis (18/2/2021).

BACA JUGA: Tembus Rp 50 Ribu, Harga Eceran Gas Melon Di Banjarmasin Makin Tak Wajar

Tezar menyatakan bahwa pihaknya memang kembali melayangkan surat kepada Pertamina untuk kembali menggelar operasi pasar.

Sebab, dia pun mengakui keberadaan gas melon di Banjarmasin cukup langka dijumpai.

“Harapan kami mudah-mudahan Pertamina bisa menindaklanjuti surat permohonan ini. Dan semoga Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel bisa membantu komunikasi,” harapnya.

BACA JUGA: Cegah Kelangkaan LPG Bersubsidi, Pertamina Bersama Pemkot Siap Ambil Tindakan Tegas

Langkanya gas LPG 3 kilogram pada sejumlah daerah di Kalsel, termasuk Banjarmasin diakui pihak Pertamina. Hal ini karena distribusi yang terhambat, lantaran sebelumnya sebagian daerah dilanda banjir.

Bahkan, pasca banjir sejumlah jalan rusak, akibatnya sulit dan terjadi keterlambatan dalam pendistribusian gas melon tersebut.

Namun, pihak Pertamina telah melakukan langkah dalam melakukan pendistribusian pasokan gas ke daerah-daerah yang cukup jauh dari pangkalan warga, dengan menggunakan kapal LCT ke daerah yang belum terjangkau melalui jalur darat.

“Kami ada kendala belum bisa dilewati, kami harus melewati jalur alternative dari Banjarmasin ke tabalong 10 jam kita maksimal mencoba,” kata Sales Area Manager Kalselteng Pertamina, Drestanto Nandi Wardana.

Pertamina sendiri berjanji akan tetap melakukan berbagai cara agar pendistribusian gas melon dan bbm bisa kembali normal, sehingga tidak terjadi kelangkaan di masyarakat yang berimbas pada harga jual. (jejakrekam)

Penulis Riki
Editor Donny

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.