Memaknai Sumpah Pemuda, Indonesia Merdeka Tak Terlepas Dari Peran Pemuda

0

SETIAP Tanggal 28 Oktober, Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Tahun ini sudah berusia 95 tahun, sejak Kongres Pemuda diselenggarakan 28 Oktober 1928.

TERKAIT hal ini, JrekTV melaksanakan diskusi, menghadirkan Pengamat Sosial Dr Subhan Syarif, Ketua KNPI Kalsel Imam Satria Jati, serta Mahasiswa Fakultas Hukum ULM Yandi Hidayatullah.

Subhan Syarif menjabarkan, Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia. “Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia,” ujarnya.

BACA: NGopi jrektv,  Nasrullah dan Meldy Urai 77 Tahun Merdeka, Apa Yang Kita Dapatkan?

Kemudian berbicara pemuda, Subhan Syarif mengutip ucapan Presiden Soekarno: Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan ku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan ku guncangkan dunia.

“Kutipan ini menunjukkan bahwa pemuda yang bersatu dapat menghimpun kekuatan luar biasa yang dapat mengubah dunia. Sehingga pemuda sangat luar biasa,” katanya.

Di era kerajaan dulu, pemikir-pemikir dari para pemuda, seperti Gajah Mada yang memikirkan apa yang terjadi di wilayahnya, sehingga mencetuskan Sumpah Palapa.

Begitu juga Pangeran Diponegoro, yang sewaktu muda membuat perubahan. Ada pula tokoh yang memulai awal pergerakan, seperti Dr Sotomo, Dr Wahidin Sudirasodo serta Gunawan Magkusumo.

“Nah sejak itulah kesadaran pemuda muncul seperti organisasi Muhammadiyah dan NU, sehingga saya katakan pemuda itu menjadi spirit bagi perjuangan untuk perbaikan negeri ini termasuk pada puncaknya Tahun 1945. Maka kalau tidak ada pemuda tidak akan merdeka, sebab pemudalah yang menculik Bung Karno ke Rengasdengklok memaksa untuk menyuarakan atau menyatukan kemerdekaan,” tuturnya.

“Secara filosofi,” tambah Subhan, “pemuda itu kalau dia melihat persoalan bangsa, negara, keadilan dan kemakmuran menjadi hal utama yang penting. Jadi yang dilihat pemuda itu selalu persiapan keadilan, manusia dan kesetaraan.”

Terbukti, saat Orde Lama dijatuhkan oleh Orde Baru, ini tidak terlepas dari pemuda. Kemudian Orde Baru ke Reformasi 1998, juga tidak terlepas dari peran pemuda.

BACA JUGA: Forkot Banjarmasin ‘Merebut Kembali Ibukota Provinsi Kalsel dengan Cara Bermartabat’ di jrektv

“Cuma gerakan pemuda ini juga harus kita sadari, semakin canggih persiapan di dalam bernegara dan berkehidupan, maka semakin canggih juga dalam memainkan peran pemuda tadi. Sehingga tidak jarang banyak pemuda saat ini jarang bersatu. Kenapa? Inilah perlu dipikirkan oleh orang tua sekarang,” sindir Subhan.

“Kita lihat pemuda saat ini sudah berubah peran. Mereka kelihatan berubah kiblat, sebab pemuda sekarang sudah melihat elit di atas, jadi tidak jarang kita melihat pemuda itu tidak secara langsung di manfaatkan oleh elit-elit dalam hal keberpihakannya,” bebernya.

“Jadi mereka tidak menjadi komponen utama yang diharapkan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan untuk berada di depan mereka,” keluhnya.

Sementara itu, Ketua KNPI Kalsel Imam Satria Jati mengatakan, dirinya berprasangka baik melihat keadaan pemuda hari ini. “Sebab pemuda itu menjadi andil dalam pembangunan nasional,” ujarnya.

“Saat ini pemuda sudah diberikan ruang dan aturan yang baik dari pemerintah pusat, sehingga ke daerah dibangunkan sebuah infrastruktur,” katanya.

“Infrastruktur itu ada 4 kolam. Pertama kolam penyadaran, kedua pengembangan diri yang terkait minat dan bakat. Ketiga pengabdian, dan keempat kewirausahaan,” bebernya.

“Nah, empat hal itu yang menjadi konsen pemerintah yang menjadi kolaborasi dengan pihak KNPI, sehingga sangat terasa kami rasakan,” ucapnya.

BACA LAGI: Momentum Pemuda di Hari Sumpah Pemuda dalam NGopi Akhir Pekan

Saat ini kaderisasi pemuda sifatnya banyak di daerah dan tidak masif. Artinya hanya dekat-dekat dengan pemerintahan, dengan akademik, hal ini sebenarnya harus bisa sampai tingkat kampung. “Contoh adanya Karang Taruna. Sebab Karang Taruna itu dibutuhkan untuk menyentuh hati masyarakat,” bebernya.

Tiap generasi diharap mampu memaknai dengan baik cita-cita luhur dari penggagas lahirnya semangat pemuda dalam persatuan dan kesatuan. Saat ini, makna hari sumpah pemuda di kalangan milenial diartikan tidak hanya sekedar kebiasaan dan perayaan tahunan saja, namun seharusnya bisa merefleksikan semangat perjuangan pemuda saat itu ketika memegang tombak untuk meraih kemerdekaan.

“Salah satu perjuangan pemuda saat ini yaitu dengan menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan, karena di era globalisasi seperti sekarang, rasa persatuan tersebut bisa saja mengikis nilai persaudaraan jika kita tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan benar, dan kurangnya rasa toleransi untuk menerima perbedaan. Padahal perbedaan adalah bagian dari kemajemukan bangsa Indonesia, dan menjadi alasan bersatunya Indonesia dalam Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya lagi.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.