Buru ‘Escobar Indonesia’, Bareskrim Polri dan Polda Kalsel Lacak Aset Gembong Narkoba Fredy Pratama

0

OPERASI bersandikan ‘Escobar Indonesia’ yang dilakoni Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri bersama jajaran Polda terus membongkar jaringan gembong narkoba internasional Fredy Pratama.

FREDY Pratama alias Miming merupakan warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang mengendalikan peredaran narkoba jenis sabu dan lainnya dari Thailand.

Aset-aset terkait dugaan pencucian uang hasil dari narkoba pun terus dilacak di seluruh Indonesia. Terkhusus di Kalimantan Selatan. Termasuk, aset milik Lian Silas alias Koh Silas yang merupakan papah atau orangtua Fredy Pratama oleh Bareskrim Polri bersama Polda Kalsel.

Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel, Kombes Pol Kelana Jaya memastikan pihaknya terus melakukan tracing (pelacakan) aset-aset milik Fredy Pratama dan jaringannya di Kalsel.

“Ada aset baru (disita). Perkembangannya masih menunggu hasil dari Bareskrim Polri. Kami juga akan memeriksa sejumlah orang yang merupakan jaringan dari gembong narkoba Fredy Pratama di Kalsel,” kata mantan Kapolres Banjarbaru ini kepada awak media di Banjarmasin, Selasa (10/10/2023).

BACA : Restoran Sanghai Palace Dan Aset Bandar Narkoba Internasional Fredy Pratama Di Kalsel Disita Bareskrim

Sebelumnya, Bareskrim Polri telah menetapkan Lian Silas alias Koh Silas, papah Fredy Pratama sebagai tersangka dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil transaksi narkoba yang dikendali sang anak; Fredy Pratama.

Aset Koh Silas yang telah disita di Banjarmasin, di antaranya Restoran Sanghai Palace, Beluga Cafe dan Hotel Mentaya Inn di Jalan Djok Mentaya, Kertak Baru Ilir, Banjarmasin.

Selain properti yang berada di pusat Kota Banjarmasin. Ruko Crown The Label Baby Kids di Jalan Ahmad Yani Km 4, 5 Banjarmasin Timur turut disita oleh Bareskrim Polri. Melalui penetapan Pengadilan Negeri Banjarmasin dengan nomor 799/B-SITA Pen.Pid/2023/PN Bjm. Tanah dan bangunan SHM 754 dan 755 tersebut atas nama Yunita, hingga sekarang belum diketahui hubungan Yunita dengan Fredy Pratama dan Lian Silas.

BACA JUGA: Terlibat Sindikat Narkoba Internasional Fredy Pratama, Hotel Armani Muara Teweh Disita Bareskrim Polri

Berdasarkan informasi digali jejakrekam.com, ada beberapa aset yang masih dimiliki gembong narkoba terbesar di Indonesia tersebut, di antaranya tanah dan bangunan di kawasan Citraland dan di Beruntung Jaya, Banjarmasin Selatan.

Dilansir dari Tempo, Fredy Pratama merupakan gembong narkoba internasional yang mengedarkan barang haram itu dari Thailand ke Indonesia. Berdasar catatan data perlintasan keimigrasian, pria dengan julukan Cassanova ini meninggalkan Indonesia sejak 2014. Awalnya, Fredy Pratama disebut masih mengelola aset keuangannya guna dikirim ke luar negeri menggunakan rekening keluarga dan orang dekatnya pada 2016.

BACA JUGA : Aset Koh Silas; Papah Fredy Pratama alias Miming Disita Polisi Bakal Terus Bertambah

Diketahui jika mertua Fredy Pratama merupakan warga negara Thailand. Sang mertu adalah bosk artel narkoba di kawasan Segitiga Emas (Golden Triangle).

Segitiga Emas ini terletak di kawasan Asia Tenggara meliputi Burma (Myanmar), utara Laos dan bagian utara Thailand merupakan pertemuan Sungai Ruak dan Sungai Mekong yang sejak dulu dikenal daerah peredaran obat bius atau opium diperkenalkan oleh penjajah Inggris.

BACA JUGA : Perbuatan Gembong Narkoba Internasional Fredy Pratama Alias Miming Coreng Nama Baik Warga Tionghoa Kalsel

Nah, narkoba ini didapat Fredy Pratama dari kawasan Segitiga Emas guna disebarkan ke Indonesia dan Malaysia Timur meliputi Sabah, Sarawak dan Labuan.

Sejak 2014, Fredy Pratama sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Polri sejak 2014, ketika itu kasusnya ditangani oleh Badan Nasional Narkotika (BNN). Hingga, Polri menerbitkan red notice Fredy Pratama bagi Juni 2023, usai operasi bersandikan ‘Escobar Indonesia’ berkolaborasi dengan Royal Malaysia Police, Royal Thai Police dan US-DEA hingga didapat barang bukti sebanyak 1,03 ton sabu, 284.228 butir dan 763,97 gram ineks atau ekstasi senilai Rp 1,4 triliun.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.