Gandeng BRIN, Pemkab HST Jajaki Peluang Perdagangan Karbon Internasional

0

PELUANG perdagangan karbon dilirik Pemkab Hulu Sungai Tengah (HST) mengingat potensi tersebut terdapat di hutan hujan tropis khas Pegunungan Meratus yang masih terjaga kelestariannya.

SEKDA Kabupaten HST Muhammad Yani mengatakan potensi untuk menjual karbon khususnya pada perdagangan nasional dan internasional dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) secara global.

“Kabupaten HST sebagai daerah yang berada di kaki Pegunungan Meratus berkomitmen untuk menjaga lingkungan dan tidak akan mengeluarkan perizinan baik pertambangan maupun kebun sawit. Sebab, potensi karbon itu sangat besar di Pegunungan Meratus,” kata Sekda Kabupaten HST Muhammad Yani kepada jejakrekam.com, Selasa (28/11/2023).

Menurut dia, sejak 2000 sebenarnya Pemkab HST Sudah mengusulkan peluang perdagangan karbon kepada pemerintah pusat, karena menjadi isu strttegi dalam pembangunan lingkungan hidup daerah.

BACA : Tolak Solusi Iklim Palsu COP 26, Walhi Kalsel Bentangkan Spanduk #SaveMeratus di Sungai Barito

“Inilah mengapa kami menggelar diskusi dalam mengukur potensi atau peluang perdagangan karbon. Hal ini mengingat secara ekologi akan terjaga, dapat menunjang hasil hutan bukan kayu (HHBK), serta pengembangan ekowisata,” papar mantan Kepala Disporapar Kabupaten HST ini.

Yani mengakui ada tantangan terkait sistem  perdagangan karbon secara internasional, karena dibutuhkan kekuatan ekonomi politik serta sistem pencadangan karbon untuk industri Banua.

“Hal ini juga guna mengantisipasi kalau misalnya perdagangan karbon itu terjadi sebuah monopoli, maka ini perlu dikendalikan. Jadi perlu cadangan kuota karbon yang memang disisakan untuk masyarakat Kabupaten HST untuk bisa berdagang secara internasional,” kata mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten HST ini.

BACA JUGA : Kuasai Penghematan Energi Di Lingkungan Perkantoran, Pemprov Kalsel Terima Subroto Award 2021

Yani mengatakan dalam praktik perdagangan karbon ini sebenarnya sudah dari dulu dilakoni dengan menggandeng beberapa aktivis lingkungan, meski tidak dilakukan secara formal.

Dia mencontohkan beberapa bukti di antaranya dilakukan dalam dua dekade silam. Yakni, ada pengukuhan air adopsi air terjun Sungai Karuh menjadi air terjun Gusdur. Program adopsi Pohon Meranti Megawati Soekarnoputri, Pohon Marzuki Usman untuk kelestarian hutan lindung Meratus.

“Ada pula, kami pemuliaan bibit Meranti bersama Internasional Tropical Timber Organization (ITTO) yang sampai ini masih bisa dilacak lokasinya dengan titik koordinat,” kata Yani.

BACA JUGA : Selamatkan Meratus Jadi Isu Nasional, GEMBUK-Walhi Usung 4 Tuntutan Mengadu ke Jakarta

Berikutnya, menurut dia, untuk kebijakannya, Pemkab HST juga sedang melangsungkan kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) guna meneliti potensi ekonomi hijau (green economy). Termasuk perdagangan karbon di dalamnya.

Diskusi peluang perdagangan karbon itu digelar DLHP Kabupaten HST di Barabai, guna mendukung program perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di wilayahnya, khususnya di Pegunungan Meratus.

BACA JUGA : Selamatkan Hutan Meratus HST Bebas dari Tambang Batubara Dapat Lampu Hijau Kementerian ESDM

Didaulat sebagai narasumber dalam diskusi adalah Sekda Kabupaten HST Muhammad Yani mewakili Bupati HST Aulia Oktafiandi,  akademisi Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Ahmad Jauhari, Kepala Seksi Pemanfaatan Hutan Kesatuan KPH Hulu Sungai M Saberansyah, serta diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai instansi, organisasi yang ada di Bumi Murakata.(jejakrekam)

Penulis Asyikin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.