Data Anak Putus Sekolah 6.000 Orang Diklarifikasi Kepala Disdik Banjarmasin: Hanya 2.905 Siswa

0

DATA jumlah anak yang putus sekolah tahun 2023 di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin kok bisa beda dan tidak sinkron, ada apa?

SEBELUMNYA Kepala Bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Disdik Kota Banjarmasin, Edy Junaidi menyebut terdapat 6.000 anak yang putus sekolah, selama tahun 2023.

Namun, pernyataan ini diralat oleh Kepala Disdik Kota Banjarmasin Nuryadi. Menurut dia, ada kesalahan data yang diumumkan oleh bawahannya tersebut. Nuryadi menyebut justru  hingga tahun 2023, anak putus sekolah berjumlah 2.905 anak baik dalam jenjang sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP).

“Tidak sampai 6.000 anak. Semua ada di data pokok pendidikan (Dapodik) yang bisa diakses di laman Kemendikbud,” ucap Nuryadi kepada awak media di Banjarmasin, Senin (11/12/2023).

BACA : 6.000 Anak Di Banjarmasin Putus Sekolah Selama Tahun 2023

Menurut dia, jumlah 2.905 anak itu terbagi hanya dalam dua kategori. Yaitu, yang drop out (keluar) dan yang lulus SD maupun SMP, namun tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya

Masih berdasar data itu, Nuryadi mengatakan  jumlah terbanyak angka putus sekolah terdapat di Kecamatan Banjarmasin Selatan mencapai 1.101 anak. Terbanyak kedua di Kecamatan Banjarmasin Utara dengan angka 555 anak.

Berikutnya, di Banjarmasin Barat terdapat 541 anak. Banjarmasin Timur, ada 416 anak dan Banjarmasin Tengah, tercatat sebanyak 292 anak.

BACA LAGI: Lewat Program Indonesia Pintar, Walikota Minta Jangan Ada Lagi Anak Putus Sekolah

“Ada sejumlah faktor yang membuat anak menjadi terdata atau tetmasuk sebagai anak putus sekolah. Selain karena memang faktor ekonomi, karena anak yang bersangkutan, memilih melanjutkan pendidikan ke sekolah non formal. Seperti misalnya, pondok pesantren,” papar Nuryadi.

Dia menjelaskan hal yang menyebabkan anak tersebut tidak terdata melanjutkan ke sekolah formal sesuai jenjangnya. “Padahal, anal yang bersangkutan tetap mendapatkan pendidikan,” kata Nuryadi.

Ke depan, Nuryadi mengatakan agar pendataan bisa lebih terperinci, Disdik Kota Banjarmasin bakal melakukan pendataan ulang atau sinkronisasi data. Dengan demikian, angka anak tidak sekolah, dapat ditekan seminimal mungkin.

BACA JUGA : Rapor Pendidikan Banjarmasin Masih Kuning Merah, Akademisi ULM Kritik Rencana Guru Dikirim Ke Inggris

Terpisah, Kepala Bidang PAUD di Disdik Banjarmasin, Edy Junaidi mengaku ada kekeliruan data yang disampaikannya beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, angka 6.000 anak putus sekolah itu sebenarnya adalah data dulu (tahun 2022) yang hanya sampai Januari 2023. “Kalau sampai sekarang, tentu datanya sudah berubah. Ada penurunan,” kilah Edy Junaidi.

Terlepas dari data yang ada, Edy berkomitmen bahwa Disdik Banjarmasin tetap fokus melakukan pengentasan anak putus sekolah. Salah satunya, melalui pembangunan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Banjarmasin. “Saat ini, baru ada satu unit di Kecamatan Banjarmasin Barat. Idealnya, masing-masong kecamatan itu ada,” ujarnya.

BACA JUGA : Kepala Disdik Klaim Rapor Pendidikan Kemampuan Literasi Banjarmasin Tergolong Baik

Kemudian, menurut dia, terus melakukan sosialisasi dan pendataan anak sekolah pun dilakukan. Melibatkan operator sekolah, kelurahan dan kecamatan.

Edy mengatakan data yang nantiberhasil dikumpulkan akan ditindaklanjuti dengan kunjungan ke rumah siswa yang bersangkutan. Hal ini demi bisa mencari tahu penyebab putus sekolah, hingga memberikan solusinya.

“Kami mempunyai target setiap tahun angka putus sekolah semakin berkurang. Minimal 1.000 anak per tahunnya,” tandas Edy Junaidi.(jejakrekam)

Penulis Ferry Oktavian
Editor Ipik Gandamana

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.