Asah Kesusastraan, Selama Dua Hari, Dua Sastrawan Latih 40 Guru di Tanah Laut

0

DINAS Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Tanah Laut mengadakan pelatihan apresiasi sastra bersama para guru se-Tanah Laut.

KEGIATAN ini diperuntukkan bagi tenaga budaya dan pelaku seni yang terbesar di 11 Kecamatan, yang pesertanya terdiri dari 40 guru.

Menghadirkan dua pelatih di antaranya sastrawan Ali Syamsudin Arsi dan seniman Ananda Perdana Anwar. Mereka selama dua hari melatih para guru yang kemudian dipentaskan di Aula Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), Pelaihari.

“Jujur, saya merasa bergetar dari apa yang ditampilkan dalam pementasan dramatisasi puisi oleh para guru tadi. Sungguh itu sebuah karya seni yang luar biasa. Kita tidak bisa merubah dunia, tapi saya melihat ada perubahan itu kepada guru-guru yang mengikuti kegiatan pelatihan apresiasi sastra pada hari ini,” ucap Sugeng kepada jejakrekam.com, Rabu (11/11/2020) sore.

BACA : Vista Sastra Kalimantan Selatan, Sebuah Dialektika dari Sudut Pandang Ben

Kepala Bidang Kebudayaan Disdik Kabupaten Tanah Laut ini mengatakan peran guru sangat penting dalam menularkan ilmu pengetahuannya kepada siswa di sekolahnya. Dalam pelatihan ini, sambung Sugeng, para guru dapat melatih siswanya kembali dengan teknik yang telah dipelajari selama tiga hari tersebut.

“Peserta guru yang menghadiri di sini, satu guru satu sekolah. Saya perhatikan betul, bagaimana proses mereka (guru) dalam berlatih hingga dapat mementaskan dipanggung SKB ini, artinya ilmu yang diterima dapat dibagikan lagi ke siswanya dan sekolah-sekolah di Tanah Laut. Itulah harapan kami,” tuturnya.

Sementara itu, sastrawan Ali Syamsudin Arsi menilai para guru memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan bakatnya dan perlu perhatian serius dari pemerintah agar terus didorong perannya di sekolah.

BACA JUGA : Rekam Profil Sastrawan Lokal Periode 1930-2020, Micky Hidayat Rilis Buku Leksikon Penyair Kalsel

“Potensi mereka (guru) cukup bagus jika dikembangkan, serta dilatih terus menerus agar potensi bakatnya dapat dibagikan ke siswa-siswa. Kalau mau memilih, melatih siswa atau guru. Ya tentu guru, ilmu yang didapatkan mereka lebih terawat dan dapat membagikan ke siswanya lagi,” ucap pendiri Kindai Seni Kreatif itu.

Selama dua hari, Ali Arsi melatih para guru dengan metode tulisan berpindah tangan. Kata dia, para guru mengikuti kelas puisi, cerpen dan drama yang dibagi dalam beberapa kelompok.

“Ada kelompok puisi, cerpen dan drama, dibagi dari kategori yang diikutinya dan saat pementasan, dibagi lagi kelompok dari kecamatamnya. Yang kita bangun adalah suasana kegembiraan saat belajar dan para guru sangat menikmatinya, proses belajar itu. Dan pembelajaran itu perlu konsisten,” papar Ali Arsy.

BACA JUGA : Ketika Sastrawan dan Budayawan Banjar Galau akan Langkanya Hayati Banua

Senada dengan seniman Ananda Perdana Anwar, para guru sangat menyenangi proses pelatihan yang dimentorinya selama dua hari tersebut. Kata Ananda, guru sangat baik jika diperhatikan serius oleh pemerintah dan pengembangan potensinya dapat menumbuhkan dunia kesusastraan di sekolahnya masing-masing.

“Harapan saya, guru-guru yang telah mengikuti pelatihan apresiasi sastra hari ini. Tidak terhenti di sini, tetap mengembangkan serta membagikannya lagi kepada para siswa di sekolah. Dengan itu, mereka dapat menghidupkan dunia kesusastraan di Kalimantan Selatan,” tandas Ananda.

Para kelompok guru yang mementaskan karya seninya dipanggung SKB, dan masing-masing mereka menggunakan atribut kepahlawanan sembari merayakan peringatan Hari Pahlawan Nasional.(jejakrekam)

Penulis Rahim
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.