Politik Kearifan Orang Banjar; Tatamba Sapuhun

0

Oleh: Noorhalis Majid

ORANG-orang tua Banjar punya kearifan dalam soal menyembuhkan penyakit. Kalau kita dalam keadaan sakit, jangan dulu mencari obat luar yang jauh-jauh, mencari penawar ke laut, ke gunung atau ke tempat yang sangat jauh.

JANGAN-jangan obat penawar itu ada di sekitar kamu, bahkan di tubuh sendiri, atau di tubuh keturunan kamu yang sedarah, orang tua, anak, atau cucu. Itulah yang disebut “tatamba sapuhun”.

Kearifan Banjar mengajarkan, bahwa tubuh kita, punya kemampuan bahkan imun, untuk melawan penyakit. Kalau tahu “tatamba sapuhun”, maka segala penyakit, hanya diobati dengan potensi yang ada pada tubuh. Mungkin dalam politik juga demikian. Segala problema yang ada pada Banua, tidak perlu mengundang orang luar mengatasinya. Potensi diri sendiri, cukup untuk menjawab segala persoalan itu.

BACA : Batatamba, Menggali Ritus dan Metode Penyembuhan Penyakit di Tengah Masyarakat Bakumpai

Bahkan, karena keseharian berada pada lingkungan ini, sangat paham tentang segala seluk beluk yang ada. Tinggal kepercayaan dan dukungan, maka potensi yang ada, akan mampu menjawab berbagai masalah di Banua.

Orang luar yang disanjung dan dipuja sedemikian rupa, belum tentu mengerti. Bahkan, belum tentu memiliki komitmen yang sama kuat. Kenapa tidak melihat potensi diri sendiri, dan memaksimalkan potensi-potensi tersebut untuk dapat berdaya dan mengambil peran?

BACA JUGA : Ini Lima Metode ‘Batambaan’ Pengobatan Tradisional Masyarakat Banjar

Kekeliruan terbesar yang sering terjadi, lebih percaya pada orang lain dari pada kawan sendiri. Bahkan, sedikit saja ada kesalahan, distigma sedemikian rupa, bahwa “kawan jua penjahatnya”. Padahal, sejahatnya kawan, tetaplah kawan dan dia hidup serta besar di lingkungan yang sama, minum di air sungai yang sama.

Cobalah bangun kepercayaan orang-orang terdekat, sebesar apapun masalah yang harus dituntaskan, jangan-jangan tanpa meminta dan berharap pada orang lain, potensi yang ada di Banua, mampu menjawab dan mengatasinya. Tidak ada salahnya mengandalkan kawan sendiri, layaknya “tatamba sapuhun”. (jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Budaya dan Bahasa Banjar

Anggota Forum Ambin Demokrasi

Editor Siti Nurdianti

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.