Kasus Corona Kompleks, IDI Sebut Ada 60 Dokter di Kalsel Terpapar Covid-19

0

KETUA Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan dr Mohammad Rudiansyah, M.Kes Sp.PD mengakui dari laporan sementara, sedikitnya ada 60 dokter yang bertugas di rumah sakit, puskesmas, klinik hingga praktik swasta di Kalsel telah terpapar virus Corona (Covid-19).

“UNTUK dokter yang bertugas di Kalsel, laporan sementara sudah ada 60 orang yang terpapar Covid-19. Sisanya, tiga orang telah meninggal dunia,” ucap dr Rudiansyah kepada jejakrekam.com, Rabu (22/7/2020).

Ia mengungkapkan hampir seluruh dokter yang bertugas di rumah sakit turut menangani pasien Covid-19, tidak hanya rujukan yang ditunjuk Kementerian Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel.

Menurut Rudiansyah, untuk dokter spesialis paru di Kalimantan Selatan memang sangat kurang. Hanya saja, doktor lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini menegaskan tak hanya masalah pernapasan pasien yang harus ditangani dokter ahli paru.

BACA : Ketua IDI Kalsel Beri Tips Agar Siswa Tetap Sehat Saat Belajar Daring

“Justru, saat ini, masalah pasien Covid-19 itu juga menyerang ginjal. Terdata sementara ada 79 pasien mengalami kondisi itu, sehingga yang masih cuci darah ada sekitar 23 pasien,” papar dokter spesialis penyakit dalam ini.

Menurut dia, tidak harus ada dokter spesialis paru seperti RSUD Hadji Boejasin Pelaihari yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan nasional Covid-19, justru tidak memiliki dokter ahli tersebut.

Dr Rudi-sapaan akrabnya menegaskan penanganan pasien Covid-19, bukan tidak siap di RS, namun sejak awal memang Kalsel sangat terbatas dengan dokter spesialis paru.

“Ini mengapa, dokter ahli penyakit dalam pun bisa menangani pasien Covid-19. Apalagi, dalam penanganan kasus Covid-19 ini memang sangat kompleks. Ya, istilahnya bermuka seribu,” papar Rudi.

BACA JUGA : Terjangkit Covid-19, IDI Kalsel Kembali Kehilangan Dokter Senior Spesialis Bedah

Dalam beberapa kasus, Rudi mengungkapkan malah ada beberapa pasien yang awalnya mengeluh sakit perut, ternyata positif Covid-19. Begitupula, infeksi virus Corona juga bisa berimplikasi pada kelainan kulit. “Ada juga kasus yang dialami pasien mengalami gagal ginjal ternyata akibat infeksi Covid-19,” urainya.

Ketua IDI Kalsel dr Mohammad Duriansyah saat berfoto bersama Menkes Terawan Agus Putranto

Mengenai masalah insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) khususnya dokter, Rudi mengaku sudah berdialog dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto saat berkunjung ke Kalsel.

“Beliau sendiri mengaku bingung, karena tidak pernah melihat wujudnya. Padahal, dari keterangan Menkes, semua dana insentif bagi nakes itu sudah disalurkan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel melalui dana alokasi khusus (DAK),” kata Rudi.

BACA JUGA : Ketua IDI Kalsel : Terjangkit Corona Bisa Sembuh Sendiri, Asal Daya Tubuh Kuat

Kemudian, dari Dinkes Provinsi Kalsel akan dibagi ke kabupaten dan kota di Kalsel. Untuk itu, Rudi meminta agar perlu data nakes yang terlibat dalam penanganan pasien Covid-19.

“Untuk besaran insentif, bukan dipatok sekian begitu. Tapi, ada rumusnya tergantung beban kerja dan risiko nakes. Ini bisa berdasar pada Keputusan Menkes Nomor HK.01.07/MENKES/392/2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian bagi Nakes yang Menangani Covid-19,” tandas Rudi.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.