Paribasa Banjar ; Rasa Ludah Hantu

0

Oleh : Noorhalis Majid

UNGKAPAN ini cukup unik. Rasa ludah hantu. Padahal pasti belum pernah merasakan ludah hantu. Bagaimana rasanya, tidak ada yang tahu. Sering diucapkan, menilai rasa makanan yang tidak karuan, tidak ada rasanya. Sayur atau gangan yang kekurangan bumbu, atau bahkan tidak ada bumbunya.

MEMANG ada jenis sesajen masakan Banjar untuk makhluk halus, makhluk gaib. Kue Cucur, lamang, bubur habang, bubur putih, kopi pahit, teh tawar, atau bahkan kue 41 macam. Semuanya tetap ada rasanya. Kue cucur dan lamang, bahkan makanan yang sanggat enak sekali, artinya makhluk halus juga menyukai asa yang nyaman.

Rasa ludah hantu artinya, suatu makanan yang seharusnya ada rasa lezatnya, karena diolah sedemikian rupa. Rasa yang sudah lajim, dikenali semua orang. Tiba-tiba, rasanya berbeda, bahkan tidak ada rasanya, hanta, ganyau. Pendek kata, tidak nyaman. Tidak sesuai dengan nama masakannya. 

BACA : Paribasa Banjar; Dimamah Hanyar Ditaguk Penuh Makna

Misalnya rasa soto Banjar, semua sudah sangat hafal. Pun rasa lontong banjar, sayur asam, gangan waluh dan sebagainya, semua sudah mengerti khas rasanya. Saat rasanya tidak sesuai, tidak ada rasa sebagai mana karakter jenisnya, direspon dengan ungkapan kaya ludah hantu.

Perempuan Banjar yang pandai memasak, sangat peka terhadap rasa dan perbedaan dari berbagai jenis bumbu yang dicampur dalam masakan. Satu sendok sayur yang dicicipi untuk mengenali rasanya, mampu dipilah dan diuraikan, terdiri dari campuran bumbu apa saja yang dikandung dalam sayur tersebut. Begitu peka, jeli, dan sulit untuk salah, karena sudah menjadi kebiasaan mengenali rasa masakan melalui ujung lidahnya.

BACA JUGA : Bahasa Banjar Zaman Dulu dan Rumah Lanting Diusulkan ke Kemendikbud

Perempuan yang peka seperti itu, biasanya langsung spontan memberikan komentar pada masakan yang dicicipinya. Nikmat, lezat, nyaman, atau  bahasa sekarang, nendang. Bila tidak nyaman, akan berkomentar sebaliknya, puncaknya dengan unggkapan rasa ludah hantu.

Ungkapan ini menggambarkan selera kuliner orang banjar sangat tinggi. Rasa makanan,  terdiri dari berbagai bumbu yang diolah, dimasak dengan berbagai cara memasak, membuat makanan sangat lezat. Peradaban suatu suku, dapat dilihat dari jenis kulinernya. Semakin kaya ragam kuliner, menggambarkan peradabannya tinggi.

BACA LAGI : Pemertahanan Bahasa Banjar Melalui Seni Pertunjukan

Karena kuliner tercipta dari proses ratusan tahun, dari hasil uji coba berbagai bahan yang ada di lingkunganya. Gangan waluh, humbut, haliling, pasti lahir dari proses sangat panjang. Begitu tingginya selera orang banjar terhadap masakan, yang tidak enah, rasanya tidak sesuai, disebut rasa ludah hantu. (jejakrekam)

Penulis adalah Kepala Perwakilan Ombudsman Kalsel

Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2019/12/12/paribahasa-banjar-rasa-ludah-hantu/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.