Menyimak Kuyang di Pagelaran Panggung Sendratasik Berkarya Ke 13 FKIP ULM

0

MAKHLUK astral yang misterius bernama kuyang, ditampilkan dalam drama tarian bergenre horor, di Gedung Balairung Sari, Taman Budaya Kalsel, Sabtu (16/12/2023) malam.

SOSOK perempuan dengan rambut panjang, dengan organ tubuh terburai, dan memiliki kemampuan terbang dan menghisap darah, meneror orang-orang yang baru melahirkan atau korban pembunuhan, menjadikan kisah dari drama tari yang diberi judul ‘Kusandang Hagan Nang Disayang’.

Drama tari pilihan tersebut, jadi pagelaran panggung Sendratasik Berkarya Ke 13 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ULM, yang dimainkan oleh 34 mahasiswa dan mahasiswi sebagai talent.

BACA: Bergenre Mistis, Mahasiswa Pendidikan Sendratasik FKIP ULM Gelar Drama Tarian ‘Kuyang’

Pagelaran panggung ini merupakan ujian mata kuliah Pagelaran Seni Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM, yang rutin digelar setiap tahunnya, sejak 2010 hingga 2023.

Sutradara Na’im Al Katiri mengaku, ‘Kusandang Hagan Nang Disayang’ merupakan karya perdana yang dia miliki. Membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk melalukan riset ke Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), penulisan naskah, open casting dan lainnya.

“Apa yang kami angkat memang riil dari narasumber yang pernah mengalami kejadian, yakni dukun beranak. Kami juga melakukan wawancara ke pemilik minyak kuyang,” ucap Mahasiswa Seni Pertunjukan angkatan Tahun 2020 itu.

BACA JUGA: Kuyang, Vlog dan Tanah Banyuku; Film Kearifan Lokal Garapan Sineas HSS Makin Menggeliat

Sementara itu, pimpinan produksi Annisa Nava Syara berharap, Sendratasik Berkarya ini terus dilanjutkan oleh para juniornya di FKIP ULM dan menghasilkan karya yang lebih baik lagi. “Semoga apa yang sudah kami persembahkan bisa menjadi motivasi bagi adik-adik kami,” ungkapnya.

Salsabila yang memerankan kuyang bernama Iyah, bangga akan peran yang disandangnya. Diakuinya, kepercayaan teman-taman memilihnya sebagai pemeran utama menjadi tantangan tersendiri, dan pertunjukan berjalan dengan baik sesuai rencana.

“Semoga cerita urban legend yang ada di Kalsel sekitar tahun 1970an ini bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat, jangan sampai demi disayang suami harus menjadi kuyang,” ucap Salsabila.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.